Our previous journey: Kuwait

Tuesday, January 29, 2008

Kata Mereka tentang Soeharto

by : Pinot & Dita


Karikatur Panji Koming saat Soeharto kritis (klik untuk perbesar gambar)

Sebenarnya kami tidak terlalu memberikan perhatian khusus atas wafatnya sang mantan presiden Soeharto. Namun di luar dugaan kami, teman-teman kami di kantor yang berkebangsaan Arab menaruh perhatian kepada Soeharto, sejak hari-hari kritis hingga hari wafatnya. Perhatian mereka bisa positif - ungkapan prihatin belasungkawa - atau bisa juga becandaan satir, seolah tahu masalah yang sedang dihadapi bangsa Indonesia dengan Soeharto-nya.

Seperti rekan kami Zaydun (lahir di Irak besar di Inggris) yang selalu memanggil kami dengan nama Soeharto. Dan beberapa kali melontarkan pertanyaan satir kepada kami, "How are you Soeharto? Feeling well... rr.. wealthy?" Atau supir taxi yang mengantar kami ke kantor, mengucapkan belasungkawa atas wafatnya Soeharto. Tentu saja dengan ungkapan serius dan tulus berbahasa Arab.

Lain lagi yang kami temui di sebuah toko Osh Kosh B'Gosh di bilangan Old Salmiya Commercial pagi ini. Sang manajer toko yang berkebangsaan Syria tiba-tiba tertarik mengobrol dengan kami setelah tahu bahwa kami berasal dari Indonesia. Ia ternyata punya perhatian dan pandangan khusus tentang negara kami. Baginya, Indonesia is a great country dan identik dengan negara muslim. Terutama saat kepemimpinan Soeharto, menurutnya Indonesia adalah negara yang menjadi impian bagi warga Timur Tengah yang mendambakan perdamaian, khususnya untuk sebuah negara yang didominasi masyarakat muslim. Bagi si manajer, urusan perdagangan dan hubungan dengan luar negeri sangat baik pada masa Soeharto. Ia berpendapat, begitu Soeharto lengser, Indonesia langsung ambruk dan terpuruk. Papin dan Mamin menjelaskan situasi yang sebenarnya. Sang manajer tampak antusias mendengarkan penjelasan kami dan dia tetap berpendapat bahwa Indonesia is better saat bersama Soeharto. Dan mendoakan agar Indonesia benar-benar bisa lepas dari keterpurukan dengan kepemimpinan yang baru. Ia juga ingin sekali suatu saat bisa berkunjung ke Indonesia. Tapi tidak sekarang-sekarang karena dalam pemikirannya Indonesia adalah negara yang belum bisa dianggap "aman" untuk dikunjungi.

Lepas dari segala polemik dan kontroversi, Soeharto telah memberi sesuatu pada Indonesia. Dan bagi orang-orang Timur Tengah ini, Soeharto adalah Indonesia dan Indonesia adalah Soeharto. Image ini yang menempel pada diri kami. Walau tidak mendapatkan dari rakyatnya sendiri - seperti kami-kami ini - Soeharto ternyata masih mendapatkan sepercik kehormatan dan image positif dari rakyat Timur Tengah.

3 comments:

Anonymous said...

mas pint,
kulihat di bumalz, Amman salju udah turun...
di situ belum yak .. wah cobak kalow ada salju non awen ma lea pasti jejingkrakan ...

Anonymous said...

kata newsgraphic ttg soeharto...

selamat Jalan pak harto....................
menunggumu di RSPP sama aja menunggu kehamilan 9 bulan 10 hari ....
hweihweihwei.........
Breakingnews 1/2 jam sekali, Live report, Bulsi - sindo 1 jam ..... dialog khusus.....

apa dirimu 'kelingan' jaman bu Tien, pak-e Awen :)

Pinot W. Ichwandardi said...

Bune, salju memang sempet mampir di Iraq, Jordan, Lebanon dan beberapa negara tetangga Kuwait. Sayang, ngga mampir ke Kuwait, mungkin krn memang paling 'panas' dibanding negara teluk lainnya :D

Terus terang, pada saat bu Tien pas lagi libur atau sakit jadi ngga ikutan lembur2an live report. Agak males kalo sudah live report ttg keluarga Cendana. Tapi kalo breaking news dan live report lainnya masih semangat kok. Mau nglembur hayuk ajah! :D