Our previous journey: Kuwait

Saturday, November 12, 2016

Menjajal Spectacles


Hari ini jatah Spectacles dari Snapchat tiba di kantor. Papin dikasih kesempatan mencoba dan ngoprek kacamata berkamera seharga $130 ini.



Desainnya sangat nge-pop. Materinya tidak terasa plastik-murahan, desainnya juga cukup rapih dan memberi perhatian khusus pada detail. Pada dasarnya kacamata ini adalah wearable-camera, tapi tetap keren walau hanya dipakai sebagai cengdem sambil ngeceng.


Lampu LED menyala ketika merekam



Proses merekam video dimulai ketika tombol di kiri frame kacamata ditekan sekali (jika menekan lebih dari sekali berturut-turut, Spectacles akan merekam beberapa video setiap 10 detik). Setelah video terekam, di Snapchat app akan terjadi proses transfer di halaman Memories. Dari halaman ini, kemudian video dipilih dan diupload.  Jadi video tidak streamed langsung ke Snapchat.



Video yang terekam akan masuk di halaman Memories ini


Konektor charger di kacamata dan kotak penyimpan

Secara teknologi, tidak ada yang istimewa dengan gadget ini. Video yang direkam berbentuk melingkar, atau mereka menyebutnya circular video dengan frame size 1080 x 1080. Video yang melingkar ini jika diposting di Snapchat akan berputar sesuai orientasi smartphone kita. Jadi rasio videonya sekaligus portrait & landscape. Keren bok!

Terdapat 2 mode rekaman: SD & HD. Dua-duanya berukuran 1080 x 1080, namun yang membedakan adalah data rate & frame-per-secodnnya. Untuk SD 30 fps dengan data rate 5-6 mbits/second, sementara HD 60 fps dengan data rate 8-9 mbits/second. Jika hasil rekaman di-save ke camera roll, hasilnya seperti ini:



Sementara kalau di Snapchat app hasilnya begini:



Sayangnya kita tidak bisa membuat foto dengan kacamata ini. Untuk saat ini hanya bisa rekam video. Untuk lihat hasilnya bisa cek Snapchat Papin: Pinotski.

UPDATE 16 November: Mencoba merekam saat malam hari. Hasilnya cukup lumayan jika ditonton di mobile device.


Thursday, November 10, 2016

Unjuk Rasa Menentang Trump di Union Square



Suasana unjuk rasa di Union Square, meneriakkan yel yel "Not my president!" "Black lives matter!" "Muslims are not terrorist!" jam 18:30. Jam 19:30 pengunjuk rasa berjalan menuju Trump Tower.





Suasana Depan Trump Tower


Suasana di depan gedung Trump Tower, Manhattan direkam oleh Mamin yang lewat di depannya.


Kemudian polisi menaruh blokade di depan gedung. Kabarnya akan ada unjuk rasa dari arah Union Square & Columbus Circle.

Tuesday, November 08, 2016

Siaga Satu di Trump Tower



Jelang pemilihan presiden, suasana berasa agak tegang. Berjalan di depan Trump Tower juga mesti siap dipelototin aparat & NYPD dengan seksama. Mereka sibuk 'scanning' mana yang turis & mana yang mau bikin rusuh. Suatu ketika kami bermaksud membeli kopi Starbucks di dalam lobi gedung. Seorang petugas keamanan bertanya dengan galak "Kamu mau kemana?" Begitu dijawab mau beli kopi di dalam, dikasih wanti-wanti untuk beli kopi saja dan jangan lama-lama. Ebuset. Di dalam pun mesti harus diperiksa barang bawaan.

Saturday, November 05, 2016

Jalan-jalan ke Sugar Hill



You must take the "A" train
To go to Sugar Hill way up in Harlem
If you miss the "A" train
You`ll find you missed the quickest way to Harlem

Demikian sepenggal lagu jazz klasik "Take The A Train" yang diciptakan Duke Ellington & dinyanyikan Ella Fitzgerald, kebetulan kedua legenda jazz ini memang tinggal di kawasan Sugar Hill, Harlem. Kawasan ini kebanyakan dihuni masyarakat kulit hitam elit yang berpengaruh pada kultur & politik Amerika di sekitar tahun 1930-1940 dan disebut-sebut sebagai pusat pergerakan Harlem Renaissance.



Nama Sugar Hill memang dimaksudkan sebagai daerah perbukitan dengan kehidupan yang makmur dan sejahtera (sweet life) bagi masyarakat kulit hitam. Untuk ke kawasan ini bisa menggunakan kereta A yang berhenti di utara Manhattan. Kereta A sendiri merupakan jalur kereta tertua dan terpanjang di NYC.




Berjalan-jalan di kawasan ini memang memberi suasana unik dan kesan tersendiri. Selain bentuk bangunannya yang sedikit berbeda dengan bagian lain di Manhattan, masyarakatnya didominasi kulit hitam namun kami juga melihat banyak kulit putih, Asian bahkan toko yang menjual peralatan shalat juga ada.









Tempat yang menarik untuk dikunjungi lagi, sambil mendengarkan lagu "Take The A Train" ♪ ♫

Friday, November 04, 2016

Robot di Ditmars Boulevard



Dalam perjalanan pulang, terlihat beberapa orang mengerubungi sesuatu di sekitar prapatan. Pengamen ngga mungkin, karena mereka berada di tengah sidewalk dan cukup mengganggu lalu lalang orang. Ternyata ada robot yang lagi jalan timik-timik sambil ngomong "You guys want to take selfie with me?" atau menjawab pertanyaan orang-orang. Sepertinya dikontrol dari jarak jauh, karena bisa berinteraksi langsung dengan orang-orang. Tidak diketahui siapa dan dalam rangka promosi apa si robot ini keluyuran di pemukiman yang jauh dari keramaian Manhattan begini.