Saturday, September 29, 2007
Feel at Home at Salhiya
(click to enlarge the map)
(click to enlarge the map)
Tempat ini telah menjadi wilayah favorit kami. Karena di dalam wilayah tersebut terdapat :
RCBC FINANCE CENTER
Lantai 1 : Al Salam Tower
Standing banner BCA "Gateway for Money Transfer to Indonesia"
Di sini kami bisa mengirim uang (melalui jalur MoneyGram International) langsung ke rekening BCA, Bank Mandiri & BNI 46. Dengan biaya 2 KD untuk pengiriman maksimal 400 KD (3 KD lebih dari 400 KD) dan dipotong US$ 5 saat tiba di rekening tujuan. Menurut kami cara ini cukup praktis dan murah, membuay kerabat kami di Indonesia (terutama pengguna rekening BCA) tidak perlu mengantri mengambil cash jika melalui Western Union. Mas Heri dan staf Indonesia-nya benar-benar membuat homy tempat tersebut. Bahkan beliau menawarkan kantor tersebut untuk tempat nongkrong-nongkrong sesama Indonesia. Hehehe.. bilang saja butuh temen, mas :D
Q8BOOK STORE
Lantai 2 : Al Salam Tower
Cari toko buku di Kuwait memang susah dan jarang yang lengkap koleksinya dibandingkan Kinokuniya dan QB books di Indonesia. Sebuah toko buku kecil dengan nama Q8Books (sempat dikira masih satu keluarga dengan QB Books milik Richard Oh) cukup jadi pemuas dahaga akan bacaan. Toko ini didominasi novel-novel fiksi. Namun ada beberapa buku non-fiksi walau jumlahnya tidak seberapa. Dan rata-rata semua buku yang dijual adalah buku bekas. Kami menemukan sebuah buku dengan label Kinokuniya Sogo Indonesia dan harga rupiahnya! Sekejap seperti dibawa mesin transport pulang ke Indonesia berada di toko buku Kinokuniya.
Harga buku-buku tersebut berkisar antara 1 KD hingga 10 KD, tergantung kualitas atau tahun cetaknya. Buku Being Digital karangan Nicolas Negroponte hanya dijual 1.5 KD (Rp 45000) saja. Seperti sedang jalan-jalan ke toko bekas di Pasar Senen atau bursa buku murah FISIP UI. Dan toko ini pun memiliki website, sehingga kita bisa browsing judul buku yang kita inginkan dan jika perlu menelepon sang pemilik. Cool!
Website Q8Book Store : http://www.q8books.com
FILIPINO CHINESE RESTAURANT
Lantai 2 : Maliya Commercial Center
Seperti yang pernah kami posting di blog ini sebelumnya, restoran ini terletak dekat pintu masuk dari arah Ambassador Supermarket (naik tangga ke lantai 2). Jadi andalan jika sudah kangen masakan menu Asia. Walau menu-nya Filipina & Chinese, lidah kami langsung berasa pulang sejenak saat menyantap mie goreng atau kari ayam lengkap dengan nasi pulen dan sambal pedasnya.
Sayang, ngga ada rawon :P
ABANDONED APPLE STORE
Sebuah toko komputer Apple tua yang sudah dibiarkan membusuk ada di sini. Kami merasa de javu saat menatap toko tersebut, mirip dengan pojokan toko Apple PowerCom di Plaza Pondok Indah (sekarang Samsung Center - dekat rumah makan Meradelima). Lebih lanjut tentang toko ini silakan klik di sini.
Demikian laporan singkat kami. Semoga berguna buat semua sahabat Indonesia di Kuwait.
Thursday, September 27, 2007
Gerge'aan
Kurang tahu juga, apakah kata yang Papin tulis di title itu benar atau salah. Gerge'aan, salah satu tradisi lokal Kuwait (?) di tengah bulan Ramadan, dimana anak-anak berpakaian tradisional membawa kantong, berjalan sekeliling rumah dan mendatangi tiap rumah tetangga untuk minta candy, permen atau coklat tradisional.
Mirip seperti Halloween di barat, hanya saja sepertinya tradisi ini lebih tua - walau tidak tahu sudah berumur berapa tahun - yang asalnya dari hari ulang tahun seorang tokoh kaum Shiite. Dari pada cuma copy paste dan malah salah tulis, silakan lanjut infonya ke sini. Atau intip blognya Didat di sini. *BTW nanggok apa sih, Dats?*
Ini adalah motion graphic untuk Gerge'aan di Al Watan TV, yang hanya tayang 1 hari di hari ke 15, di bulan Ramadan.
Ulang Tahun Tanpa Papin
Selamat ulang tahun, Leia. Maaf ya Papin ngga bisa bantuin tiup lilin dan nyiapin kado buat kamu. Soon, nanti kita bisa barengan lagi yah.
Winter is Coming
Friday, September 21, 2007
Leia Sudah Bisa Jalan!
Menyaksikan sejarah perkembangan anak sendiri adalah sesuatu yang tidak ternilai harganya. Sejak Papin berpisah jauh dengan Leia, banyak perkembangan baru yang luput disaksikan secara langsung. Setiap detil perkembangan sangat penting artinya buat kami sebagai orang tuanya. Alhamdulillah, dengan adanya internet, perkembangan Leia bisa sedikit banyak dilihat dan dirasakan, terutama saat Leia baru bisa jalan.
Mamin membantu Papin dengan membuat live-report langsung dari Jakarta (dengan webcam dan Skype), agar Papin bisa menyaksikan sendiri Leia yang tergopoh-gopoh menikmati kakinya sendiri, sliweran di ruangan. Adorable! Sayang Papin tidak di tempat menangkapnya saat dia sempoyongan mau jatuh. Way to go, Leia!! Bravo! *Papin ngomongnya sambil terharu*
Thursday, September 20, 2007
My Old GPS
Sejak mendaratkan kaki di daratan berpasir negeri ini, GPS Garmin Etrex Summit ini tidak pernah lepas dari genggaman tangan saat keluyuran. Walau sudah tua (produksi tahun 2003), beliau tetap menjaga orientasi tempat dan jarak, sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan - maksudnya kesasar. Bahkan beberapa kali saat bepergian dengan Bader atau Sami, mereka justru menanyakan ke Papin jika tersesat atau disorientasi arah.
Dengan dibantu software MacGPS Pro, waypoints & tracks dari GPS ini tersimpan dan diolah di MacBook. Berikut beberapa waypoints yang sudah dikumpulkan selama ini :
Kuwait Liberation Tower :
LAT 29º 22'0.5"
LONG 47º 58'28.0"
Kuwait Water Tower :
LAT 29º 23'14.0"
LONG 48º 00'01.2"
Kedubes Indonesia
LAT 29º 20'08.4"
LONG 47º 57'23.6"
Avenue Mall (Carrefour & IKEA)
LAT 29º 18'04.2"
LONG 47º 55'44.1"
Marina Mall
LAT 29º 20'23.9"
LONG 48º 04'00.2"
Holiday Inn
LAT 29º 20'46.0"
LONG 48º 05'42.6"
Kayaknya sudah mesti upgrade GPS nih... yang color dan ada petanya :D
Reckless Driver 3 : Supir Sruntulan
Beberapa saat sebelumnya, Papin sempat posting tentang karakter pengemudi di Kuwait yang rata-rata sruntulan. Jika sebelumnya kami menyaksikan aksi ugal-ugalan dari jauh, sekarang kami berada di dalam mobil yang dikemudikan oleh supir sruntulan.
Namanya Mohammad Fauzi, supir kantor dari Mesir yang - unfortunately - diberi tugas untuk mengantar dan menjemput Papin dkk dengan rute rumah - kantor. Koordinatornya sendiri bilang bahwa, si Fauzi ini rada-rada crazy & stupid. Awalnya kami hanya cengegesan menganggapi pendapat tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, kami mulai menyadari bahwa si Fauzi memang crazy adanya. Gemblung, tengil, sruntulan, sok akrab campur aduk di dalam sosoknya. Lebih parah lagi, dia tidak bisa bahasa Inggris.
Cara mengemudikannya yang bikin kita cemas. Ngebut, melanggar rambu, nyerobot antrean kendaraan semua dilakukan dengan ketawa-ketawa sambil berceloteh bahasa Arab, yang mungkin maksudnya "Canggih gak gue??!!" Jika sudah melewati 5th ring road highway, kecepatan kendaraan digenjot sampai 180 km/jam. Dan terkadang dilakukan sambil menerima telepon atau (dasar gemblung) memperbaiki posisi bolpen supaya tidak jatuh.
Oh ya satu lagi. Kalau nyetir sambil mendengarkan pengajian yang dinyalakan keras-keras atau musik hip hop. Jika perlu, tangan satu memegang setir, tangan satunya joget-joget diiringi nyanyian suara fales dari mulutnya. Yah... namanya juga konsekuensi fasilitas gratis dari kantor. Mobil Mitsubishi bersupir angkot.
Namanya Mohammad Fauzi, supir kantor dari Mesir yang - unfortunately - diberi tugas untuk mengantar dan menjemput Papin dkk dengan rute rumah - kantor. Koordinatornya sendiri bilang bahwa, si Fauzi ini rada-rada crazy & stupid. Awalnya kami hanya cengegesan menganggapi pendapat tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, kami mulai menyadari bahwa si Fauzi memang crazy adanya. Gemblung, tengil, sruntulan, sok akrab campur aduk di dalam sosoknya. Lebih parah lagi, dia tidak bisa bahasa Inggris.
Cara mengemudikannya yang bikin kita cemas. Ngebut, melanggar rambu, nyerobot antrean kendaraan semua dilakukan dengan ketawa-ketawa sambil berceloteh bahasa Arab, yang mungkin maksudnya "Canggih gak gue??!!" Jika sudah melewati 5th ring road highway, kecepatan kendaraan digenjot sampai 180 km/jam. Dan terkadang dilakukan sambil menerima telepon atau (dasar gemblung) memperbaiki posisi bolpen supaya tidak jatuh.
Oh ya satu lagi. Kalau nyetir sambil mendengarkan pengajian yang dinyalakan keras-keras atau musik hip hop. Jika perlu, tangan satu memegang setir, tangan satunya joget-joget diiringi nyanyian suara fales dari mulutnya. Yah... namanya juga konsekuensi fasilitas gratis dari kantor. Mobil Mitsubishi bersupir angkot.
Belantara Administrasi Kuwait 2
(click to enlarge the map)
Akhirnya, kami merasakan juga bulan puasa di Kuwait dengan kegiatan outdoor dari pagi hingga siang hari. Hari ini kami diharuskan datang ke kantor cap jari dan test kesehatan sebagai tahap lanjutan pengurusan izin tinggal di Kuwait, yang berujung pada pemilikan civil ID. Namun kali ini yang berangkat Papin, Yoswar, Bayu dan Sami the Lebanese, serta Sallah dari Jordania sebagai tour guide. Enak juga kalau rame-rame gini, apalagi ada Sami. Maka jadilah kami gerombolan sirkus menembus belantara administrasi Kuwait.
Antre cap jari & Sami sibuk dengan berkas-berkas
Seperti biasa, kami bertiga bak orang pasrah digiring sana sini. Plonga plongo di antara lautan obrolan bahasa Arab dan sesekali Sami berbaik hati menjelaskan apa yang terjadi serta bertindak sebagai 'bapaknya' anak-anak. Semakin tinggi matahari, semakin tinggi godaan untuk membasahkan tenggorokan yang makin kering mencekat dengan air minum. Sallah yang sedang berpuasa pun tidak habis-habisnya curhat dengan bahasa Inggris ala kadarnya, "I'm so thirsty! Too hot today!" sambil mengusap dahinya yang sudah seperti Niagara keringat. Kami yang belum tidur semalaman pun tidak hanya bermandikan keringat, tapi juga mata yang makin perih ditusuk-tusuk matahari Kuwait nan dasyat. We're gonna dddiiieeeeeee......
Meterai seharga Rp 300.000!
Semakin tinggi matahari, semakin banyak pula kertas-kertas berbahasa Arab yang kami pegang. Jangan tanya arti masing-masing lembarnya. Dan semakin besar pula kekhawatiran kami jika salah satu lembar bermasalah atau keselip atau hilang atau ngga sengaja dipakai buat lap keringat.
Benar saja. Ketika kami memulai tahap test kesehatan, Yoswar kesandung masalah. Salah satu lembar-lembar Arab tersebut ada yang kurang - tidak ada stempel dari kantor cap jari! Salah siapa? Yha jelas salah petugas di kantor tersebut! Kami mah cuma nurut aja kayak kambing digiring. Akibatnya, Yoswar harus memulai tahap test kesehatan besoknya, sementara Papin, Bayu & Sami menyelesaikan test kesehatan hingga selesai. "Poor Yoswar, he will stuck again in this stupid parade," kata Sami sambil menunjuk barisan antrian orang-orang yang sedang menunggu giliran test kesehatan.
Saat mengambil darah, Papin & Bayu diterima petugas kesehatan dari Indonesia bernama Zaenal & Arif. Sempat ngobrol-ngobrol sekilas, sambil tuker-tukeran nomor telepon. Janjian ketemu di acara buka bersama di KBRI. Insya Allah.....
Sallah, our tour guide dan Sami main game di handphone menunggu giliran
Perjalanan gerombolan sirkus berakhir di kantor pusat Al Watan di Suwaikh. Di sini, sempat terjadi 'keributan' berbahasa Arab yang mempermasalahkan lembar sial Yoswar. Dan ternyata, Papin pun juga ditegur, karena seharusnya sudah bisa test kesehatan 2 minggu lalu dan berakibat denda 30 dinar. HLLHHOOO... ngga tahu apa-apa dan ngga ada yang ngabarin kok ujug-ujug harus bayar denda. Sami's coming to the rescue dan Papin lolos dari jerat denda 30 dinar. *phew!*
Seru pisan. Akhirnya kami bertiga pulang menggunakan taxi dan sampai rumah jam 3.00 an. Tidur dan bangun untuk buka setelahnya. WHAT A DAY!!!
Tuesday, September 18, 2007
Ronda di Ishbilya
Mumpung bulan puasa, Papin dkk usul ke bos Bader untuk masuk malam, instead of regular day work. Sehingga kami bisa bekerja lebih tenang, lebih konsentrasi dan tentu saja : bisa kerja sambil nyeruput kopi, sahur gratis ngga perlu bangun, pagi pulang tidur seharian, bangun tidur kuterus buka! Bader setuju-setuju saja. Dan dia pun ingin kerja malam juga, karena memang pada dasarnya dia juga night-worker. Sayang siang harinya dia banyak diganggu urusan departemen jadi ngga bisa ikutan shift malam.
Sebelumnya, Papin pernah kerja shift malam di departemen News di kantor lama selama... uhm.. 7 tahun dan sekarang kembali bekerja malam untuk 1 bulan. Memang bekerja malam memberikan kenikmatan tersendiri. Serasa lebih renyah dan gurih. Lebih santai, tenang bak nge-ronda jaga kampung. Paling baru blingsatan kalau ada maling iseng.
Hanya saja, kok begitu keluar ruangan saat pulang, matahari terasa lebih menusuk dan menyakitkan mata ya? Tampaknya sapa pagi matahari di Kuwait lebih pedas untuk mata kami yang belum tidur - dibanding saat dulu pulang shift malam di kantor lama.
Dari malam hingga pagi datang
Sebelumnya, Papin pernah kerja shift malam di departemen News di kantor lama selama... uhm.. 7 tahun dan sekarang kembali bekerja malam untuk 1 bulan. Memang bekerja malam memberikan kenikmatan tersendiri. Serasa lebih renyah dan gurih. Lebih santai, tenang bak nge-ronda jaga kampung. Paling baru blingsatan kalau ada maling iseng.
Hanya saja, kok begitu keluar ruangan saat pulang, matahari terasa lebih menusuk dan menyakitkan mata ya? Tampaknya sapa pagi matahari di Kuwait lebih pedas untuk mata kami yang belum tidur - dibanding saat dulu pulang shift malam di kantor lama.
Dari malam hingga pagi datang
Thursday, September 13, 2007
Selamat Datang Ramadan
Selamat pagi, Kuwait.
Izinkan Papin dan teman-teman berpuasa di sini.
Izinkan Papin melakukan ibadah dan survive selama sebulan untuk mengumandangkan takbir nanti di ujung Ramadan.
Izinkan Papin dan teman-teman berpuasa di sini.
Izinkan Papin melakukan ibadah dan survive selama sebulan untuk mengumandangkan takbir nanti di ujung Ramadan.
Matahari puasa pertama di Kuwait, diambil menggunakan feature time-lapse recording dari subuh (setelah sahur) hingga matahari terbit.
A Hard Day's Night
Hari ini kami semua tidak tidur mengejar deadline Ramadhan di kantor. Bader, bos kami sudah beberapa hari ini tidak ganti baju (dan mungkin nggak sempet mandi). Capek, letih, ngantuk tapi suasananya cukup asik . Ngga berbeda jauh saat jaman kuliah dulu demi mengejar SKS (Sistem Kebut Semalam) supaya besok tugas bisa dikumpulkan. So much fun! Musik dinyalakan keras-keras! Becanda-becanda garing sambil ketawa-tawa. Apalagi Bader membuka mini bar di ruangannya *wink*
Memang benar, saat semua dilakukan dengan penuh tawa membuat segalanya lancar dan tidak suntuk. Walau begitu, setelah semua hingar bingar ini usai, besar keinginan untuk tidur berhari-hari. Kalau perlu istirahat di rumah (Indonesia) tidur kumpul bareng krucil & ibunya. Pokoknya lepas 100% sejenak. Seperti Bader, yang ingin pulang untuk tidur sampai hari Sabtu :D
"F**k this office and sleep till Saturday!" begitu katanya dengan mata yang sudah mbleret cengengesan.
Oh beratnya mengais dinar.... wakakakak
Tuesday, September 11, 2007
Selamat Ulang Tahun, Bu
Lagi menikmati masa-masa jadi eyang (saat Leia masih piyik)
Walau berjauhan tempat, justru membuat jarak rasa semakin dekat. Semoga kita semua diberi tambahan dan kelengkapan bekal dalam menghadapi kehidupan ini. Memberi kesadaran baru, bahwa sebuah jarak ruang dan waktu tidak berarti apa-apa untuk sebuah ikatan bathin dan rasa yang demikian kuat. Terima kasih sudah memberikan segalanya kepada kami, hingga kami menjadi seperti sekarang, termasuk Papin yang sekarang melanglang buana jauh dari kehangatan rumah.
Papin dari kecil sudah tertarik bidang media massa :P
Selamat ulang tahun, bu. Selamat menikmati segala nikmat dan pemberian yang terbaik dari Allah di usia yang sekarang. Amin
Malam Panjang di Kuwait
Sejak awal, kami memang tidak berniat datang ke acara seremonial Al Watan TV. Pertama, kami tidak membawa perlengkapan pesta (jas, dasi, sepatu cantik dkk). Kedua, jelas kami tidak akan merasa nyaman dengan suasana dan lingkungan pesta di negeri ini. Ketiga, mending pulang tidur - Hell yeah! We need lotsa rest! Dan saat menjelang malam, kami sudah siap memanggil taxi untuk ke Sultan - membeli berbagai macam kebutuhan bulanan - dan pulang. Namun, tiba-tiba Sami menelepon kami dan menanyakan keberadaan kami. "Where are you, traitors? Leaving without permission?" Ternyata kami berempat diharuskan hadir di acara tersebut. Adalah kehormatan besar jika seseorang diundang pada acara tersebut, tidak semua orang bisa sembarangan datang, begitu kata Sami. Oke dddeeeee....
Walhasil, kami harus pulang dulu mengganti busana ala kadarnya biar terlihat (agak) rapi. Untung Papin bawa batik dan sepatu cantik jadi masih bisa tampil ganteng *uhuiy*. Dalam kondisi setengah mengantuk, kami pun dijemput 2 rekan kami, Bably & Ghesan. Yah, paling tidak kami bisa mengisi perut yang sudah mulai teriak minta diisi.
Sampai di sana, dengan semangat demi-makan-enak kami mencari tempat duduk di antara tetamu. Cukup kikuk, karena satu-satunya wajah Asia yang duduk di meja makan malam hanya kami, sementara wajah Asia lainnya adalah pelayan pesta. Semua mata tertuju kepada kami. Yeah! 'Dare to be different' ceritanya! Yang penting makan!
Ternyata, menu makan malam (main course) sudah selesai. Yang ada tinggal dessert es krim & puding. Berarti tidak ada makanan beneran! Kami berempat pandang-pandangan dengan wajah kaget dan prihatin. We're gonna stuck in this party with our belly empty! What to do????!!! Bahkan hiburan musik di panggung pun tidak membantu kami bisa 'nyaman' berlama-lama di sini.
Lihatlah tampang Eman yang kelaparan dan pasrah
Setelah terjebak pasrah selama hampir 2 jam dan perut mulai sakit, akhirnya kami bisa meninggalkan tempat bersama rekan-rekan kami. Bersama Bably, kami pun menuju Burger King di kawasan Al Fanar untuk mengisi perut dan bisa belanja di Sultan setelahnya.
Namun dasar apes, entah karena apa Sultan tutup. Rencana beli rice-cooker dan pernak perniknya batal sudah. Kami pun dengan gontai memanggil taxi untuk segera menuntaskan malam panjang ini dengan tidur.
More photos & videos in here
Monday, September 10, 2007
Al Watan TV Goes On Air
Finally. Setelah tertunda-tunda karena berbagai masalah administration delay, technical problem etc etc etc, akhirnya Al Watan TV on air hari Minggu tanggal 9 September 2007. Belum sepenuhnya on air di hari itu, tapi lebih sekedar ceremonial dan ditayangkan live dari pagi hingga malam. Gradually on air sepenuhnya dari tanggal 11 hingga akhirnya 2 hari sesudahnya - saat masuk Ramadhan.
Silakan tonton beberapa rekaman video tayangan Al Watan TV yang diambil dari layar TV. Maaf, belum sempat convert real video material-nya. Too busy to convert the whole things.
Newsroom with lots of iMacs :)
News & Station ID
Promo program kuiz Ramadhan. Isinya becandaan juga seperti di Indonesia
Silakan tonton beberapa rekaman video tayangan Al Watan TV yang diambil dari layar TV. Maaf, belum sempat convert real video material-nya. Too busy to convert the whole things.
Promo & salah satu versi Station ID
Promo Ramadhan
Newsroom with lots of iMacs :)
News & Station ID
Promo program kuiz Ramadhan. Isinya becandaan juga seperti di Indonesia
Saturday, September 08, 2007
9/11
Papin dkk lagi sibuk ngga ketulungan menjelang launch on air Al Watan TV tanggal 9 September besok. Dan (katanya) fully operational tanggal 11-an. Berangkat jam 11 pagi pulang jam 1 pagi, malah kadang-kadang lebih. Makin dekat hari launch, makin chaos, makin seru dan makin melelahkan. Semua orang digeber untuk membereskan semua printal printil. Even Bader, our boss, tetep di kantor sampai larut malam. Suasana kantor sudah seperti kegiatan mahasiswa di kampus menjelang deadline pengumpulan tugas akhir semesteran. Pasang musik keras-keras, mug kopi berserakan, asap rokok di mana-mana, orang-orang teriak adu mulut dan becanda jadi satu. Stres, panik dan ketawa jadi satu.
Sami, our Lebanese fellow, menggambarkan suasana ini (diharapkan) akan berubah saat nanti Al Watan TV sudah on air. Setelah tanggal 11 semua hiruk-pikuk mereda, seiring terberesnya masalah satu per satu. Seperti saat serangan teroris di New York tanggal 11 September 2001 silam. Tanggal tersebut merupakan titik perubahan buat Amerika dan seluruh dunia. Semoga titik perubahan 9/11 di Al Watan TV menuju sesuatu yang positif, terutama untuk departemen kreatif tempat Papin dkk bekerja. "Everything gonna be YEA RIGHT!" teriak Sami suntuk.
Berdiri ki-ka : Heba, Rami, Sham, Bably, Ghesan, Bader, Papin
Duduk ki-ka : Zaidun, Eman, Bayu, Yoswar
Where's Sami? Bader sez, "Forget him. We can put him inside this green-screen in Photoshop later" wakakakakak
Tuesday, September 04, 2007
Review 2 bulan di Kuwait
- Sudah punya rumah buat istirahat setelah seharian dicambukin pekerjaan. Sayangnya, rumah ini tidak seperti rumah di Indonesia yang berisi penuh kehangatan keluarga Neverland. Tapi paling tidak kami bisa tidur dengan tenang bertemu keluarga di mimpi.
- Berhubung sudah punya rumah, berkat bantuan mesin cuci, kompor listrik & microwave dari Mas Indra kami bisa melakukan aktivitas standar. Tidak perlu lagi gotong-gotong baju kotor ke rumah Mas Heru untuk numpang nyuci baju.
- Untuk makanan, sudah bisa melahap semua menu lokal. Bahkan kami sudah memiliki restoran Chinese food langganan yang bisa delivery. Nasi goreng & mie goreng jadi menu andalan kalau sudah kangen menu Asia. Sayangnya, Yoswar masih bermasalah dengan sirkulasi pembuangan gas alam-nya. Intensitas aktivitas pembuangan masih tinggi dibanding sebulan lalu.
- Alternatif transportasi taxi : team Fulail dari Srilanka. Jauh lebih cepat, lebih ramah tapi lebih mahal. Team Fulail (yang terdiri dari Fulail himself, Farouk, Mansoor dan kawan-kawannya dari Srilanka) selalu berkomunikasi satu sama lain dengan telepon selular.
- Kini kami mendapatkan sarana transportasi dan supir dari perusahaan. Tidak lagi mengandalkan taxi untuk berangkat/pulang kantor. Hanya saja, supirnya tidak ada yang bisa bahasa Inggris. Saatnya memaksakan diri belajar bahasa Arab!
- Masih belum bisa melakukan aktivitas lari pagi!! :(
- Proses pembuatan civil id baru masuk tahap cap jari. Rencananya bulan ini mulai tahap tes kesehatan dan iqomah. Ngga sabar sudah pengen ketemu keluarga Neverland!
Subscribe to:
Posts (Atom)