Our previous journey: Kuwait

Wednesday, October 29, 2008

Geluduk Siang Bolong


by : Pinot



Jam 14:30, tiba-tiba terdengar suara geluduk cukup keras. Cukup kaget juga -- walau ramalan cuaca bilang hari ini hujan -- tadi pagi matahari bersinar cerah, tidak ada tanda-tanda awan atau mendung.

Ngecek di website Kuwait Storm, ternyata Kuwait sudah dihujani petir dan geluduk, terutama di daerah Fahaheel dan sekitarnya. Temperatur saat ini 26˚ C dengan tingkat kelembaban 58%.

Bakal hujan beneran nggak ya?

Friday, October 24, 2008

Morning Rain in Kuwait!!!

by : Pinot




Saat kami bangun, langit masih mendung menutupi matahari

Ternyata ramalan cuaca berkata benar. Terbukti pagi ini kami bangun mendapatkan suasana basah habis hujan di sekitar apartemen kami. Woohooo!! Walau kami tidak sempat menikmati saat hujan turun, tapi pemandangan jalanan basah ala Jakarta sudah cukup menyejukkan mata, apalagi setelah sekian bulan tidak turun hujan di negeri nan kering kerontang ini (terakhir di bulan April dengan curah hujan sangat deras tapi hanya berdurasi 1/2 jam plus es batu :D ).


Jarang-jarang bisa lihat jalanan basah seperti ini. Sungguh pemandangan pagi hari yang langka dan istimewa

Menurut ramalan, hujan masih diperkirakan akan turun sampai dengan hari senin dengan kondisi langit berawan. Yhaa... kalo ngga jadi hujan pun ya nggak apa-apa, yang penting awan-awannya itu. Kangen lihat langit dihiasi awan :D


Seorang bapak tenger-tenger menikmati suasana sejuk pagi hari

Saat tadi hujan, suhu berkisar antara 25˚ - 28˚ celcius dengan tingkat kelembaban cukup tinggi 50% - 70% (rendah dibanding Jakarta yang berkisar 90% - 100%). Setelah jam 9 pagi, awan mendung yang nongkrong saat dari pagi perlahan menyingkir pergi membiarkan matahari menjemur kembali tanah Kuwait dengan suhu 34˚.


Jarang bisa lihat awan menggulung berarak di langit Kuwait seperti pagi ini

Sunday, October 05, 2008

Lebaran 2008 : Full Story

by : Pinot

Beruntung. Papin bisa bermalam takbiran, berlebaran bersama keluarga kecil dan shalat Eid dengan normal, tidak seperti tahun lalu yang sendirian dan saat shalat Eid ngga mandi karena habis ngelembur di kantor (bahkan tetep harus ngantor setelahnya :P ).

Malam Takbiran

Malam takbiran di Kuwait tidak berkesan hingar bingar. Biasa saja. Tidak terdengar gema takbir di mesjid-mesjid, hanya terdengar suara petasan di sana sini.
Saat ke tempat perbelanjaan, ramainya sama seperti Jakarta. Kami pergi ke City Center (Souk Salmiya - sejenis Bintaro Plaza) mendapatkan parkiran penuh dan macet, apalagi di dalam gedung.





Pulang dari City Center, Mamin nglembur bikin lontong dan opor ayam, dibantu Papin dan krucil. Baru tidur jam 4 pagi :D



Lebaran Hari Pertama

Berhubung Mamin dan krucil baru tidur jam 4, Papin berangkat sendiri ke KBRI buat shalat EId, bareng keluarga Bayu. Sepanjang perjalanan banyak orang wira wiri mau shalat Eid. Tapi berkesan sangat lengang dan tidak ditemui kerumunan orang di tanah lapang untuk shalat Eid, rata-rata di dalam masjid.

Kecuali Eman yang kebetulan diundang shalat Eid di lapangan parkir dekat rumahnya, diadakan oleh tetangga-tetangga Kuwaiti. Tidak ada yang nggelar koran bekas kata Eman, karena seluruh permukaan shalat dialasi karpet.. huahahaha. Setelah shalat, panitia membagi-bagikan candy, chocolate dan makanan ringan kepada Eman dan keluarga Mas Heru.


Ketupat karya keluarga Mas Heru

Setelah shalat Eid, Papin dkk bersalam-salaman dengan teman-teman di KBRI. Dari situ berangkat ke rumah Mas Heru buat silaturahim.



Sorenya, kami berjalan-jalan melihat suasana. Walau bunyi petasan masih bergerilya di sana sini (tanpa suara tabuhan bedug :P ), suasana berkesan lengang tidak ada keramaian. Beberapa toko terlihat tutup.


Lengang di jalan Salem Al Mubarak




Kami pun nongkrong di StarBucks. Saat kami tiba cukup sepi, begitu menjelang malam, suasana menjadi ramai penuh ABG (Arab Baru Gede). Begitu pula jalanan Salem Al Mubarak, sebelumnya kami bisa melenggang menyeberang dengan santai karena sepi, semakin malam kami pun masih bisa menyeberang dengan santai karena jalanan sudah penuh kendaraan yang berbaris macet :)
Tampaknya memang kehidupan dan suasana ramai baru dimulai di atas jam 9 malam. Kami pun pulang setelahnya, diiringi suara musik keras-keras dari kendaraan gaul ABG dan tentu saja : dar der dor petasan :P

Lebaran Hari Kedua



Kami ke Avenue Mall (terbesar di Kuwait) untuk melihat-lihat suasana. Wuih ramainya luar biasa. Jika Avenue Mall sebesar Pondok Indah Mall 2, pasti sudah berdesak-desakan.


ABG duduk-duduk di atas meja makan IKEA, diusir petugas malah ngece

Banyaknya ABG membuat suasana terlihat agak rusuh. Perilaku 'kampungan' mereka membuat kami malas berlama-lama di mall ini. Di toko olah raga, mereka rusuh pecicilan bermain bola (produk yang dipajang). Arwen dan Leia cepat-cepat diselamatkan sebelum terkena dampak gedombrangan mereka. Eman, yang kebetulan datang setelah kami pulang, bercerita sempat terjadi keributan dan perkelahian antar gang di mall tersebut (have a look at 248am.com). Great!!

Sampai di rumah, kami pun menghabiskan malam dengan menonton update-an Tumblr dari keluarga di Indonesia.
(pinodita.tumblr.com).

Friday, October 03, 2008

Ditampar Nenek Kuwaiti

 

Di suatu akhir pekan yang tenang, Aji, Daud & Yoswar duduk-duduk di sebuah bangku. Tiba-tiba datang seorang nenek tua dengan abaya hitam menghampiri mereka. "Ruih ruih!" katanya sambil mengibas tangannya, mengisyaratkan bahwa dia mengusir mereka dan mau duduk di bangku tersebut. Aji & Daud berdiri mempersilakan nenek tersebut untuk dudu. Namun, Yoswar tetap duduk tenang & tidak ada niatan untuk berdiri.

Walau sudah tersedia tempat untuk duduk, nenek tersebut rupanya keberatan jika Yoswar tetap duduk di situ. Barangkali dipikirnya tidak sopan jika seorang wanita & pria bukan muhrim duduk di satu tempat. Mengetahui Yoswar tidak beranjak, nenek tersebut ngomel-ngomel (dalam bahasa arab) dan mendaratkan tamparan sangat keras di wajah Yoswar.

"WHAT THE??" Yoswar kaget, berdiri menatap si nenek dengan gusar. Nenek pun dengan tenang duduk di bangku yang baru direbutnya, sementara orang-orang di sekitar tertegun memandang peristiwa tersebut.

Mulai sejak itu, setiap kali kami bertemu ibu-ibu atau nenek berabaya hitam jalan bergerombol, kami jadi trauma. Lebih baik menjauh daripada ditabok karena sesuatu yang tidak terduga. "Awas hati-hati, daripada nanti ditampar seperti Yoswar!" sambil cekikikan.