by : Dita
Atas saran Raida, akhirnya kami menyambangi city, turun ke kota mengunjungi Ambassador. Eh, bukan sowan ke tempat pak Duta Besar loh, tapi sebuah supermarket yang kebetulan memang bernama Ambassador. Konon, supermarket ini menjual prentilan bahan-bahan masak Filipina, Thailand dan Asia.
Selalu aja excited kalo berkunjung ke tempat-tempat seperti ini, berharap menemukan sesuatu atau sebuah keunikan. Bener aja bukan cuman sebuah kejutan dari Ambassador tapi beragam bonus hal menarik kami temui di sekitar area supermarket ini.
Ambassador terletak di Kuwait City, kira-kira 20 menit perjalanan dari areal pemukiman kami. Di sini terdapat deretan toko-toko yang menjual berbagai macam barang. Kalo mau ngebayangin, bayangin aja perpaduan antara Pasar Baru Jakarta dan Pasar Blok M-Melawai. Ada toko kain, tukang jahit, toko elektronik, warung serba ada, warung makan, tempat cetak foto, tukang cukur, toko taneman, agen tour and travel, money changer, dll. Kaum pendatang dari India tampak mendominasi, persis seperti perkampungan India. Sungguh sebuah perpaduan yang antik dengan bangunan-bangunan lama yang bisa dibilang sudah "busuk" tak terurus.
Sampai di Ambassador, kami melangkah dengan semangat memasuki pintu masuk yang berupa tirai plastik bertuliskan Coca Cola. Langsung menuju deretan sayur-mayur untuk men-cek dan ricek ada apa gerangan di sana? Surprise banget waktu Mamin tiba-tiba menemukan tahu dan tempe. Tanpa pikir-pikir, langsung embat masukin ke keranjang belanjaan, berhubung Papin pengen makan Tahu goreng. Abis itu langsung blingsatan deh, ada daun pandan langsung aja sikat, trus ngeliat pisang jadi kepikiran besok bikin pisang goreng ahhh, enak dingin-dingin gini sambil ngupi! :).
Ki-ka : Tahu, Tempe, Pandan
Si penjaga toko yang fasih menyebutkan sayur-sayuran dalam bahasa Indonesia
Rak demi rak kami lewati, sampai akhirnya kami "mendarat" pada jejeran gula merah...wooooaaa....mauuu!! Made in India sih, gatau gimana rasanya, tapi coba aja ah!
Bukan gula Jawa tapi gula India
Cukuplah survey (sekalian belanja) di Ambassador. Patut kami datangi lagi next time, kalo tiba-tiba kangen tahu dan tempe :).
Setelah membayar belanjaan, kaki kami kembali melangkah, meninggalkan Ambassador menuju area Salhiya dan menemukan kejutan-kejutan berikutnya......(bersambung yaaaa....).
Monday, December 31, 2007
Sunday, December 30, 2007
People in Kuwait : Please Don't Take Picture, Sir!
by : Dita
Taking picture in this country is a bit tricky. Dulu waktu baru awal-awal tiba di Kuwait, Papin sering ditegur petugas keamanan pada saat sedang mengabadikan gambar menggunakan kamera. Terus terang sampai kemarin-kemarin kita juga masih wondering, "kenapa sih? ngambil foto gitu aja gak boleh?" *agak nyolot*. Papin sendiri gak ngerti dan gak bisa ngasih penjelasan "kenapa."
Sampai akhirnya beberapa hari yang lalu, kami iseng-iseng "ngintipin" gudang postingannya Raida, kira-kira di bulan Mei 2007. Nemu artikel tentang Social Concepts, Customs and Traditions of Kuwaiti Society yang dikeluarkan oleh Ministry of Awqaf & Islamic Affairs Cultural Affairs Sector.
Ini sebagian kutipannya : (selebihnya klik di sini atau di sini untuk versi Indonesianya)
Introduction : The Kuwaiti Society is a coherent conservative one that is governed by inherited traditions and customs as well as the regulations and guidelines of Islam that that are deeprooted within the souls of its members. The following are the customs and traditions :
Home Privacy and Sacredness :
1. Gazing through the open doors of neighbors' houses, through their terraces or window or over roofs, walls or fences is strictly unacceptable within the Kuwaiti Society.
2. Disturbing neighbors is a taboo for Kuwaiti families by loud voices, blocking streets or car parking spaces or gathering in front of their houses.
3. It is Kuwaiti tradition not to allow strangers into houses unless in the presence of the owners and in accordance to their convenience.
Memang di situ gak dijelaskan secara eksplisit bahwa motret-motret sembarangan gak boleh, tapi dengan membaca artikel ini, sedikit banyak membuka mata kami mengenai adat istiadat dan tata cara hidup masyarakat Kuwait. Menurut kesimpulan kami, kegiatan foto-foto ini berkaitan dengan point nomor 1. Tul gak sih? Hehehe...ini mah kesimpulan kita aja.
Cuman, kalo pergi keluar rumah tanpa bawa kamera, kok rasanya gak afdol ya? Soalnya sebenernya banyak spot cantik dan unik di seputaran Kuwait. Makanya kadang-kadang kita tetep sneaky-sneaky colong-colong motret. Atau trik kami, foto-foto sambil bawa keluarga, biar bisa buat alasan nge-les kalo ditegur petugas keamanan. "Lah pak, wong kita motretin anak-anak kok!" hehehehehe.......
Link :
http://raidawardoyo.blogspot.com/2007/05/mengenal-budaya-asli-kuwaiti.html
http://azfaazfa.blogspot.com/2006/12/tkw.html
Taking picture in this country is a bit tricky. Dulu waktu baru awal-awal tiba di Kuwait, Papin sering ditegur petugas keamanan pada saat sedang mengabadikan gambar menggunakan kamera. Terus terang sampai kemarin-kemarin kita juga masih wondering, "kenapa sih? ngambil foto gitu aja gak boleh?" *agak nyolot*. Papin sendiri gak ngerti dan gak bisa ngasih penjelasan "kenapa."
Sampai akhirnya beberapa hari yang lalu, kami iseng-iseng "ngintipin" gudang postingannya Raida, kira-kira di bulan Mei 2007. Nemu artikel tentang Social Concepts, Customs and Traditions of Kuwaiti Society yang dikeluarkan oleh Ministry of Awqaf & Islamic Affairs Cultural Affairs Sector.
Ini sebagian kutipannya : (selebihnya klik di sini atau di sini untuk versi Indonesianya)
Introduction : The Kuwaiti Society is a coherent conservative one that is governed by inherited traditions and customs as well as the regulations and guidelines of Islam that that are deeprooted within the souls of its members. The following are the customs and traditions :
Home Privacy and Sacredness :
1. Gazing through the open doors of neighbors' houses, through their terraces or window or over roofs, walls or fences is strictly unacceptable within the Kuwaiti Society.
2. Disturbing neighbors is a taboo for Kuwaiti families by loud voices, blocking streets or car parking spaces or gathering in front of their houses.
3. It is Kuwaiti tradition not to allow strangers into houses unless in the presence of the owners and in accordance to their convenience.
Memang di situ gak dijelaskan secara eksplisit bahwa motret-motret sembarangan gak boleh, tapi dengan membaca artikel ini, sedikit banyak membuka mata kami mengenai adat istiadat dan tata cara hidup masyarakat Kuwait. Menurut kesimpulan kami, kegiatan foto-foto ini berkaitan dengan point nomor 1. Tul gak sih? Hehehe...ini mah kesimpulan kita aja.
Cuman, kalo pergi keluar rumah tanpa bawa kamera, kok rasanya gak afdol ya? Soalnya sebenernya banyak spot cantik dan unik di seputaran Kuwait. Makanya kadang-kadang kita tetep sneaky-sneaky colong-colong motret. Atau trik kami, foto-foto sambil bawa keluarga, biar bisa buat alasan nge-les kalo ditegur petugas keamanan. "Lah pak, wong kita motretin anak-anak kok!" hehehehehe.......
Link :
http://raidawardoyo.blogspot.com/2007/05/mengenal-budaya-asli-kuwaiti.html
http://azfaazfa.blogspot.com/2006/12/tkw.html
Friday, December 28, 2007
The End of Winter?
by : Pinot
Good news buat winter-haters. Info dari AccuWeather.com ini mungkin memberi kebahagiaan tersendiri. Menurut situs ini suhu dihari-hari mendatang beranjak naik lagi ke angka 20-an dan suhu terendah berkisar 15-an. Dengan kemungkinan hujan di hari Selasa. The end of winter is near?
Suhu 18ยบ jam 16:00, saat matahari sudah ngacir terbenam nggak kuat dingin
Good news buat winter-haters. Info dari AccuWeather.com ini mungkin memberi kebahagiaan tersendiri. Menurut situs ini suhu dihari-hari mendatang beranjak naik lagi ke angka 20-an dan suhu terendah berkisar 15-an. Dengan kemungkinan hujan di hari Selasa. The end of winter is near?
Suhu 18ยบ jam 16:00, saat matahari sudah ngacir terbenam nggak kuat dingin
Blog Obat Rindu
by : Pinot
Rame-rame nge-blog. Ki-ka : Daud, Yoswar, Aji & Bayu (yang motret : Eman)
Tibanya 2 orang teman lagi - Daud & Aji - menambah daftar blogger dari para alumnus RCTI ini. Sebelumnya Papin, Bayu dan Yoswar - yang sayangnya belum ter-update puluhan abad lamanya sejak mendarat di Kuwait.
Pada dasarnya, kami-kami ini ngga minat dengan blog. Ngga bakat nulis! Maklum, kami semua lebih gape berkomunikasi visual ketimbang verbal. Namun, keterbatasan kemampuan menulis tidak menghalangi untuk bercerita tentang petualangan baru kami. Apalagi dengan nge-blog, kami tidak perlu mengulang cerita yang sama jika kerabat-kerabat kami di kampung bertanya, "Bagaimana kabarnya Kuwait?" Monggo tengok blog-nya untuk kabar lengkapnya. Bahkan cerita yang kami share bisa lebih kaya dengan bantuan visual foto atau video. Dan yang terpenting, bagi kerabat di sana membaca cerita di blog bisa menjadi obat mujarab penghilang rindu.
Ini link blog mereka :
Aji - http://riasaji.blogspot.com
Bayu - http://workinkuwait.blogspot.com
Daud - http://sidaut.blogspot.com
Yoswar - http://perangbintang.blogspot.com (need to update, dude!)
Eman - http://belumpedenulisblog.com ... hehehehhehehe... beliau masih blog-less
Keep on blogging, guys. They need to know about the whole story.
Rame-rame nge-blog. Ki-ka : Daud, Yoswar, Aji & Bayu (yang motret : Eman)
Tibanya 2 orang teman lagi - Daud & Aji - menambah daftar blogger dari para alumnus RCTI ini. Sebelumnya Papin, Bayu dan Yoswar - yang sayangnya belum ter-update puluhan abad lamanya sejak mendarat di Kuwait.
Pada dasarnya, kami-kami ini ngga minat dengan blog. Ngga bakat nulis! Maklum, kami semua lebih gape berkomunikasi visual ketimbang verbal. Namun, keterbatasan kemampuan menulis tidak menghalangi untuk bercerita tentang petualangan baru kami. Apalagi dengan nge-blog, kami tidak perlu mengulang cerita yang sama jika kerabat-kerabat kami di kampung bertanya, "Bagaimana kabarnya Kuwait?" Monggo tengok blog-nya untuk kabar lengkapnya. Bahkan cerita yang kami share bisa lebih kaya dengan bantuan visual foto atau video. Dan yang terpenting, bagi kerabat di sana membaca cerita di blog bisa menjadi obat mujarab penghilang rindu.
Ini link blog mereka :
Aji - http://riasaji.blogspot.com
Bayu - http://workinkuwait.blogspot.com
Daud - http://sidaut.blogspot.com
Yoswar - http://perangbintang.blogspot.com (need to update, dude!)
Eman - http://belumpedenulisblog.com ... hehehehhehehe... beliau masih blog-less
Keep on blogging, guys. They need to know about the whole story.
Thursday, December 27, 2007
Shopaventure : City Center Salmiya Cool!!
by : Dita
City Center Salmiya adalah sebuah pusat perbelanjaan. Letaknya kurang lebih 2 km dari apartemen kami (KATA Papin LOH!! But I'm not sure it was 2 km. Gue uda ngrasain jalan kaki dari apartemen ke City Center dengan suhu udara 8 derajat! Believe me it was far, mana pedestriannya banyak obstacle pulak, gundukan semen, beton, pasir atau apalah karena memang jalanan lagi dalam proses pembangunan. Papin insist katanya deket, mending jalan kaki, yasudah daku terbujuk rayuannya. Gataunya??? Gak usa coba-coba deh, jalan kaki dalam udara yang freezing gitu. Konyol!). Anyway, bangunan 2 lantai ini, dipenuhi dengan deretan toko-toko. Mirip kayak di ITC lah. Ada apa aja di sini?
Ini dia oleh-oleh dari City Center Salmiya :
Supermarket
Satu lagi alternatif belanja selain LULU (perbandingannya emang dengan LULU soalnya kalo Carrefour dan Sultan ada di luar list perburuan...hehehe). Di sini gue juga menemukan lengkuas, daun jeruk, sereh, toge dan cabe merah. Beli ayam dan daging di sini juga ternyata lebih murah. Buat yang doyan baking, sayang banget baking itemsnya kurang lengkap.
Baby Shop
Kalo mau cari baju-baju bayi dan anak, di sini banyak banget.....ngamprah. Cuman model baby shopnya hanya menjual pakaian, sepatu bayi dan perlengkapan makan/minum bayi, stroller gak ada di sini.
Toko Perlengkapan Dapur
Ini sebenernya tujuan gue dateng ke tempat ini, mo survey toko alat-alat perlengkapan dapur (cooking/baking). Boleh lah dijadiin referensi. Di lantai 2 deket McDonald ada 1 toko yang menjual panci-panci dari ukuran kecil sampe yang segede-gede bagong buat dipake dagang bakso, loyang-loyang cupcake, loyang cake sampe fountain untuk chocolate fondue.
Ada satu lagi toko perlengkapan alat dapur, tapi letaknya di luar bangunan City Center. Namanya Mabrook. Sepintas dari luar gue liat ada panci-panci dan kawan-kawan.
DAISO
Nah, kalo yang doyan belanja di toko Jepang murah meriah ini di Jakarta, jangan kuatir, di sini juga ada. Harganya rata-rata 500 fils atau setara dengan Rp 15.000,-. Tapi gak semuanya 500 fils, sebagian besar aja. Di sini alat-alat baking lebih lengkap (bukan hardware semacam mixer yah). Ada cookie cutter, macam-macam ukuran loyang, sendok ukur, gelas ukur, cup untuk cupcake, dll. Bikin mata gak kedip lah pokoknya...hehehe...Letaknya di lantai 1 dan lebih gede dari DAISO Jakarta.
Toko Pakaian
Gaya displaynya ITC style, gak seperti butik-butik di pertokoan besar. Belum sempet mampir-mampir, mungkin harganya juga harga ITC.
Toko Sepatu
Kayak di ITC, selain toko pakaian, di sini juga banyak toko sepatu.
Toko Perhiasan Emas
Berhubung gak berminat sama dunia per-emas-an, jadi gue gak longok-longok ;).
Food Court
Kalo laper, di lantai 2 ada food court. Pilihan makanannya cukup banyak.
Playground
Di deket food court ada playground namanya Future Kid.
ATM
Di lantai 1 counter Kuwait Finance dan di lantai 2 di area food court juga ada - disediakan juga oleh Kuwait Finance.
Sekian laporan pandangan matanya. Biasanya Raida doyan mblusuk-mblusuk nih ;), silahkan dilengkapin.
Biar kata capek jalan jauh dan kedinginan, teteup hepi joy joy donnggg...
Lokasi :
(click to enlarge the map)
Lat 29°19'43.66"N
Long 48° 4'49.89"E
Lihat di Google Earth
City Center Salmiya adalah sebuah pusat perbelanjaan. Letaknya kurang lebih 2 km dari apartemen kami (KATA Papin LOH!! But I'm not sure it was 2 km. Gue uda ngrasain jalan kaki dari apartemen ke City Center dengan suhu udara 8 derajat! Believe me it was far, mana pedestriannya banyak obstacle pulak, gundukan semen, beton, pasir atau apalah karena memang jalanan lagi dalam proses pembangunan. Papin insist katanya deket, mending jalan kaki, yasudah daku terbujuk rayuannya. Gataunya??? Gak usa coba-coba deh, jalan kaki dalam udara yang freezing gitu. Konyol!). Anyway, bangunan 2 lantai ini, dipenuhi dengan deretan toko-toko. Mirip kayak di ITC lah. Ada apa aja di sini?
Ini dia oleh-oleh dari City Center Salmiya :
Supermarket
Satu lagi alternatif belanja selain LULU (perbandingannya emang dengan LULU soalnya kalo Carrefour dan Sultan ada di luar list perburuan...hehehe). Di sini gue juga menemukan lengkuas, daun jeruk, sereh, toge dan cabe merah. Beli ayam dan daging di sini juga ternyata lebih murah. Buat yang doyan baking, sayang banget baking itemsnya kurang lengkap.
Baby Shop
Kalo mau cari baju-baju bayi dan anak, di sini banyak banget.....ngamprah. Cuman model baby shopnya hanya menjual pakaian, sepatu bayi dan perlengkapan makan/minum bayi, stroller gak ada di sini.
Toko Perlengkapan Dapur
Ini sebenernya tujuan gue dateng ke tempat ini, mo survey toko alat-alat perlengkapan dapur (cooking/baking). Boleh lah dijadiin referensi. Di lantai 2 deket McDonald ada 1 toko yang menjual panci-panci dari ukuran kecil sampe yang segede-gede bagong buat dipake dagang bakso, loyang-loyang cupcake, loyang cake sampe fountain untuk chocolate fondue.
Ada satu lagi toko perlengkapan alat dapur, tapi letaknya di luar bangunan City Center. Namanya Mabrook. Sepintas dari luar gue liat ada panci-panci dan kawan-kawan.
DAISO
Nah, kalo yang doyan belanja di toko Jepang murah meriah ini di Jakarta, jangan kuatir, di sini juga ada. Harganya rata-rata 500 fils atau setara dengan Rp 15.000,-. Tapi gak semuanya 500 fils, sebagian besar aja. Di sini alat-alat baking lebih lengkap (bukan hardware semacam mixer yah). Ada cookie cutter, macam-macam ukuran loyang, sendok ukur, gelas ukur, cup untuk cupcake, dll. Bikin mata gak kedip lah pokoknya...hehehe...Letaknya di lantai 1 dan lebih gede dari DAISO Jakarta.
Toko Pakaian
Gaya displaynya ITC style, gak seperti butik-butik di pertokoan besar. Belum sempet mampir-mampir, mungkin harganya juga harga ITC.
Toko Sepatu
Kayak di ITC, selain toko pakaian, di sini juga banyak toko sepatu.
Toko Perhiasan Emas
Berhubung gak berminat sama dunia per-emas-an, jadi gue gak longok-longok ;).
Food Court
Kalo laper, di lantai 2 ada food court. Pilihan makanannya cukup banyak.
Playground
Di deket food court ada playground namanya Future Kid.
ATM
Di lantai 1 counter Kuwait Finance dan di lantai 2 di area food court juga ada - disediakan juga oleh Kuwait Finance.
Sekian laporan pandangan matanya. Biasanya Raida doyan mblusuk-mblusuk nih ;), silahkan dilengkapin.
Biar kata capek jalan jauh dan kedinginan, teteup hepi joy joy donnggg...
Lokasi :
(click to enlarge the map)
Lat 29°19'43.66"N
Long 48° 4'49.89"E
Lihat di Google Earth
Wednesday, December 26, 2007
Winter Nose
by : Pinot
I love winter. I do. Semata karena ingin mencoba sampai dimana tubuh tropis ini menyikapi suhu yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Hingga saat ini, suhu yang melorot terus ke angka rendah disikapi dengan enjoy saja. Namanya juga petualangan. Hanya saja, Arwen masih belum terbiasa dan cenderung marah-marah jika sudah kedinginan. Hehehehehe.. poor Arwen. Mamin so far masih bisa survive tanpa kurang satu apa pun, termasuk Leia yang pecicilan kesana kemari ngledekin kakaknya sambil tertawa-tawa.
Arwen & her hot chocolate
Satu masalah muncul saat tubuh tropis ini mengirimkan pesan ada yang tidak beres pada salah satu bagian tubuh, yaitu hidung. Hidung ini perih dan menciptakan kerikil-kerikil mimisan kering yang menyumbat pernafasan saat tidur. Ada yang bilang hidung sarat dengan pembuluh-pembuluh darah halus yang sensitif. Jika ada perubahan di luar kewajaran, seperti perubahan suhu maka rongga hidung bereaksi. Dengan perbedaan suhu ini, maka wajar terjadi perembesan darah dalam hidung dan menggumpal di dalam rongga hidung.
Anyway... me not know anything about this. Tapi untunglah (dan semoga) hanya hidung yang 'marah-marah'. Dan so far, menurut beberapa informasi, kasus ini masih tergolong wajar. Semoga.
Links :
http://looking2live.blogspot.com/2006/02/winter-nose.html
http://www.dentalplans.com/Dental-Health-Articles/Stopping-Winter-Nosebleeds.asp
I love winter. I do. Semata karena ingin mencoba sampai dimana tubuh tropis ini menyikapi suhu yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Hingga saat ini, suhu yang melorot terus ke angka rendah disikapi dengan enjoy saja. Namanya juga petualangan. Hanya saja, Arwen masih belum terbiasa dan cenderung marah-marah jika sudah kedinginan. Hehehehehe.. poor Arwen. Mamin so far masih bisa survive tanpa kurang satu apa pun, termasuk Leia yang pecicilan kesana kemari ngledekin kakaknya sambil tertawa-tawa.
Arwen & her hot chocolate
Satu masalah muncul saat tubuh tropis ini mengirimkan pesan ada yang tidak beres pada salah satu bagian tubuh, yaitu hidung. Hidung ini perih dan menciptakan kerikil-kerikil mimisan kering yang menyumbat pernafasan saat tidur. Ada yang bilang hidung sarat dengan pembuluh-pembuluh darah halus yang sensitif. Jika ada perubahan di luar kewajaran, seperti perubahan suhu maka rongga hidung bereaksi. Dengan perbedaan suhu ini, maka wajar terjadi perembesan darah dalam hidung dan menggumpal di dalam rongga hidung.
Anyway... me not know anything about this. Tapi untunglah (dan semoga) hanya hidung yang 'marah-marah'. Dan so far, menurut beberapa informasi, kasus ini masih tergolong wajar. Semoga.
Links :
http://looking2live.blogspot.com/2006/02/winter-nose.html
http://www.dentalplans.com/Dental-Health-Articles/Stopping-Winter-Nosebleeds.asp
Baby Needs : Nursing Room @ IKEA Avenues
by : Dita
Ternyata IKEA (The Avenues) concern juga dengan urusan private ibu dan anak. Mereka menyediakan nursing room yang terletak agak nyempil, deket dengan locker dan searah dengan toilet cowok dan janitor room. Walaupun kecil, cuman ada sofa one seater (jadi kalo mau menyusui emang harus ngantri, yahhh kalo udah kepepet berdiri aja :P), mereka juga menyediakan baby taffle untuk diaper changing, ada wastafel dan tempat sampah. Dan kalau mau, IKEA juga menyediakan baby food berikut microwave untuk memanaskan makanan.
Tampaknya kampanye breastfeeding di negeri ini belum kedengeran gaungnya. Tapi upaya IKEA bolehlah, patut ditiru sama mall-mall lain untuk mendukung kegiatan menyusui.
Ternyata IKEA (The Avenues) concern juga dengan urusan private ibu dan anak. Mereka menyediakan nursing room yang terletak agak nyempil, deket dengan locker dan searah dengan toilet cowok dan janitor room. Walaupun kecil, cuman ada sofa one seater (jadi kalo mau menyusui emang harus ngantri, yahhh kalo udah kepepet berdiri aja :P), mereka juga menyediakan baby taffle untuk diaper changing, ada wastafel dan tempat sampah. Dan kalau mau, IKEA juga menyediakan baby food berikut microwave untuk memanaskan makanan.
Tampaknya kampanye breastfeeding di negeri ini belum kedengeran gaungnya. Tapi upaya IKEA bolehlah, patut ditiru sama mall-mall lain untuk mendukung kegiatan menyusui.
Cookaventure : Negeri 1001 Bumbu dan Rempah
by : Dita
Satu hal yang paling bikin gue betah gak berkedip adalah ketika belanja di supermarket dan memasuki area perbumbuan dan rempah.
Sebegitu terpesonanya gue dengan deretan rempah-rempah sampai gue betah berlama-lama menilik satu-persatu rempah apa gerangan ini? Kadang gue ambil terus gue ciumin satu-satu baunya. Cardamom, Fennel, Galangal, Turmeric, Clove, Cumin, Cinnamon, Coriander, Saffron, Lentils, Curry Leaf, Garam Masala, etc. Amazing!
Resep-resep "lokal" (masakan yang ada di Kuwait-red) boleh dibilang sebagai cross-cultural cuisine, karena masakan di negara ini adalah perpaduan dari berbagai macam bangsa, yang notabene semuanya kaya akan spices and herbs, seperti : India, Thailand, Srilangka, Philipina, dan China of course, dll--sekaligus reflecting the fascinating blend of peoples and cultures found in this country. Sama juga dengan masakan Asia yang memang banyak menggunakan pernak-pernik bumbu.
Gue selalu jatuh cinta sama resep-resep yang menggunakan banyak bumbu dan rempah. Walaupun memang proses masaknya agak merepotkan. But for me, Tropical Asian Cooking, Spicy Indian Cuisine and Exotic Middle East Gourmet are the world's most exciting and creative cuisines. Culinary genius! Makanya gue obsesi banget pengen belajar dan ngulik masakan "lokal".
Buat gue yang doyan berpetualang rasa, what is particulary fascinating to me is the interaction between the ingredients and the indigenous tastes that arise.
Betapa beruntungnya gue, di negeri ini begitu mudahnya mencari rempah dan bumbu Indonesia (Asia-red). Dan betapa menyenangkannya "terdampar" di negeri 1001 rempah sehingga bisa bereksperimen rasa.
Satu hal yang paling bikin gue betah gak berkedip adalah ketika belanja di supermarket dan memasuki area perbumbuan dan rempah.
Sebegitu terpesonanya gue dengan deretan rempah-rempah sampai gue betah berlama-lama menilik satu-persatu rempah apa gerangan ini? Kadang gue ambil terus gue ciumin satu-satu baunya. Cardamom, Fennel, Galangal, Turmeric, Clove, Cumin, Cinnamon, Coriander, Saffron, Lentils, Curry Leaf, Garam Masala, etc. Amazing!
Resep-resep "lokal" (masakan yang ada di Kuwait-red) boleh dibilang sebagai cross-cultural cuisine, karena masakan di negara ini adalah perpaduan dari berbagai macam bangsa, yang notabene semuanya kaya akan spices and herbs, seperti : India, Thailand, Srilangka, Philipina, dan China of course, dll--sekaligus reflecting the fascinating blend of peoples and cultures found in this country. Sama juga dengan masakan Asia yang memang banyak menggunakan pernak-pernik bumbu.
Gue selalu jatuh cinta sama resep-resep yang menggunakan banyak bumbu dan rempah. Walaupun memang proses masaknya agak merepotkan. But for me, Tropical Asian Cooking, Spicy Indian Cuisine and Exotic Middle East Gourmet are the world's most exciting and creative cuisines. Culinary genius! Makanya gue obsesi banget pengen belajar dan ngulik masakan "lokal".
Buat gue yang doyan berpetualang rasa, what is particulary fascinating to me is the interaction between the ingredients and the indigenous tastes that arise.
Betapa beruntungnya gue, di negeri ini begitu mudahnya mencari rempah dan bumbu Indonesia (Asia-red). Dan betapa menyenangkannya "terdampar" di negeri 1001 rempah sehingga bisa bereksperimen rasa.
Tuesday, December 25, 2007
Pila di Ishbilya
by : Pinot
Lembur di villa Ishbilya
Petugas pengamat gunung atau APIL?
Jika siang hari suhu paling tinggi hanya 13ยบ - 14ยบ, maka malam hari sudah pasti di bawah angka 10ยบ. Dan karena pekerjaan kami menuntut untuk pulang larut, maka menggigillah 6 TKI (Papin, Eman, Bayu, Yoswar, Daud & Aji) ini saat bekerja. Berbalut kupluk, jaket, sweater bertumpuk-tumpuk membuat kami tampak seperti petugas pengamat gunung Tangkuban Perahu, Bandung. Atau, seperti orang-orang yang menawarkan villa untuk menginap di pinggir jalan di daerah Puncak atau Lembang, Jawa Barat. Sehingga ada istilah baru : APIL alias A'! Pila, A'! (diucapkan persis seperti orang-orang penjaga villa dengan logat Sunda).
Saking dinginnya, muncul becandaan-becandaan tidak lucu diantara kami seperti :
- Membuka jendela ruangan (terutama saat malam hari)
- Memegang leher teman dengan tangan dingin
- Menawarkan es teh manis kepada teman
Dan sudah pasti gebuk-gebukan jika ada yang mencoba memasukkan es batu ke baju teman sendiri. Jackass teaa... huekekekekekekekekek!
Di dalam villa Ishbilya (Ishbilya adalah sektor/daerah bagian dari Kuwait tempat kantor kami berada) ini, bersama kami juga ada Sami, Ahmad Najdi, Jaber dan terkadang Rami dan Heba masih ikut lembur. Hanya saja, jika melihat komposisi suku bangsa, kami berenam berasa jadi penjaga villa (APIL) dan mereka adalah tamu atau turisnya :D
A'! Pila, A'!!!!
Malam dengan suhu seperti ini, mending tidur berlindung di balik selimut tebal!
Lembur di villa Ishbilya
Petugas pengamat gunung atau APIL?
Jika siang hari suhu paling tinggi hanya 13ยบ - 14ยบ, maka malam hari sudah pasti di bawah angka 10ยบ. Dan karena pekerjaan kami menuntut untuk pulang larut, maka menggigillah 6 TKI (Papin, Eman, Bayu, Yoswar, Daud & Aji) ini saat bekerja. Berbalut kupluk, jaket, sweater bertumpuk-tumpuk membuat kami tampak seperti petugas pengamat gunung Tangkuban Perahu, Bandung. Atau, seperti orang-orang yang menawarkan villa untuk menginap di pinggir jalan di daerah Puncak atau Lembang, Jawa Barat. Sehingga ada istilah baru : APIL alias A'! Pila, A'! (diucapkan persis seperti orang-orang penjaga villa dengan logat Sunda).
Saking dinginnya, muncul becandaan-becandaan tidak lucu diantara kami seperti :
- Membuka jendela ruangan (terutama saat malam hari)
- Memegang leher teman dengan tangan dingin
- Menawarkan es teh manis kepada teman
Dan sudah pasti gebuk-gebukan jika ada yang mencoba memasukkan es batu ke baju teman sendiri. Jackass teaa... huekekekekekekekekek!
Di dalam villa Ishbilya (Ishbilya adalah sektor/daerah bagian dari Kuwait tempat kantor kami berada) ini, bersama kami juga ada Sami, Ahmad Najdi, Jaber dan terkadang Rami dan Heba masih ikut lembur. Hanya saja, jika melihat komposisi suku bangsa, kami berenam berasa jadi penjaga villa (APIL) dan mereka adalah tamu atau turisnya :D
A'! Pila, A'!!!!
Malam dengan suhu seperti ini, mending tidur berlindung di balik selimut tebal!
Friday, December 21, 2007
Rainy Kuwait City
by : Pinot
FINALLY!!! Hujan membasahi bumi Kuwait! Setelah sekian lama dirindukan, muncul hanya beberapa percik, hujan turun dari pagi (kami pun bangun kesiangan jam 12:00, maklum siapa sih yang bisa bangun pagi kalau hujan? kekekekek) hingga saat ini jam 2 siang.
Dari jendela kamar kami, jalanan 5th ring road tampak basah seperti cermin, memantulkan bayangan kendaraan yang lewat di atasnya. Orang-orang mulai mengandalkan payungnya yang (mungkin) sudah tersimpan berdebu di lemari selama berbulan-bulan.
Mbak Stinni! A little rain and nippiness would be nice? This is more than nice!! Woohoooooo!!!
Di Jakarta basah oleh hujan, di Kuwait pun demikian. Hanya saja, dinginnya Kuwait membuat kopi hangat serasa lebih nikmat
FINALLY!!! Hujan membasahi bumi Kuwait! Setelah sekian lama dirindukan, muncul hanya beberapa percik, hujan turun dari pagi (kami pun bangun kesiangan jam 12:00, maklum siapa sih yang bisa bangun pagi kalau hujan? kekekekek) hingga saat ini jam 2 siang.
Dari jendela kamar kami, jalanan 5th ring road tampak basah seperti cermin, memantulkan bayangan kendaraan yang lewat di atasnya. Orang-orang mulai mengandalkan payungnya yang (mungkin) sudah tersimpan berdebu di lemari selama berbulan-bulan.
Mbak Stinni! A little rain and nippiness would be nice? This is more than nice!! Woohoooooo!!!
Di Jakarta basah oleh hujan, di Kuwait pun demikian. Hanya saja, dinginnya Kuwait membuat kopi hangat serasa lebih nikmat
Thursday, December 20, 2007
Kampus Kebon Jeruk
by : Pinot
Baru sadar, id-card RCTI Papin habis masa berlakunya bulan ini, Desember 2007. Walau sudah resign berbulan-bulan lalu, tapi kali ini sangat terasa bahwa identitas sebagai salah seorang karyawan RCTI sudah hilang 100%.
Lepas dari segala masalah yang pernah dialami, bagaimana pun Kampus Kebon Jeruk tersebut telah menyumbang banyak pada kehidupan Papin selama hampir 13 tahun. Salah satu hasilnya, bertemu Dita (Mamin) dan mempersuntingnya *UHUIY!*
Seperti yang sering diucapkan kepada sahabat-sahabat di sana, RCTI is not the place where I work, it's the place where I live.
Sampai jumpa, RCTI. Siapa tahu bakal bertemu (lagi) suatu saat nanti.
Baru sadar, id-card RCTI Papin habis masa berlakunya bulan ini, Desember 2007. Walau sudah resign berbulan-bulan lalu, tapi kali ini sangat terasa bahwa identitas sebagai salah seorang karyawan RCTI sudah hilang 100%.
Lepas dari segala masalah yang pernah dialami, bagaimana pun Kampus Kebon Jeruk tersebut telah menyumbang banyak pada kehidupan Papin selama hampir 13 tahun. Salah satu hasilnya, bertemu Dita (Mamin) dan mempersuntingnya *UHUIY!*
Seperti yang sering diucapkan kepada sahabat-sahabat di sana, RCTI is not the place where I work, it's the place where I live.
Sampai jumpa, RCTI. Siapa tahu bakal bertemu (lagi) suatu saat nanti.
Kampus Ishbilya
by : Pinot
Walau id card sudah tidak berlaku lagi, namun kehangatan RCTI masih bisa kami rasakan. Terutama saat 2 teman seperjuangan kami (fresh ex-RCTI) tiba di Kuwait untuk bergabung dengan creative services Al Watan TV.
Daud & Aji tiba jam 7:30 pagi ini. Sore harinya dijemput Eman, mereka mengunjungi teman lama mereka (Papin, Bayu dan Yoswar) di kantor Ishbilya. Suhu dingin sore itu langsung menghangat begitu teman sekampung ini reuni. Sambutan dari teman-teman non-Indonesian juga cukup ramai. Sami - si paling rame dari Lebanon - langsung teriak-teriak sok akrab, "Welcome to the slavery, you orang tua!"
Bergabungnya Daud & Aji sedikit banyak membawa kehangatan Kebon Jeruk di Kuwait. Dalam sekejab, kami tiba-tiba seperti sedang ngerumpi di kantin kayu, sambil nyeruput kopi hitam, telor dadar mba Ati, rokok Sampoerna dan becanda ketawa gila-gilaan.
Selamat tinggal kampus Kebon Jeruk. Kami memulai lagi dari awal di kampus Ishbilya.
Walau id card sudah tidak berlaku lagi, namun kehangatan RCTI masih bisa kami rasakan. Terutama saat 2 teman seperjuangan kami (fresh ex-RCTI) tiba di Kuwait untuk bergabung dengan creative services Al Watan TV.
Daud & Aji tiba jam 7:30 pagi ini. Sore harinya dijemput Eman, mereka mengunjungi teman lama mereka (Papin, Bayu dan Yoswar) di kantor Ishbilya. Suhu dingin sore itu langsung menghangat begitu teman sekampung ini reuni. Sambutan dari teman-teman non-Indonesian juga cukup ramai. Sami - si paling rame dari Lebanon - langsung teriak-teriak sok akrab, "Welcome to the slavery, you orang tua!"
Bergabungnya Daud & Aji sedikit banyak membawa kehangatan Kebon Jeruk di Kuwait. Dalam sekejab, kami tiba-tiba seperti sedang ngerumpi di kantin kayu, sambil nyeruput kopi hitam, telor dadar mba Ati, rokok Sampoerna dan becanda ketawa gila-gilaan.
Selamat tinggal kampus Kebon Jeruk. Kami memulai lagi dari awal di kampus Ishbilya.
Chilly Kuwait City
by : Pinot
The Winter that Never Was. Itu judul blog teman blogger kami yang membahas tentang weather Kuwait yang tidak sedingin tahun-tahun sebelumnya. Tapi buat kami, terutama Mamin dan krucil yang baru datang, temperatur Kuwait sudah mulai merayap ke tingkat yang belum pernah kami rasakan sebelumnya. Jangankan saat malam hari, siang hari saat pukul 12 siang, temperatur hanya berkutat di angka belasan saja.
Apakah ini saat yang tepat beli heater? Naaahhhh.. nanti saja. Kata mbak Stinni saja sekarang belum dingin dan masih pakai sandal. Nanti tunggu kalau sudah dingin pisan, saat di rumah sudah mesti pakai kaos kaki. Mungkin Januari. Cihuiiyy!!!
The Winter that Never Was. Itu judul blog teman blogger kami yang membahas tentang weather Kuwait yang tidak sedingin tahun-tahun sebelumnya. Tapi buat kami, terutama Mamin dan krucil yang baru datang, temperatur Kuwait sudah mulai merayap ke tingkat yang belum pernah kami rasakan sebelumnya. Jangankan saat malam hari, siang hari saat pukul 12 siang, temperatur hanya berkutat di angka belasan saja.
Apakah ini saat yang tepat beli heater? Naaahhhh.. nanti saja. Kata mbak Stinni saja sekarang belum dingin dan masih pakai sandal. Nanti tunggu kalau sudah dingin pisan, saat di rumah sudah mesti pakai kaos kaki. Mungkin Januari. Cihuiiyy!!!
Ini info suhu hari ini jam 12:30 PM. Minggu ini sudah totally memasuki "teen temperature" dan malam sudah di bawah angka 10.
Tuesday, December 18, 2007
Taxi nge-Bronx
by : Pinot
Sekali lagi tentang taxi.
Seumur-umur baru kali ini kami naik taxi berwarna oranye. Dari awal kami sebenarnya sudah ogah saat taxi ini mendekat dan menawarkan jasa. Tapi Papin pikir - selain lagi susah dapat taxi - lucu juga nambah pengalaman naik taxi. Walau sempat ngotot-ngototan soal tarif akhirnya naik juga kami ke dalam Chevrolet Caprice buatan sekitar 1996 ini. Dikendarai oleh seorang Arab (ngga tahu pasti negara aslinya, ngga bisa ngobrol karena.. yha.. biasa masalah bahasa), interior tidak terawat, tidak ada logo perusahaan, tidak ada tanda pengenal. Berasa naik taxi antah-berantah di sebuah negara miskin. Si supir beberapa kali mengucapkan kata-kata kasar pada pengendara lain jika kebetulan terjadi masalah. Seru pisan.
Jangan sampai Mamin & krucil sendirian naik taxi ini, that's for sure! :D
Sekali lagi tentang taxi.
Seumur-umur baru kali ini kami naik taxi berwarna oranye. Dari awal kami sebenarnya sudah ogah saat taxi ini mendekat dan menawarkan jasa. Tapi Papin pikir - selain lagi susah dapat taxi - lucu juga nambah pengalaman naik taxi. Walau sempat ngotot-ngototan soal tarif akhirnya naik juga kami ke dalam Chevrolet Caprice buatan sekitar 1996 ini. Dikendarai oleh seorang Arab (ngga tahu pasti negara aslinya, ngga bisa ngobrol karena.. yha.. biasa masalah bahasa), interior tidak terawat, tidak ada logo perusahaan, tidak ada tanda pengenal. Berasa naik taxi antah-berantah di sebuah negara miskin. Si supir beberapa kali mengucapkan kata-kata kasar pada pengendara lain jika kebetulan terjadi masalah. Seru pisan.
Jangan sampai Mamin & krucil sendirian naik taxi ini, that's for sure! :D
Shopaventure : LULU Rocks!
by : Dita
Ngomongin belanja kebutuhan dapur, masak ataupun baking gak pernah ada abisnya *maklum emak-emak*, apalagi buat yang punya passion dalam hal masak-memasak. Di tempat baru seperti ini, for me everyday is a new day. Selalu ada tempat baru yang siap di eksplor. Terutama tempat-tempat yang ngejual prentilan dapur, bahan-bahan baking, sayur, buah, spices dan herbs.
Lulu Hypermarket adalah sasaran "penjarahan" gue berikutnya, setelah sebelumnya beberapa kali nyatronin Sultan dan Carrefour. You can get everything you want at Sultan and Carrefour, but at Lulu??? You get more, beyond your expectation! *berbinar-binar*.
Lulu yang terletak di area Dream Mall ini memang nggak senyaman Carrefour yang ada di The Avenues ataupun seeksklusif The Sultan Center. Pengunjungnya kebanyakan pendatang terutama orang-orang India. Tempatnya juga nggak terlalu bersih, tata lay out rak-rak barang nggak rapi-rapi banget, terus walopun namanya Hypermarket tapi ternyata gak gueedeee amat. Apalagi yang belanja banyak jadi berasa sempit. Tapi kalo bole memilih, gue prefer belanja di Lulu.
Kenapa? Karena di Lulu gue menemukan beberapa items sayuran yang ada di Indonesia, yang selama ini susah dicari. Kalo Kacang Panjang, Bayam, Jagung, Wortel, Kentang, Buncis, Kol, Pare, Kecipir, Brokoli, Kembang Kol, Jahe, Kunyit, Cabe Ijo, Terong dan perbawangan, cukup mudah gue temukan di mana-mana termasuk di Lulu. Surprise juga ternyata di sini nggak susah nyari sayur-mayur "Indonesia". Tapi kalo Lengkuas, Cabe Merah, Toge, Jeruk Purut dan Daun Jeruk Purut....baru gue temukan di sini!!
deretan lengkuas, buncis, daun sereh, daun bawang, selada air, jamur, toge, etc.
Gue emang terobsesi nyari Lengkuas aka Galangal. Soalnya Lengkuas termasuk sering gue pake sebagai penyedap masakan. Cabe merah?? Yaaa jelas dicarilah. Orang Indonesia gitu lohh, can't live without cabe dan sambel, not to mention Yoswar :P. Tapi sebenernya gue gak boleh ketergantungan begini. Gue udah berjanji pada diri gue (agak obsesi juga sih...:P), gue harus bisa beradaptasi dan memasak makanan lokal....ok that's another story, gue akan cerita-cerita later.
Waktu nemuin Lengkuas dan Cabe Merah, gue nyaris jejingkrakan. Finally found u, guyz! :)) Abis itu makin surprise lagi karena satu rak dengan items itu, ada toge, jeruk purut, daun jeruk purut dan daun sereh, trus deket-deket situ ada rak berisi duren-duren (hehehe...bukan duran duran)...howaaaaaa....norak deh langsung pengen teriak-teriak manggil Papin, yang lagi nungguin di deket tempat daging! Yeaaaa LULU ROCKS!!!
noh dia duran durannya :P
First impression gue about Lulu sangat memuaskan. Kalo ditanya pilih belanja di mana? Untuk saat ini gue akan menjawab, "Lulu! Tapi gak tau deh nanti-nanti."
Lha kok? Yang jelas Lulu uda ada in my first list. "Perburuan" tempat belanja berikutnya? Tunggu ceritanya ya. Masih ada beberapa referensi tempat yang pengen banget gue eksplor.
Lokasi :
(click to enlarge the map)
Lat 29°18'55.02"N
Long 47°57'32.89"E
Ngomongin belanja kebutuhan dapur, masak ataupun baking gak pernah ada abisnya *maklum emak-emak*, apalagi buat yang punya passion dalam hal masak-memasak. Di tempat baru seperti ini, for me everyday is a new day. Selalu ada tempat baru yang siap di eksplor. Terutama tempat-tempat yang ngejual prentilan dapur, bahan-bahan baking, sayur, buah, spices dan herbs.
Lulu Hypermarket adalah sasaran "penjarahan" gue berikutnya, setelah sebelumnya beberapa kali nyatronin Sultan dan Carrefour. You can get everything you want at Sultan and Carrefour, but at Lulu??? You get more, beyond your expectation! *berbinar-binar*.
Lulu yang terletak di area Dream Mall ini memang nggak senyaman Carrefour yang ada di The Avenues ataupun seeksklusif The Sultan Center. Pengunjungnya kebanyakan pendatang terutama orang-orang India. Tempatnya juga nggak terlalu bersih, tata lay out rak-rak barang nggak rapi-rapi banget, terus walopun namanya Hypermarket tapi ternyata gak gueedeee amat. Apalagi yang belanja banyak jadi berasa sempit. Tapi kalo bole memilih, gue prefer belanja di Lulu.
Kenapa? Karena di Lulu gue menemukan beberapa items sayuran yang ada di Indonesia, yang selama ini susah dicari. Kalo Kacang Panjang, Bayam, Jagung, Wortel, Kentang, Buncis, Kol, Pare, Kecipir, Brokoli, Kembang Kol, Jahe, Kunyit, Cabe Ijo, Terong dan perbawangan, cukup mudah gue temukan di mana-mana termasuk di Lulu. Surprise juga ternyata di sini nggak susah nyari sayur-mayur "Indonesia". Tapi kalo Lengkuas, Cabe Merah, Toge, Jeruk Purut dan Daun Jeruk Purut....baru gue temukan di sini!!
deretan lengkuas, buncis, daun sereh, daun bawang, selada air, jamur, toge, etc.
Gue emang terobsesi nyari Lengkuas aka Galangal. Soalnya Lengkuas termasuk sering gue pake sebagai penyedap masakan. Cabe merah?? Yaaa jelas dicarilah. Orang Indonesia gitu lohh, can't live without cabe dan sambel, not to mention Yoswar :P. Tapi sebenernya gue gak boleh ketergantungan begini. Gue udah berjanji pada diri gue (agak obsesi juga sih...:P), gue harus bisa beradaptasi dan memasak makanan lokal....ok that's another story, gue akan cerita-cerita later.
Waktu nemuin Lengkuas dan Cabe Merah, gue nyaris jejingkrakan. Finally found u, guyz! :)) Abis itu makin surprise lagi karena satu rak dengan items itu, ada toge, jeruk purut, daun jeruk purut dan daun sereh, trus deket-deket situ ada rak berisi duren-duren (hehehe...bukan duran duran)...howaaaaaa....norak deh langsung pengen teriak-teriak manggil Papin, yang lagi nungguin di deket tempat daging! Yeaaaa LULU ROCKS!!!
noh dia duran durannya :P
First impression gue about Lulu sangat memuaskan. Kalo ditanya pilih belanja di mana? Untuk saat ini gue akan menjawab, "Lulu! Tapi gak tau deh nanti-nanti."
Lha kok? Yang jelas Lulu uda ada in my first list. "Perburuan" tempat belanja berikutnya? Tunggu ceritanya ya. Masih ada beberapa referensi tempat yang pengen banget gue eksplor.
Lokasi :
(click to enlarge the map)
Lat 29°18'55.02"N
Long 47°57'32.89"E
Saturday, December 15, 2007
Cookaventure : Bangladesh String Bean
by : Dita
Satu hal yang paling gue suka adalah belanja sayuran. Seneng rasanya kalo pas belanja terus menemukan sayur-mayur yang juga ada di Indonesia. Dari beberapa kali pengalaman beli sayur sebelumnya, gue sering menemukan hal-hal yang bikin surprise.
Kejutan itu biasanya datang dari rasa, aroma dan karakteristik sayurannya. Bentuk-bentuknya sendiri tak jauh beda dengan sayuran yang ada di Indonesia.
Seperti yang gue temui pada String Bean Bangladesh ini atau yang kita kenal dengan Kacang Panjang. Secara fisik, bentuknya tak jauh beda dari Kacang Panjang Indonesia. Perbedaan terletak pada warnanya. Kacang Panjang Bangladesh berwarna pucat, hijau muda kekuningan, mirip seperti sayuran yang akan layu. Jadi jika biasanya masak menggunakan Kacang Panjang Indonesia bisa tetap terlihat hijau segar (asal gak overcook), kalo mengolah String Bean Bangladesh agak-agak susah untuk tetap terlihat hijau menggiurkan. Mau overcook atau nggak, penampakannya tetep aja keliatan seperti sayuran yang overcook :).
Update 18/12/07 :
Eh..eh...ternyata gue menemukan kacang panjang dengan warna-warna ijo segar seperti kacang panjang Indonesia. Tapi gatau nih asalnya darimana, kayaknya bukan dari Bangladesh. Gajadi deh buru-buru ngecap kacang panjang sini warnanya "jelek" :P
Satu hal yang paling gue suka adalah belanja sayuran. Seneng rasanya kalo pas belanja terus menemukan sayur-mayur yang juga ada di Indonesia. Dari beberapa kali pengalaman beli sayur sebelumnya, gue sering menemukan hal-hal yang bikin surprise.
Kejutan itu biasanya datang dari rasa, aroma dan karakteristik sayurannya. Bentuk-bentuknya sendiri tak jauh beda dengan sayuran yang ada di Indonesia.
Seperti yang gue temui pada String Bean Bangladesh ini atau yang kita kenal dengan Kacang Panjang. Secara fisik, bentuknya tak jauh beda dari Kacang Panjang Indonesia. Perbedaan terletak pada warnanya. Kacang Panjang Bangladesh berwarna pucat, hijau muda kekuningan, mirip seperti sayuran yang akan layu. Jadi jika biasanya masak menggunakan Kacang Panjang Indonesia bisa tetap terlihat hijau segar (asal gak overcook), kalo mengolah String Bean Bangladesh agak-agak susah untuk tetap terlihat hijau menggiurkan. Mau overcook atau nggak, penampakannya tetep aja keliatan seperti sayuran yang overcook :).
Update 18/12/07 :
Eh..eh...ternyata gue menemukan kacang panjang dengan warna-warna ijo segar seperti kacang panjang Indonesia. Tapi gatau nih asalnya darimana, kayaknya bukan dari Bangladesh. Gajadi deh buru-buru ngecap kacang panjang sini warnanya "jelek" :P
Friday, December 14, 2007
Pak Ibrahim
by : Pinot
Taxi masih menjadi andalan transportasi ke manapun kami pergi. Setiap naik taxi, kami selalu mendapatkan berbagai kisah baru dari supir-supir taxi dengan beragam latar belakang budaya. Hari ini, seperti biasa kami kedapatan supir yang hanya bisa bahasa Arab dan beberapa penggal bahasa Inggris. Ketika sang supir bertanya asal kami dan kami menjawab, dia pun tertawa.
"Haaa... I think you are Filipino. Jakarta! Jakarta! Indonesia! I go there! Last time!"
Keakraban pun terjalin. Yoswar yang duduk di depan sebelah pak supir (yang sedang bekerja - kok jadi lagu?) pun mulai mencoba mengobrol dengan bahasa campuran (Arab, Inggris, kode, bahasa tubuh dan semua alat bantu komunikasi). Tak lama berselang pak supir berkata :
"My wife is Indonesian!"
Dia mengambil handphone, memencet nomor dan berkata sejenak kepada lawan bicaranya, untuk kemudian menyerahkan handphone-nya ke Yoswar untuk berbicara.
"Talk to my wife."
Ternyata beliau menghubungi istrinya. Kamipun kemudian berkenalan, bertukar nama dan nomor telepon (sang istri bernama Wahida bekerja di LuLu Supermarket).
Sang supir - yang kemudian kami tahu bernama Ibrahim - bercerita banyak tentang dia dan Wahida istrinya. Sayang, kami hanya bisa mengangguk dan tersenyum tanpa berhasil menerjemahkan arti dan maksudnya. Dan kami pun masih bertanya-tanya, darimana asal negara Pak Ibrahim ini dan mengapa ia tidak bisa bahasa Indonesia sedikit pun? Padahal Pak Ibrahim beristrikan orang Indonesia :)
ps : Bu Wahida kalau baca blog ini bisa cerita-cerita? :)
Taxi masih menjadi andalan transportasi ke manapun kami pergi. Setiap naik taxi, kami selalu mendapatkan berbagai kisah baru dari supir-supir taxi dengan beragam latar belakang budaya. Hari ini, seperti biasa kami kedapatan supir yang hanya bisa bahasa Arab dan beberapa penggal bahasa Inggris. Ketika sang supir bertanya asal kami dan kami menjawab, dia pun tertawa.
"Haaa... I think you are Filipino. Jakarta! Jakarta! Indonesia! I go there! Last time!"
Keakraban pun terjalin. Yoswar yang duduk di depan sebelah pak supir (yang sedang bekerja - kok jadi lagu?) pun mulai mencoba mengobrol dengan bahasa campuran (Arab, Inggris, kode, bahasa tubuh dan semua alat bantu komunikasi). Tak lama berselang pak supir berkata :
"My wife is Indonesian!"
Dia mengambil handphone, memencet nomor dan berkata sejenak kepada lawan bicaranya, untuk kemudian menyerahkan handphone-nya ke Yoswar untuk berbicara.
"Talk to my wife."
Ternyata beliau menghubungi istrinya. Kamipun kemudian berkenalan, bertukar nama dan nomor telepon (sang istri bernama Wahida bekerja di LuLu Supermarket).
Sang supir - yang kemudian kami tahu bernama Ibrahim - bercerita banyak tentang dia dan Wahida istrinya. Sayang, kami hanya bisa mengangguk dan tersenyum tanpa berhasil menerjemahkan arti dan maksudnya. Dan kami pun masih bertanya-tanya, darimana asal negara Pak Ibrahim ini dan mengapa ia tidak bisa bahasa Indonesia sedikit pun? Padahal Pak Ibrahim beristrikan orang Indonesia :)
ps : Bu Wahida kalau baca blog ini bisa cerita-cerita? :)
Wednesday, December 12, 2007
People in Kuwait : They Love Kids!
by : Dita
Jauh hari sebelum menginjakkan kaki di negara padang pasir ini, seorang teman pernah bercerita, bahwa orang-orang Arab sangat suka anak kecil. Gue pikir, yaaa biasalah orang suka sama anak kecil.
Ternyata benar adanya. Kalo kita jalan-jalan terus ketemu orang Arab, pipi Leia dan Arwen tak habis-habisnya jadi sasaran cubit mereka :D. Sering kami temui, mereka sedang asyik dengan aktivitas masing-masing, begitu liat Arwen dan Leia, mereka langsung menghentikan kegiatan dan menghampiri 2 gadis cilik kami hanya untuk mencubit pipi-pipi mungil bocah-bocah ini.
They really love kids!
Jauh hari sebelum menginjakkan kaki di negara padang pasir ini, seorang teman pernah bercerita, bahwa orang-orang Arab sangat suka anak kecil. Gue pikir, yaaa biasalah orang suka sama anak kecil.
Ternyata benar adanya. Kalo kita jalan-jalan terus ketemu orang Arab, pipi Leia dan Arwen tak habis-habisnya jadi sasaran cubit mereka :D. Sering kami temui, mereka sedang asyik dengan aktivitas masing-masing, begitu liat Arwen dan Leia, mereka langsung menghentikan kegiatan dan menghampiri 2 gadis cilik kami hanya untuk mencubit pipi-pipi mungil bocah-bocah ini.
They really love kids!
Labels:
family,
kuwaitjourney,
People
Pinky H2
Tuesday, December 11, 2007
Cookaventure : Indian Onion?
by : Dita
Sepintas bentuknya sama dengan bawang merah Indonesia, bawang merah India agak lebih langsing daripada bawang Indonesia yang montok-montok. Bedanya terletak pada aroma dan rasa. "Bau"nya lebih menyengat dan rasanya agak getir/pahit.
I just found out waktu lagi ngalusin bumbu untuk masak Ayam Panggang. Pas dicicipin, loh kok rasanya getir, baunya tajem pulak. Agak-agak paniki soalnya udah nyampur bumbu cukup banyak. Tapi untung bisa dinetralisir dengan tomat dan kecap :).
Waaaaaa jadi makin excited explore bumbu-bumbu dapur di Kuwait.
Sepintas bentuknya sama dengan bawang merah Indonesia, bawang merah India agak lebih langsing daripada bawang Indonesia yang montok-montok. Bedanya terletak pada aroma dan rasa. "Bau"nya lebih menyengat dan rasanya agak getir/pahit.
I just found out waktu lagi ngalusin bumbu untuk masak Ayam Panggang. Pas dicicipin, loh kok rasanya getir, baunya tajem pulak. Agak-agak paniki soalnya udah nyampur bumbu cukup banyak. Tapi untung bisa dinetralisir dengan tomat dan kecap :).
Waaaaaa jadi makin excited explore bumbu-bumbu dapur di Kuwait.
Monday, December 10, 2007
Baby Needs : Nursing Room Crisis
by : Dita
Ada yang bisa kasih masukan? Apakah nursing room merupakan barang langka di Kuwait? Sebuah ruangan private yang bisa digunakan untuk aktivitas ibu dan anak, seperti diaper changing ataupun breastfeeding. Even, di Mothercare-Mothercare (hehehe...Mothercare ngamprah soalnya) Kuwait, sebuah toko perlengkapan bayi ternama di dunia, tidak mempunyai sebuah nursing room?
Beberapa waktu lalu, saat jalan-jalan di The Avenues, sempet liat sebuah ruangan berlogo bayi tapi belum cek and ricek, gimana kondisi di dalamnya.
Actually, is it common, here in Kuwait, if we are nursing in public? Terus terang Mamin agak rikuh juga nyusuin di muka umum. Kalo di Jakarta mah gak masalah dan Mamin gak kikuk. Bagitu Leia rewel "nenen nenen", langsung aja nyusuin di tempat sambil ditutupin pashmina.
Beberapa kali Mamin kesulitan mencari ruangan privat untuk "nenenin" Leia waktu ke Sultan, Marina Mall dan The Avenues. Akhirnya, suatu ketika karena Leia uda "ribut" berat, terpaksa deh Mamin nyusuin di depan publik. Cuek aja deh!! Kasihan Leia.
Any comment?
Ada yang bisa kasih masukan? Apakah nursing room merupakan barang langka di Kuwait? Sebuah ruangan private yang bisa digunakan untuk aktivitas ibu dan anak, seperti diaper changing ataupun breastfeeding. Even, di Mothercare-Mothercare (hehehe...Mothercare ngamprah soalnya) Kuwait, sebuah toko perlengkapan bayi ternama di dunia, tidak mempunyai sebuah nursing room?
Beberapa waktu lalu, saat jalan-jalan di The Avenues, sempet liat sebuah ruangan berlogo bayi tapi belum cek and ricek, gimana kondisi di dalamnya.
Actually, is it common, here in Kuwait, if we are nursing in public? Terus terang Mamin agak rikuh juga nyusuin di muka umum. Kalo di Jakarta mah gak masalah dan Mamin gak kikuk. Bagitu Leia rewel "nenen nenen", langsung aja nyusuin di tempat sambil ditutupin pashmina.
Beberapa kali Mamin kesulitan mencari ruangan privat untuk "nenenin" Leia waktu ke Sultan, Marina Mall dan The Avenues. Akhirnya, suatu ketika karena Leia uda "ribut" berat, terpaksa deh Mamin nyusuin di depan publik. Cuek aja deh!! Kasihan Leia.
Any comment?
Labels:
Baby Needs,
family,
kuwaitjourney
Sunday, December 09, 2007
Less is More
by : Yoswar
Segala hal yang menarik di Kuwait adalah hal2 yang tidak biasa kami temui di Jakarta. Dan hal-hal tersebut justru banyak ditemui pada sesuatu yang sepele alias gak penting, tapi cukup membuat kami merasa "wow!!" dgn lingkungan baru kami.
Salah satu hal sepele yang menarik perhatian adalah lahan parkir kantor dan komposisi mobil yang mengisi lahan parkir tersebut. Teringat saat kami masih bekerja di kantor sebelumnya, jika kita melongok keluar gedung kantor kami dan melihat mobil2 yang parkir disitu, umumnya terlihat beberapa "kasta" mobil, seperti seperti avanza/xenia, apv, honda jazz di kasta sudra alias buruh (no offense guys..:-)). Di kasta berikutnya terdapat Nissan Xtrail, Toyota Camry, Honda Civic/Accord di kasta brahmana alias manajer. Kasta2 diatas itu umumnya tidak terlihat di depan gedung kami bekerja. They have their own private parking space.
Saat kami bekerja disini, terlihat pemandangan yang cukup berbeda di tempat parkir. Walaupun tempat parkir di sini sangat terbatas, mengingat kantor kami merupakan "kelas jauh" dari kantor pusat yang ada di Suwaikh atau studio yg ada di Ardiya, tapi mobil2 yang mengisi tempat parkir tersebut cukup membuai mata (semacam mobil2 yg selama ini cuma bisa kami lihat di game Need For Speed atau Gran Turismo). Cukup sampai situ, bahkan utk memilikinya pun kami tidak berani bermimpi.
Mobil2 seperti Hummer, Nissan 350Z, Chrysler Crossfire, Range Rover Sport, VW Golf R32 dan Mini Cooper S adalah beberapa diantaranya. Perlu diketahui, bahwa mobil2 ini rata2 adalah mobil2 kasta "sudra"-nya sini. Dari mobil2 diatas, hanya Range Rover Sport saja yang merupakan mobil kasta brahmana (manajer). Seperti Hummer, dan Mini Cooper yg dimiliki oleh beberapa editor, dan jajaran "buruh kasar" lainnya. Sangat berbeda dgn kantor kami sebelumnya.....jauhhhh. :-)
Dari hal2 kecil, "keanehan" dan perbedaan ini yg membuat kami tersadar akan nikmat dan berkah yg kami dapat saat ini. Minimal, kami saat ini sudah berani bermimpi untuk minimal memiliki mobil2 tersebut. Alhamdulillah.....
Silakan bermimpi mau pilih yang mana? (click to enlarge)
Segala hal yang menarik di Kuwait adalah hal2 yang tidak biasa kami temui di Jakarta. Dan hal-hal tersebut justru banyak ditemui pada sesuatu yang sepele alias gak penting, tapi cukup membuat kami merasa "wow!!" dgn lingkungan baru kami.
Salah satu hal sepele yang menarik perhatian adalah lahan parkir kantor dan komposisi mobil yang mengisi lahan parkir tersebut. Teringat saat kami masih bekerja di kantor sebelumnya, jika kita melongok keluar gedung kantor kami dan melihat mobil2 yang parkir disitu, umumnya terlihat beberapa "kasta" mobil, seperti seperti avanza/xenia, apv, honda jazz di kasta sudra alias buruh (no offense guys..:-)). Di kasta berikutnya terdapat Nissan Xtrail, Toyota Camry, Honda Civic/Accord di kasta brahmana alias manajer. Kasta2 diatas itu umumnya tidak terlihat di depan gedung kami bekerja. They have their own private parking space.
Saat kami bekerja disini, terlihat pemandangan yang cukup berbeda di tempat parkir. Walaupun tempat parkir di sini sangat terbatas, mengingat kantor kami merupakan "kelas jauh" dari kantor pusat yang ada di Suwaikh atau studio yg ada di Ardiya, tapi mobil2 yang mengisi tempat parkir tersebut cukup membuai mata (semacam mobil2 yg selama ini cuma bisa kami lihat di game Need For Speed atau Gran Turismo). Cukup sampai situ, bahkan utk memilikinya pun kami tidak berani bermimpi.
Mobil2 seperti Hummer, Nissan 350Z, Chrysler Crossfire, Range Rover Sport, VW Golf R32 dan Mini Cooper S adalah beberapa diantaranya. Perlu diketahui, bahwa mobil2 ini rata2 adalah mobil2 kasta "sudra"-nya sini. Dari mobil2 diatas, hanya Range Rover Sport saja yang merupakan mobil kasta brahmana (manajer). Seperti Hummer, dan Mini Cooper yg dimiliki oleh beberapa editor, dan jajaran "buruh kasar" lainnya. Sangat berbeda dgn kantor kami sebelumnya.....jauhhhh. :-)
Dari hal2 kecil, "keanehan" dan perbedaan ini yg membuat kami tersadar akan nikmat dan berkah yg kami dapat saat ini. Minimal, kami saat ini sudah berani bermimpi untuk minimal memiliki mobil2 tersebut. Alhamdulillah.....
Silakan bermimpi mau pilih yang mana? (click to enlarge)
Windy Kuwait City
by : Pinot
Beberapa hari ini angin sejuk mulai menghiasi cuaca Kuwait. Dengan kecepatan angin sekitar 9 - 15 km/jam, udara dingin yang dibawa cukup membuat panik Arwen & Leia. Bolak balik minta topi atau kupluk buat menutup kepala. Tapi secara umum, 2 bayi pendatang ini cukup menikmati cuaca Kuwait - terutama saat jalan-jalan ke Marina kemarin.
Awan sudah mulai banyak menebar selimut langit, menghalangi sinar matahari dan memberi kesan mendung. Beberapa kali kami sempat tertipu mengira bahwa hujan akan datang - dengan kondisi yang sama, di Jakarta sudah pasti akan turun hujan - namun ternyata hanya percik-percik air saja yang turun ke bumi. Barangkali memang hujan masih malu-malu dan belum pede untuk mendarat di dataran pasir Kuwait.
Beberapa hari ini angin sejuk mulai menghiasi cuaca Kuwait. Dengan kecepatan angin sekitar 9 - 15 km/jam, udara dingin yang dibawa cukup membuat panik Arwen & Leia. Bolak balik minta topi atau kupluk buat menutup kepala. Tapi secara umum, 2 bayi pendatang ini cukup menikmati cuaca Kuwait - terutama saat jalan-jalan ke Marina kemarin.
Awan sudah mulai banyak menebar selimut langit, menghalangi sinar matahari dan memberi kesan mendung. Beberapa kali kami sempat tertipu mengira bahwa hujan akan datang - dengan kondisi yang sama, di Jakarta sudah pasti akan turun hujan - namun ternyata hanya percik-percik air saja yang turun ke bumi. Barangkali memang hujan masih malu-malu dan belum pede untuk mendarat di dataran pasir Kuwait.
This Month Trend 4
Trend | ||
---|---|---|
EXPIRED | FRESH | |
Food | Sarden | Mamin's Kitchen |
Shopping | IKEA | IKEA with family |
Entertainment | Enjoying the Weather | Enjoying the Family Reunion |
Major Expenses | Houseware | Kitchenware |
Main Mission | Driving License | Family Civil ID |
Saturday, December 08, 2007
Marina Fun
by : Dita
Jumat tlah tiba! Means : Libur tlah tiba! Biasanya ini waktu buat Papin jogging. Kalo dulu Papin ke Marina buat jogging (Marina Run) membakar lemak-lemak nakal, sekarang bertambah lagi aktivitas fat burning yang dilakukan di Marina...ngejarin Arwen dan Leia main di playground pinggir pantainya.
Rencananya sih pagi itu Papin mau lari pagi, tapi apa daya bangun kesiangan (yeaaaa...classical problem :P), padahal Mamin udah pagi-pagi bangun kriyip-kriyip siapin bekal buat anak-anak, tapi begitu liat yang lain masih pada "ngorok" dengan suksesnya, apa daya mending ikutan terlelap lagi di balik selimut....hehehe. Akhirnya menjelang siang, abis breakfast, kami baru berangkat ke Marina. Kalo Papin sendiri biasanya jalan kaki dari apartemen ke Marina, tapi berhubung bawa 2 bayi dengan gembolan stroller, akhirnya kita putusin naik taxi aja.
Dduuuhhhh...entah kenapa rada susah cari taxi pagi itu. Beberapa kali ada orang-orang yang menawarkan tumpangan. Mungkin kasian liat kami berdiri di pinggir jalan bawa bayi. Tapi menurut Papin, it's common...di sini kalo liat keluarga bawa bayi ato anak-anak sering ditawarin tumpangan. Nice...but Mamin gak bisa percaya begitu aja laa, kalo ada apa-apa, di negara orang gitu loh!
Setengah jam lebih kami menunggu taxi. Bukannya penuh, tapi jarang banget. Kalopun ada pasti udah ada penumpangnya. Tiba-tiba sebuah mobil toyota berisi pasangan Arab-Filipina berhenti di depan kami. Mereka menawarkan tumpangan dan menanyakan tujuan kami. Dengan santun kami tolak (walopun dalam hati mauuuuu juga sihhh.....capek banget berdiri dari tadi nggendong Leia). Mereka memaksa dan mengatakan tujuan mereka juga ke Marina.
"No, thank you!" tolak kami untuk beberapa kalinya.
Si bapak Arab langsung turun dan beberes kursi belakang mobil, some of his stuffs dia masukin ke bagasi. Lah loh...dia insist ternyata. Si Ibu Filipin masih merayu-rayu untuk naik ke mobil mereka. Yo wis lah, my insting said, "they seem so nice", gak ada bad intuition sama sekali.
Akhirnya kami menumpang mobil mereka. They thought we were Filipino! Hahahaha.....kecele mereka. But that's ok. Ibu Filipin cerita, si Bapak Arab -belakangan kami tau namanya Mohammed Jamal- sering memberikan tumpangan buat orang-orang Filipin yang mau berangkat kerja ke city. Kebetulan pak Jamal punya toko kacamata di city. Bolak-balik dia promoin tokonya dan mengundang kami untuk datang. Tak terasa obrolan yang berlangsung cukup hangat dari Salmiya ke Marina terhenti di tempat tujuan kami, Marina Mall.
Kami sempet muter-muter dulu di dalam mall, sebelum akhirnya keluar ke pinggir pantai. Jadi lokasi mall ini persis berhadapan dengan pantai. Bagian depan mall, dipenuhi dengan cafe-cafe yang berjajar sepanjang pantai dan menyediakan kursi-kursi duduk di luar cafe, sehingga pengunjung bebas menikmati pemandangan pantai. Tapi kalo musim panas boro-borooooo!!! Mau disamber angin panas...nyosss!!! Ini karena lagi musim dingin aja rame begini.
Melewati deretan cafe, kami menuju ke area playground. Senengnya bisa liat playground (duuhhh gemes karena di Jakarta gak ada playground). Indah banget suasananya. Bocah-bocah berlarian di lapangan rumput, sesekali terdengar tawa dan jeritan nakal anak-anak, ditingkahi semilir angin pantai yang sejuk dan debur ombak laut lepas....duuhh serasa gak pengen musim panas :P. Arwen dengan gembiranya berlarian mencoba mainan-mainan yang ada di sana. Sementara Leia dan Mamin menunggu di pinggir pantai sambil menikmati sebotol jus dan roti panggang bekal dari rumah.
Menurut Papin, kalo musim panas, pantai ini ramainya justru di malam hari, apalagi menjelang weekend. Pas kita ke sana emang lagi ramai banget, karena pas kebetulan juga lagi ada event freestyle & skateboarding. Papin sempat ngga mau bergeming pindah ke tempat lain karena saking excited-nya nonton event tersebut. Maklum, (katanya) mantan skater :P
Setelah puas bermain dan terlihat anak-anak udah mulai ngantuk, kami memutuskan untuk pulang. Hujan rintik-rintik mengiringi kepulangan kami. Sebelumnya mampir ke Sultan dulu (di seberang pantai Marina), mau beli sayur dan buah-buahan.
Sampai apartemen, semua tewas dengan suksesnya, setelah lelah hampir seharian bermain. Bangun-bangun udah jam 9 malem, laper euyy...Untung tadi sempet mampir Sultan. Mamin masak bentar dan akhirnya kami menikmati malam dengan dinner Chicken Rosemary...nyam-nyam, abis itu...bobok lagi donggg!!! Dasar kebluk!!! :D
Foto-foto bisa ditengok di sini.
Jumat tlah tiba! Means : Libur tlah tiba! Biasanya ini waktu buat Papin jogging. Kalo dulu Papin ke Marina buat jogging (Marina Run) membakar lemak-lemak nakal, sekarang bertambah lagi aktivitas fat burning yang dilakukan di Marina...ngejarin Arwen dan Leia main di playground pinggir pantainya.
Rencananya sih pagi itu Papin mau lari pagi, tapi apa daya bangun kesiangan (yeaaaa...classical problem :P), padahal Mamin udah pagi-pagi bangun kriyip-kriyip siapin bekal buat anak-anak, tapi begitu liat yang lain masih pada "ngorok" dengan suksesnya, apa daya mending ikutan terlelap lagi di balik selimut....hehehe. Akhirnya menjelang siang, abis breakfast, kami baru berangkat ke Marina. Kalo Papin sendiri biasanya jalan kaki dari apartemen ke Marina, tapi berhubung bawa 2 bayi dengan gembolan stroller, akhirnya kita putusin naik taxi aja.
Dduuuhhhh...entah kenapa rada susah cari taxi pagi itu. Beberapa kali ada orang-orang yang menawarkan tumpangan. Mungkin kasian liat kami berdiri di pinggir jalan bawa bayi. Tapi menurut Papin, it's common...di sini kalo liat keluarga bawa bayi ato anak-anak sering ditawarin tumpangan. Nice...but Mamin gak bisa percaya begitu aja laa, kalo ada apa-apa, di negara orang gitu loh!
Setengah jam lebih kami menunggu taxi. Bukannya penuh, tapi jarang banget. Kalopun ada pasti udah ada penumpangnya. Tiba-tiba sebuah mobil toyota berisi pasangan Arab-Filipina berhenti di depan kami. Mereka menawarkan tumpangan dan menanyakan tujuan kami. Dengan santun kami tolak (walopun dalam hati mauuuuu juga sihhh.....capek banget berdiri dari tadi nggendong Leia). Mereka memaksa dan mengatakan tujuan mereka juga ke Marina.
"No, thank you!" tolak kami untuk beberapa kalinya.
Si bapak Arab langsung turun dan beberes kursi belakang mobil, some of his stuffs dia masukin ke bagasi. Lah loh...dia insist ternyata. Si Ibu Filipin masih merayu-rayu untuk naik ke mobil mereka. Yo wis lah, my insting said, "they seem so nice", gak ada bad intuition sama sekali.
Akhirnya kami menumpang mobil mereka. They thought we were Filipino! Hahahaha.....kecele mereka. But that's ok. Ibu Filipin cerita, si Bapak Arab -belakangan kami tau namanya Mohammed Jamal- sering memberikan tumpangan buat orang-orang Filipin yang mau berangkat kerja ke city. Kebetulan pak Jamal punya toko kacamata di city. Bolak-balik dia promoin tokonya dan mengundang kami untuk datang. Tak terasa obrolan yang berlangsung cukup hangat dari Salmiya ke Marina terhenti di tempat tujuan kami, Marina Mall.
Kami sempet muter-muter dulu di dalam mall, sebelum akhirnya keluar ke pinggir pantai. Jadi lokasi mall ini persis berhadapan dengan pantai. Bagian depan mall, dipenuhi dengan cafe-cafe yang berjajar sepanjang pantai dan menyediakan kursi-kursi duduk di luar cafe, sehingga pengunjung bebas menikmati pemandangan pantai. Tapi kalo musim panas boro-borooooo!!! Mau disamber angin panas...nyosss!!! Ini karena lagi musim dingin aja rame begini.
Melewati deretan cafe, kami menuju ke area playground. Senengnya bisa liat playground (duuhhh gemes karena di Jakarta gak ada playground). Indah banget suasananya. Bocah-bocah berlarian di lapangan rumput, sesekali terdengar tawa dan jeritan nakal anak-anak, ditingkahi semilir angin pantai yang sejuk dan debur ombak laut lepas....duuhh serasa gak pengen musim panas :P. Arwen dengan gembiranya berlarian mencoba mainan-mainan yang ada di sana. Sementara Leia dan Mamin menunggu di pinggir pantai sambil menikmati sebotol jus dan roti panggang bekal dari rumah.
Menurut Papin, kalo musim panas, pantai ini ramainya justru di malam hari, apalagi menjelang weekend. Pas kita ke sana emang lagi ramai banget, karena pas kebetulan juga lagi ada event freestyle & skateboarding. Papin sempat ngga mau bergeming pindah ke tempat lain karena saking excited-nya nonton event tersebut. Maklum, (katanya) mantan skater :P
Setelah puas bermain dan terlihat anak-anak udah mulai ngantuk, kami memutuskan untuk pulang. Hujan rintik-rintik mengiringi kepulangan kami. Sebelumnya mampir ke Sultan dulu (di seberang pantai Marina), mau beli sayur dan buah-buahan.
Sampai apartemen, semua tewas dengan suksesnya, setelah lelah hampir seharian bermain. Bangun-bangun udah jam 9 malem, laper euyy...Untung tadi sempet mampir Sultan. Mamin masak bentar dan akhirnya kami menikmati malam dengan dinner Chicken Rosemary...nyam-nyam, abis itu...bobok lagi donggg!!! Dasar kebluk!!! :D
Foto-foto bisa ditengok di sini.
Subscribe to:
Posts (Atom)