Our previous journey: Kuwait

Thursday, August 30, 2007

Tetes-tetes Air Penyegar

Tidak terbayang betapa besar rasa syukur Papin dkk kepada Yang di Atas. Walau kami berjauhan dengan keluarga, pasti ada saja tetes air yang menyegarkan kami di padang gersang ini.

Tetes air 1 :
Perusahaan memberi kami fasilitas driver dan mobil untuk antar jemput. Jelas kami jadi jejingkrakan ngga karuan, bisa menghemat 3 jutaan sebulan untuk ongkos taksi. Walau Sarwat (driver kami) tidak bisa berbahasa inggris, dia cukup baik dan ngocol. Hitung-hitung buat kami untuk memaksakan diri belajar menggunakan bahasa Arab. Dan tentu saja mengajari Sarwat untuk berbahasa Inggris. Kasihan, bo! Di perusahaan ini ada lebih dari satu nationality, kalau dia tidak bisa bahasa Inggris bakal berantakan semua urusan.

Tetes air 2 :
Papin dkk mulai sedikit demi sedikit belajar menggunakan software profesional seperti Color, Motion, Final Cut Pro (semua dari Apple). Perusahaan sudah menginvestasikan software-software tersebut dan harus dipakai. Akhirnya, kami bisa mencicipi software-software mahal itu walau agak minder awalnya :D

Tetes air 3 :
Dapat iLife '08 dari Ahmad! Tapi jadi bingung, beli sendiri atau copy saja dari punya Ahmad ya? wekekekekek

Tetes air 3 :
Arwen dikabarkan sudah mulai mereda amarahnya. Dan Mamin sudah mulai belajar banyak untuk menguasai keadaan. Everything's gonna be right, dear.

Tetes air 4 :
Mas Indra KBRI yang tinggal satu gedung apartemen dengan kita menawarkan piring-piring. Alhamdulillah, kini kami tidak perlu makan menggunakan alas aluminium foil lagi.

Tetes air 5 :
Satu dari tahap perjuangan mendapatkan civil id dilalui : cap jari!

Tetes air 6 :
Gajian! Bisa beli sprei dan korden!

Dan banyak tetes-tetes air lainnya yang bikin panjang blog ini. Ujung-ujungnya jadi banjir syukur nih. Terima kasih, Tuhan.

Identity Crisis



Ngga cuma di Indonesia, pengusaha-pengusaha Kuwait juga sering melakukan pencurian identitas atau logo dari institusi lain. Contohnya seperti restoran Batrix ini. Tidak usah disebutkan mencuri logo dari mana, anda sudah bisa menebak. Sama-sama menjual junk food dan kadang restorannya sendiri berdamping-dampingan mesra dengan rivalnya. Sebenarnya rasa yang ditawarkan cukup enak dan mengenyangkan, cuma kok yha kayaknya ngga percaya diri gitu mesti nyolong logo.

Ngomong-ngomong krisis identitas dan ngga percaya diri, tadi ada taksi dengan logo Superman dan text besar dibawahnya "Taxi Super Man" di pintunya. Cuma kok ya, rasanya jadi malas nyegat taksi ini. Takut dibawa terbang. Maklum sifat pengemudi di sini rada sableng.


It's a bird! It's a plane! No, it's a cab!

Wednesday, August 29, 2007

Senyuman Arwen Trondol


Before & After

Seperti yang diposting Mamin di blog Arwen, Arwen kini dikabarkan sudah mulai banyak tersenyum dan intensitas tantrumnya menurun. Dan dia baru saja ganti model rambut : crew cut! Yikes! Bikin kangen aja. Pengen uyel-uyel rambutnya euy.

Belantara Administrasi Kuwait

Photobucket - Video and Image Hosting
(click to enlarge the map)

Kini Papin memasuki tahap berikutnya dalam mengurus administrasi civil id, yaitu finger print. Untuk tahap ini Papin harus pergi ke kantor Al Watan pusat dan dari sana pergi bersama seorang pegawai HR mengantar ke kantor finger print. Beberapa hari sebelumnya, Papin sempat dijanjikan untuk diantar ke kantor finger print, namun ternyata harus pergi sendiri. Oleh bos Bader, Papin diperintahkan untuk tidak pergi sendirian dan harus ditemani oleh orang kantor. "It's a jungle out there, Pinot. They're all speak arabic and there's no English sign to tell you what to do!"
Hari ini Papin ditemani oleh seorang pegawai (yang ternyata baru 2 hari di Kuwait!) bernama Sallah asal Jordania. Dengan mobilnya, kami meluncur ke Farwaniyah. Di dekat kantor finger print, kami langsung disambut calo-calo yang rata-rata berkebangsaan India. Welcome to the jungle, kata Papin ke Sallah.

 
Dirubung calo-calo asal India dan suasana ruangan calo dkk

Seorang calo dengan gigih menerangkan berbagai hal administrasi dengan bahasa campur Arab & Inggris. Tadinya mau menghindar saja, tapi Sallah justru menuruti apa kata calo. Bersama calo, Papin menjauh dari kantor finger print dan diajak ke sebuah tempat yang mengurus segala tetek-bengek urusan administrasi, dari pengetikan dengan huruf Arab, foto kopi, pas foto, meterai. Entah apa yang dilakukan si calo dan teman-temannya (entah benar entah mengada-ada) Papin diberikan form tambahan dan semua dokumen dikelompokkan lengkap dengan pas foto Papin (yang untungnya sempat bikin pas foto banyak-banyak). Wah, cukup berguna juga nih calo dan teman-temannya. Dengan bahasa Inggris terbata-bata, dia menjelaskan prosedur yang harus dilakukan. Dokumen-dokumen berbahasa Arab dibagi dua, satu untuk urusan tes kesehatan dan satu lagi untuk finger print. Setelah membayar KD 2.5, kini map dokumen Papin penuh berisi kertas-kertas berbahasa Arab yang ngga tahu makna dokumen tiap lembarnya :D


Petugas sedang menempelkan jari seorang ibu untuk dicap

Kembali bersama Sallah, kami masuk ke ruang kantor finger print. Ternyata di tempat ini juga bisa melakukan test kesehatan dan segala keperluan syarat administrasi. Kantornya sendiri cukup bersih, rapi dan AC-nya dingin. Tidak berkesan kumuh seperti yang pernah diceritakan. Hanya saja, pandangan petugas-petugasnya tidak terlalu ramah, mungkin karena wajah Papin yang Asia pisan. Berkat Sallah dan jalur sakti Al Watan, Papin bisa langsung cap jari tanpa harus mengantri dan menunggu lama.
Bayangan hutan belantara urusan administrasi di Kuwait tidak seribet yang diduga. Thanks to Sallah, semua bisa dilakukan tanpa tersesat. Dan cukup membuat pede untuk mengurus tes kesehatan dan tahap administrasi berikutnya.

Sunday, August 26, 2007

Street Fighter

Di negeri gersang ini, emosi penduduknya tampak lebih labil dan gampang tersulut amarah. Baru 2 bulan di sini, sudah beberapa kali menyaksikan pergesekan dan benturan emosi satu sama lain, baik sesama Arab maupun pendatang. Paling sering kalau sudah di jalanan, pengemudi taxi yang kami tumpangi sering mengumpat mengumbar sumpah serapah yang kami sendiri tidak mengerti artinya.

Pagi ini, bagai pemandangan yang sudah umum (bagi yang sudah terbiasa) kami menyaksikan perkelahian fisik yang terjadi di area pembangunan underpass 5th ring road highway. Cukup dari jendela apartemen kami, gebuk-gebukan bisa dinikmati dengan jelas sambil menyeruput kopi hangat. Dan sambil berharap agar kami dilindungi Yang di Atas tidak akan pernah terlibat adu emosi dengan orang lain di sini. Karena - seperti pendapat teman-teman di sini - sebenar-benar apa yang kita lakukan tidak akan pernah dianggap benar. Mending ngalah dan seterusnya tetap menjadi penonton duduk manis. Insya Allah.

 
Mohon maaf, kualitas videonya tidak terlalu bagus. Maklum diambil pakai kamera digital dan jaraknya cukup jauh dari TKP

Note : this video hosted in BLIP.TV.
Clik here to download to QuickTime movie.

Download QuickTime for free

Friday, August 24, 2007

Motion Graphic Designer Salary Range

Ngobrol-ngobrol dengan sesama profesi MGD (Motion Graphic Designer) di Timur Tengah, ternyata range salary di Indonesia (minimal bekas tempat kerja kita sebelumnya) tidak lebih buruk dibandingkan dengan Lebanon atau Mesir. Angka terendah untuk junior berkisar US$ 400 sampai dengan tertinggi US$ 1500. Berdasarkan pengalaman Papin, teman-teman MGD di stasiun TV Indonesia (terutama di Jakarta) berkisar diantaranya. CMIIW.



Para desainer dari negara-negara tersebut banyak yang hijrah ke Kuwait atau Dubai (UAE). Walau dengan konsekuensi pengeluaran relatif lebih besar, level penghasilan atau salary di kedua negara ini cukup baik bagi para desainer tersebut. Untuk ukuran salary Graphic Designer secara general, penghasilan per tahunnya di kedua negara ini ada dalam level average.

Bagi Papin dkk, apa yang kami dapat cukup memberi perbaikan taraf hidup. Paling tidak, alhamdulillah sekarang sudah bisa nabung buat keluarga. Dan tentu saja memberi semangat bagi kami untuk terus berprofesi di bidang yang masih muda ini. Hayo siapa lagi yang mau gabung jadi TKI ?

Thursday, August 23, 2007

This Month Trend

Beberapa perubahan kebiasaan kami bertiga antara 1 bulan lalu dan sekarang.


Trend
EXPIRED
FRESH
TaxiTariq - PakistaniFulail - Srilankan
FoodShawarmaBriyani
StoreCarrefourBakala
PlaceHotelApartment
Go Homewith Samiwith Taxi
Contact to IndonesiaFree SkypeSkype Out
Big ProblemNo moneyNo civil ID

Master Slave Strikes Back


Just right after saw my posting in this blog, Sami the master slave strikes back. He torturing & (finger) whipping Bayu when he find something is wrong in the project.

Mercy me, master. Mercy me...

Wednesday, August 22, 2007

Look Who's The Slave Now



Lihat tampang Sami the Lebanese saat dimaki-maki oleh Bayu & Yoswar. Sami yang biasanya terrorizing kami, kini berbalik tampak sangat stress, tertekan dan ketakutan, saat Bayu sez, "You eat my frame! It's suppose to be 25 frame per second, you dumb!" and Yoswar sez, "What the hell is that? Your creation?? Well that's a crap! A junk! Lame!!"
Phoey.. such a nice moment we had.

Kami bisa merasakan nikmatnya jadi majikan budak sesaat, walau sekedar becanda sebelum pulang.

Sunday, August 19, 2007

Human Trafficking



Setelah sebelumnya dapat sumbangan meja makan, sekarang dapat sumbangan lagi dari Mas Heru & Mbak Ida berupa kursi rotan panjang. Di hari kemerdekaan ini, kami menggotong kursi tersebut dan dijejelin ke Chrysler Mas Heru, lengkap dengan 4 kursi makan dan 6 orang (Mas Heru, Eman, Yoswar, Bayu, Papin & Gaga - putra mas Heru) di dalamnya. Tumpukan tersebut berjalan di bawah terik matahari Kuwait dengan panjang perjalanan 2 kilometer. Jendela mobil terpaksa ditutup kain atau bantal agar tidak terlihat dari luar, menghindari cegatan polisi yang bisa mengira sedang ada aktivitas human trafficking dengan mobil Mas Heru.


Friday, August 17, 2007

17 Agustus di Kuwait


MacBook putih, casing merah & latar belakang Kuwait Liberation Tower

Mardhika, Indonesia! Hari ini seumur hidup 'merayakan' kemerdekaan negeri sendiri di negara orang. Rasa nasionalisme yang sebelumnya ala kadarnya, sekarang mulai terasa lebih kental. Maklum, makin jauh makin dekat rasanya.

"And ever has it been known that love knows not its own depth until the hour of separation."
Khalil Gibran


Belum banyak yang bisa dilakukan untuk Indonesia hingga kini. Tapi, rasa nge-Ndonesia yang menebal di Kuwait membuat Papin dkk merasa perlu melakukan sesuatu. Ngga banyak-banyak, ngga neko-neko, ngga ngawang-awang. Hanya sekedar perlu memberikan citra plus kepada orang-orang di sini tentang Indonesia. Seperti yang sudah diketahui, citra Indonesia di Timur Tengah umumnya adalah TKI atau TKW. Populasinya bisa sekitar 80% dibanding profesi lain seperti pilot, dokter, suster & expatriat di berbagai bidang seperti minyak atau stasiun TV seperti yang dilakukan Papin dkk.

Citra 'pembantu' ini tampak pada saat kita melakukan hubungan komunikasi dengan banyak orang. Jika kita bepergian ke tempat keramaian (seperti mall, cafe, restaurant, supermarket) wajah Asia kita sering dikira orang Filipina atau Thailand. Bagi mereka, Indonesia mestinya itu nyumput di dapur atau bersih-bersih di rumah majikan. Dan tidak bebas berkeliaran terutama saat malam. Kalau pun jalan ke tempat keramaian, pastinya berperan sebagai baby sitter dorong stroller anak majikan.

Memang bukan sebuah peran yang besar, tapi bercerita dan memberikan citra plus kepada banyak orang tentang Indonesia adalah sesuatu yang patut dilakukan. Sesuatu yang memang seharusnya dilakukan saat di negara orang.

Thursday, August 16, 2007

Sabar ya, Peri-peri Kecil Kami


Arwen, Salma & Nida

Saat Papin berencana pergi ke Kuwait beberapa bulan lalu, ada satu hal yang tidak Papin Mamin duga & antisipasi sebelumnya. Jika rasa kehilangan dan kangen muncul, paling tidak hanya Mamin, orang tua & kerabat kami yang mengalaminya. Namun kini ternyata Arwen pun juga merasakan hal yang sama. Dan dampaknya sangat luar biasa.

Kami pun sempat dibuat bingung dan pusing pada perilaku Arwen seperti yang diceritakan di blog nya. Awal-awal kepergian Papin, perilaku Arwen tidak terlalu berubah, paling sekedar minta ditambahin kumis biar mirip bapaknya. Lewat 1 bulan, perilaku Arwen makin unpredictable.

Yoswar dan Bayu pun mengalami hal yang sama pada putri tertua mereka, Salma dan Nida. Gejolak psikologis menghantui perilaku keseharian mereka. Gejalanya pun sama. Kami bertiga pun saling bertukar informasi tentang kondisi masing-masing putri tertua kami. Intensitas komunikasi dengan istri masing-masing juga makin tinggi. Maklum, kami (merasa) harus terus mendapatkan update perkembangan dari hari ke hari. Dan tentu saja untuk memberi dorongan dukungan moral spiritual kepada istri tercinta kami yang bertugas ganda sebagai pengganti ayah putri kami, sekaligus sebagai kepala rumah tangga bagi keluarga mungil kami.

Sabar ya putri-putri kami. Kita akan segera berkumpul kembali dan bercengkerama seperti sediakala. Amin.

Read also Santi's blog.

Wednesday, August 15, 2007

Malam Pertama di Apartemen



3 hobbit ini akhirnya bermalam di 'desa Shire' nya yang baru. Masing-masing sibuk menata kamarnya dengan barang-barang yang sudah dibeli sebelumnya seperti kasur, sprei, sarung bantal, venetian blinds dan lain-lain. Papin sendiri belum punya tirai, terpaksa beli sprei di Sultan Supertmarket untuk dijadikan tirai darurat. Males saja tidur diintipin dari jalan raya dan jembatan penyeberangan. Sprei yang dibeli juga spesial, bergambar film animasi karya Disney & Pixar "Cars". Arwen suka banget dengan film ini, that's why Papin beli sprei ini buat nanti saat Arwen sudah bergabung di Kuwait. Hitung-hitung sudah mempersiapkan tempat tidur buat para Neverland.



Tanpa cemilan makanan, tanpa TV atau pelengkap seperti layaknya rumah, dengan hanya berbekal hiburan internet dari MacBook Papin, kami pun melewati malam pertama bersama dengan perasaan yang campur aduk. Walau begitu, saat kami memejamkan mata dan merebahkan badan di kasur baru kami, ada semacam kelegaan bahwa akhirnya kami bisa tinggal dan beristirahat di sebuah rumah. Dan segera menggelar mimpi bertemu keluarga dengan tenang.

Nonton Bioskop



Hari ini kita nguber mau nonton Harry Potter. Setelah melihat jadwal di website Cinescape, kita ngebut dari kantor ke Al Fanar untuk mengejar yang jam 19:30. Sayangnya, Harry Potter sudah tidak diputar di bioskop tersebut dan berhubung sudah kadung tiba di lokasi kita memilih menonton film lainnya, Bourne Ultimatum. Hitung-hitung jajal nonton bioskop di Kuwait.

Harga tiketnya KD 2,5 (Rp 75.000-an) dengan konfigurasi urutan tempat duduk dari A sampai L dan deret A adalah yang terdekat dengan layar - kebalikannya di Indonesia. Yang menarik, konfigurasi dibagi 2 area antara bachelor/single dan keluarga. Area bachelor/single berada di deret A sampai E, posisi paling dekat dengan layar! Kebayang kalau judul film-nya yang lagi ramai ditonton, sudah pasti para bujangan ini berebut untuk posisi di tengah di area A - E tersebut. Menderita sekali kalau menonton film di deret terdepan tapi nomor posisi duduk di paling pinggir. Bikin sakit leher dan mata pegel.

Kita dapat posisi di deret E dengan nomor 3, 4, 5, 6. Seperti di Indonesia, layar dibuka diawali dengan trailer promosi film dengan subtitle bahasa Arab dan Perancis (subtitle Perancis hanya muncul di trailer, tapi tidak muncul saat film diputar). Setelah itu iklan-iklan lokal bermunculan dan ..... *uhuiy* iklan 'corporate image' perusahaan tempat kami bekerja, Al Watan TV. Karena menggunakan format film 35 mm, iklan tersebut terlihat memukau saat ditonton di layar lebar. Rich colors, crisp images. Kami sempat terlihat 'kampungan' di antara penonton lain karena menunjuk-nunjuk ke layar kegirangan. Tumben-tumbennya kami merasa bangga bahwa perusahaan tempat kami bekerja nongol di bioskop. Kampungan!

Setelah itu Bourne Ultimatum diputar. Dengan style pengambilan gambar 'handheld camera' ala dokumenter, film ini cukup melelahkan jika ditonton di deret tempat kami duduk. Mata kami terlalu dekat dengan layar bergambar adegan bergoyang-goyang tidak stabil, membuat kami agak mual. Tampaknya, film dengan style 'handheld camera' hanya bisa ditonton buat yang sudah berkeluarga saja di Kuwait.

Keluar dari gedung bioskop, secara psikologis kami langsung menuju area parkir untuk mengambil mobil dan pulang. Maklum, baru pertama kali menonton di negeri orang.

Tuesday, August 14, 2007

MacBook si Temen Bobok

Sungguh setia si MacBook ini. Rasanya ngga bisa lepas sedetik pun dengannya. Dari urusan komunikasi dengan keluarga Neverland, blogging, browsing, photo & video library semua digeber dalam MacBook generasi pertama ini.



Termasuk urusan tidur. Sebelum merem, slideshow sudah disiapkan lengkap dengan background lagu-lagu favorit keluarga Neverland. MacBook pun setia menemani tidur Papin hingga pagi.

Saturday, August 11, 2007

Beberes Rumah



Photobucket - Video and Image Hosting
(click to enlarge the map)

Sudah 2 hari ini kami memaksakan diri untuk mempersiapkan dan beres-beres rumah berteduh kami di Kuwait. Setelah membayar lunas di hari Kamis, kami diberikan kunci oleh haris (penjaga tempat) dan segera mengukur ruang, 'check and recheck' kondisi air & toilet (test langsung oleh Eman yang kebetulan lagi sakit perut), lampu, kebersihan, pengatur AC dan lainnya.

Dengan bantuan mas Haidar sebagai penerjemah dan negosiator kami dengan haris Mahmoud si brewok (yang tidak bisa bahasa Inggris), kami menanyakan beberapa hal seperti kunci, pipa saluran untuk wash-machine serta kemungkinan membongkar, mengecat, memaku. Untungnya Mahmoud cukup baik dan becandaan, jadi kami bisa mulai mengakrabkan diri secara perlahan walau bahasanya saling teu nyambung.



Hari ini kami borong barang IKEA (setelah sebelumnya membeli spring bed di daerah Farwaniya bawah). Bahkan Eman pun ketularan untuk juga membeli pernak-pernik. Kami terpaksa membawa 3 trolley untuk mengangkut bed frame, curtain, venetian blinds, karpet, sprei, bed cover, sarung bantal, etc.




Setelah didrop Mas Heru dan Mbak Ida di rumah baru, kami pun langsung menyingsingkan lengan baju dan menggulung kaos kaki untuk memulai prosedur bersih-bersih.Walau letih, tapi kami sangat bersemangat dan ingin segera mempergunakan rumah ini secepatnya. Dan makin semangat saat Mas Indra yang tinggal di lantai 3 datang membawa teh manis dingin.

Selesai beberes, kami pun berjalan kaki menuju rumah Mas Heru yang jaraknya 2,5 km. Dalam perjalanan, kami sudah membuat berbagai macam rencana dan bayangan tentang rumah baru kami, yang sedikit banyak harus menjadi pengganti rumah kami yang sesungguhnya di Indonesia. Sebuah tempat di mana kami bisa pulang tanpa harus terbang ribuan kilometer. Sebuah tempat di mana kami bisa tenang terlelap untuk bertemu keluarga kami dalam mimpi.

Wednesday, August 08, 2007

Dusty Sandy Day


Langit cerah Kuwait beberapa waktu sebelumnya


Langit butek penuh pasir dan debu hari ini dengan suhu 52 derajat celcius

Hari ini Kuwait lagi 'mendung' debu dan pasir dengan suhu 52 derajat celcius. Diperparah lagi dengan kecepatan angin panas yang cukup tinggi membawa partikel-partikel pasir bikin mata kelilipan. Jika di Indonesia langit sudah mendung, saatnya untuk mengangkat jemuran agar tidak kehujanan. Di Kuwait, jika langit sudah mendung debu, saatnya untuk mengangkat jemuran agar cucian tidak berdebu dan berpasir.

Martabak Arab

Kini kami sudah mulai punya banyak referensi menu untuk mengganjal perut saat bekerja. Di kantor tersedia banyak flyer dan brosur menu makanan dari tempat makan yang bisa delivery. Rekan-rekan kerja pun bersedia membantu menerjemahkan menu yang umumnya berbahasa arabic tersebut.



Salah satu menu favorit kami adalah Meshaltit Fteera, sejenis martabak tapi menggunakan bahan pastry dan sedikit lebih tipis. Isinya bisa keju, beef atau plain. Seharga 1 KD-an kami sudah mendapatkan 2 ukuran porsi martabak keju bangka.



Penutupnya Samadi, semacam juice buah-buahan yang terdiri dari nanas, apel, pisang dan dibalur ice cream vanilla seharga 500 fils (Rp 15000).

Yummy!

Martabak Arab

Kini kami sudah mulai punya banyak referensi menu untuk mengganjal perut saat bekerja. Di kantor tersedia banyak flyer dan brosur menu makanan dari tempat makan yang bisa delivery. Rekan-rekan kerja pun bersedia membantu menerjemahkan menu berbahasa arabic.

Salah satu menu favorit kami adalah Meshaltit Fteera, sejenis martabak tapi menggunakan bahan pastry dan sedikit lebih tipis. Isinya bisa keju, beef atau plain. Seharga 1 KD-an kami sudah mendapatkan 2 ukuran porsi martabak keju bangka.

Penutupnya adalah Samadi, semacam juice buah-buahan yang terdiri dari nanas, apel, pisang dan dibalur ice cream vanilla seharga 500 fils (Rp 15000).

Yummy!

Monday, August 06, 2007

Diajak Shooting



Hari ini Papin diharuskan boss Bader ikut kegiatan shooting untuk sebuah opening program wanita, karena ide dari Papin dan materi shooting menjadi bagian dari pekerjaan motion graphic yang Papin tangani. Jadi harus ada pengarahan teknis langsung dari pelaksana grafisnya. Nantinya, materi shooting ini akan dikombinasikan dengan style watercolor yang sedang dikerjakan Papin.



Cukup grogi juga, kegiatan produksi yang biasanya berurusan dengan teman-teman sekampung sekarang harus memberi arahan dan diskusi/brainstorming dengan orang-orang Arab. Boss Bader pun menyerahkan keputusan artistik ke Papin, termasuk beberapa pengarahan gaya untuk sang model.

Alhamdulillah semua berjalan lancar. Rekan-rekan baru semua cukup ramah, baik dan supportive. Bahkan kami bisa tertawa bersama, walau Papin ngga ngerti bahasanya (tapi paham apa yang dimaksud). It was fun, though.


Thursday, August 02, 2007

Fun at Work



Walau hanya dalam hitungan satu bulan, Papin dan teman-teman sudah merasa nyaman di kantor barunya. Yang tadinya merasa perlu untuk behave dan sungkan (maklum kami bekerja dengan lingkungan dan orang-orang yang 100% baru) dalam hanya beberapa hari kami sudah bisa ketawa keras-keras, becanda, jahil-jahilan dan kelakuan busuk bisa langsung keluar, apalagi orang-orang di sekitar kami juga ternyata lebih gokil.

Yoswar sudah brat-bret-brat-bret (menebar gas pribadi) sembarangan, Bayu dengan loud burpy-nya, Eman dengan diesel generator snorring-nya dan Papin dengan chewbacca yawning-nya. It's all fun. Kami bisa berbuat seajaib mungkin dan secomfort mungkin. Seperti yang sudah menjadi kebiasaan busuk kami di RCTI. Thanks to Sami the Lebanese yang membuka pintu lebar-lebar untuk membiarkan kami apa adanya. Maklum, dia sendiri juga lebih ajaib dan ngocol dibanding kami (dia pernah mengunci pintu dari luar saat seorang office boy berkebangsaan India sedang membersihkan bathroom di dalam).

Kami pikir, hal-hal semacam ini merupakan lubricants dan pengendur syaraf dalam bekerja. Mengingat pekerjaan kami sangat rentan bersinggungan dengan pergesekan rasa dan mood kerja satu sama lain, terutama Sami saat dia jadi MPAW (Master of the Pain in the Ass at Work).


Ini Yoswar lagi asik kerja, dikagetin Papin yang sneaky-sneaky dari belakang sambil bawa kamera digital. Perhatikan baik-baik wajah kaget si gondrong ini saat dia kaget setengah mati tiba-tiba Papin nongol dari bawah meja.

Wednesday, August 01, 2007

Berburu Apartemen Lagi

Photobucket - Video and Image Hosting
(click to enlarge the map)

Gara-gara transaksi apartemen di Ishbilya dibatalkan oleh pihak agent, kami terpaksa harus mencari lagi tempat berteduh di Kuwait. Seperti biasa, mas Heru comes to the rescue. Beliau sudah menyiapkan rencana cadangan dengan mencari informasi, salah satunya info dari mas Indra staf KBRI yang pindah apartemen. Sebelumnya, mas Indra sudah memberi kabar bahwa dia berniat menjual mesin cuci & kompornya karena males nggotong-nggotong ke apartemen barunya. Jadi kami pikir, mungkin kami bisa mengambil alih apartemen lamanya lengkap dengan mesin cuci & kompor tanpa harus angkut-angkut.

Namun ternyata setelah meluncur ke daerah Jabriya (tempat apartemen lama mas Indra) kami merasa kurang cocok dengan apartemen tersebut (terlalu kecil dan berdampingan langsung dengan tempat parkir gedung - kami pun terlalu trenyuh untuk mengabadikan tempat tersebut dalam bentuk foto). Mas Indra pun memberi info lagi bahwa di tempat barunya, masih ada tempat-tempat baru yang disewakan dengan harga 200 - 250 KD. Bersama mas Heru & mbak Ida kami pun meluncur menuju apartemen baru mas Indra.


Sampai di lokasi dan melihat-lihat tempat, kami cukup cocok dengan kondisinya. 3 kamar, 1 kamar mandi, 1 dapur dan 1 ruang tamu cukup lebar dengan pemandangan 5th ring road highway. Lingkungan cukup baik, dengan adanya beberapa bakala (toko kelontong) di sekitar gedung apartemen. Dan lokasi tersebut cukup dekat dengan rumah mas Heru (lihat peta).

Setelah selesai survey, kami berkesimpulan tempat ini bisa menjadi pilihan sebagai tempat berteduh kami. Hari Kamis nanti, kami berencana mencoba survey ke daerah Farwaniyah untuk mencari tempat lain sebagai bahan pertimbangan. Maklum, walau sifatnya sekedar tempat berteduh sementara, kayaknya tetap harus mendapatkan yang benar-benar sreg. Namanya juga pengganti rumah di Indonesia.