Our previous journey: Kuwait

Thursday, February 14, 2008

Civil ID Administration Survival Guide 1

by : Pinot & Dita

Dalam rangka pembuatan Civil ID, ada beberapa tahapan dan proses yang harus dilewati. Guidance ini akan kami bagi dalam 3 postingan supaya gak bikin bingung (abis step-stepnya buanyak dan perlu diperhatikan dengan detail). Mudah-mudahan bisa bermanfaat dan gak bikin bingung :). Dan satu lagi, tulisan ini bukan prosedur resmi tapi hanya sekedar pengalaman kami yang mungkin bisa digunakan sebagai acuan biar ngga bingung-bingung amat.

Tahap 1 : Test Kesehatan

Belantara rimba administrasi berikutnya yang harus kami lalui adalah urusan resident visa & civil ID untuk Istri & anak-anak. Berbekal petunjuk (sekali lagi) dari kanjeng Ananta Wijaya, kami pun mulai mblusuk pada tanggal 7 Januari. Ditemani oleh salah satu anggota supir taxi langganan kami, uncle Fazin kami sekeluarga berangkat ke Sabah Hospital sebagai tahap pertama proses pembuatan civil ID (NOTE : Tempat ini sama dengan saat Papin melakukan tes kesehatan sebagai bagian dari proses pembuatan civil ID Papin)

Berkas yang harus dibawa :
- Civil ID suami
- Paspor anggota keluarga (istri & anak)
- Family Visa (istri & anak)
- Surat keterangan kesehatan anak-anak berbahasa Inggris (ini didapat pada saat medical check up di Indonesia)
- Buku laporan imunisasi anak-anak

Biaya yang harus disiapkan :
- 10 KD untuk stamp per anggota keluarga
- 3 KD untuk jasa pengetikan application form & fotokopi


Denah 1 : Sabah Hospital (click to enlarge)

1. Pengetikan Application Form
Seperti biasa, hal pertama yang harus dilakukan adalah pembuatan ketikan application form. Ini dilakukan di dalam bedeng/container yang terletak dekat pintu masuk Sabah Hospital (lihat denah 1). Di tempat ini, semua berkas diperlihatkan (kecuali surat keterangan kesehatan anak-anak & buku laporan imunisasi). Biaya pengetikan 1 KD per kepala dan fotokopi berkas-berkas 300 fils per kepala. Dari tempat ini kami mendapatkan berkas ketikan application form.

2. Bayar Stamp & Ambil Kartu Kuning
Berkas application form yang telah selesai diketik (plus fotokopi Civil ID suami, paspor keluarga & visa keluarga) dibawa masuk ke tempat test kesehatan. Setelah masuk, kami menuju ke sebuah loket dengan seorang petugas di balik kaca. Berkas-berkas - baik yang asli maupun fotocopy - kami serahkan untuk diperiksa. Setelah itu kami membeli stamp 10 KD per kepala - total 30 KD . Kemudian diberikan kepada petugas tadi untuk ditempel di paspor dan darinya kami mendapatkan kartu berwarna kuning (hampir sebesar kertas ukuran A4) berisi kolom yang nantinya akan diisi oleh petugas kesehatan.

3. Ambil Darah & Imunisasi Anak
Berikutnya, kami dipersilakan menuju ke loket lainnya untuk mengambil nomor kamar periksa. Setelah mendapat nomor, kami menuju kamar periksa. Pertama, Mamin yang diambil darah, kemudian setelah suster memeriksa laporan imunisasi anak-anak (yang dikeluarkan RS di Indonesia), Arwen diberikan vaksin Meningitis sebagai syarat tambahan (siap-siap menghadapi petugas yang gak child-friendly dan cenderung kasar sama anak-anak). Leia yang berusia 1,5 tahun tidak diberi imunisasi apa-apa, karena selain masih belum berusia 2 tahun, record imunisasinya sudah dianggap memenuhi syarat.


Denah 2 : Tempat Rontgen (click to enlarge)

4. Rontgen & Tanda Tangan Dokter
Setelah ambil darah & suntik, kami meluncur ke tempat lain (sejauh 500 meter) untuk rontgen Mamin. Kami diharuskan ambil nomor kamar (lihat denah 2) sebelum menuju kamar rontgen (NOTE: harap juga tanyakan kepada petugas, anak-anak diperiksa di kamar nomor berapa). Selesai rontgen, kartu kuning Mamin ditahan untuk diambil 10 hari kemudian. Proses tes kesehatan Mamin selesai di sini.

Di tempat ini juga (di ruangan yang berbeda dengan tempat rontgen), buku imunisasi anak-anak kembali diperiksa. Namun tidak ada tindakan apa-apa selain petugas memberi keterangan pada kartu kuning Arwen & Leia. Dan petugas meminta kami menuju sebuah kamar dengan nomor seperti yang tertulis di kartu kuning anak-anak. Di kamar ini terdapat seorang dokter yang memberikan tanda tangannya pada kartu kuning anak-anak. Dan kami diperintahkan untuk melakukan imunisasi tetes Polio pada klinik di wilayah sesuai civil id Papin.

Hiyah! Kenapa sih nggak sekalian di sini? Urusan kayak begini ngga mending satu tempat satu atap aja ya?

5. Imunisasi Tetes Polio untuk Anak-Anak
Bersama uncle Fazin, kami menuju ke sebuah klinik di Salmiya. Sempat bingung saat di dalam klinik, di manakah tempat tetes polionya? Tanya sana tanya sini, akhirnya Arwen & Leia bisa mendapatkan imunisasi tetes Polio. Arwen sempat meronta berontak, maklum suasananya tidak child-friendly, terlebih petugas wanitanya yang agak kasar dan menggunakan kerudung putih hanya terlihat mata di balik cadarnya. HHhhhiiiii!!!! Galak pisan ya, Wen? Kartu kuning Arwen & Leia kembali diberi stamp & keterangan bahwa tahap Polio sudah dilalui. Hal ini menandai akhir dari proses tes kesehatan.

Berkas yang dihasilkan :
- Kartu kuning hasil tes kesehatan untuk anak-anak
- Paspor istri yang diberi sticker bar code pada sampul belakang

Location :

(click to enlarge the map)

Tempat Ambil Darah :
LAT 29 19.883
LONG 47 54.352

Tempat Rontgen :
LAT 29 19.565
LONG 47 53.632

Related stories :
- Civil ID Administration Survival Guide 3
- Civil ID Administration Survival Guide 2
- Visa Jongkok di Kedubes Kuwait, Jakarta
- Family Visa Administration Survival Guide
- Belantara Administrasi Kuwait 2
- Belantara Administrasi Kuwait

No comments: