- Suhu Kuwait yang 'kurang ajar' sudah bisa diantisipasi dengan perasaan lebih sabar tidak emosional. Paling buru-buru cari tempat ber-AC dan meminimalisasi kegiatan luar ruang yang tidak penting seperti ngeceng gadis-gadis Arab di pinggir jalan *aduh digaplok Mamin!*
- Makanan lokal sudah banyak yang bisa diadaptasi oleh lidah. Shawarma, tikka, meshaltit sudah 100% compatible dengan OS (Operating System) lambung. Porsi makanan juga sudah pinter-pinter mengukur sesuai kapasitas lambung. Hanya saja Yoswar masih dalam proses adaptasi dan belum sempurna, ditandai dengan aktivitas buang angin yang cukup sering (TIDAK PADA TEMPATNYA!) dan menimbulkan aroma yang mematikan.
- Masih seputar makanan, kami sudah menemukan tempat yang menyediakan menu khas Indonesia atau Asia dari yang murah hingga yang mahal.
- Transportasi masih bergantung pada Tariq dan sesekali nebeng Mas Heru. Sempat mencoba angkutan bus umum tapi masih sebatas rute yang sudah kami kenal, itu pun ditemani oleh Mas Yok dan Mas Sofyan.
- Sudah bisa membaca nilai Kuwait Dinar dengan lancar dan membandingkan dengan nilai Rupiah. Sehingga tidak lagi terjadi salah kalkulasi pada harga suatu barang/jasa. Maklum, rata-rata digit angka Kuwait Dinar hanya 1 atau 2, contoh 1 KD atau 10 KD. Seolah-olah murah padahal kalau dirupiahkan menjadi Rp 30.000 atau Rp 300.000.
- Sudah mulai bisa mengkalkulasi pengeluaran seiring dengan masuknya salary pertama dan punya account bank di Gulf Bank dengan kartu debit yang memudahkan untuk berbelanja dan ambil cash di mana pun. Hari ini pun sudah berhasil transfer ke Western Union Indonesia.
- Sudah bisa memahami beberapa kata atau kalimat Arabic populer. "Asmaul" untuk "luar biasa", "Surra" untuk "cepat", "Kulu tamam" untuk "kabar baik", "La'!" untuk "tidak". Serta beberapa kata kotor yang sering diucapkan Sami tanpa mau menyebutkan maknanya.
- Belum berhasil mendapatkan tempat tinggal. Sempat membayar sebuah apartemen dengan jaminan kantor namun hari ini dibatalkan karena tetangga menolak kehadiran bujangan. Sementara Papin sudah harus minggat dari hotel. Tampaknya perjuangan memang masih harus dilanjutkan.
- Belum berhasil melakukan kembali aktivitas olah raga lari :(
- Dan yang terakhir, rasa kangen dengan rumah dan keluarga Neverland masih terasa hebat namun tidak terlalu menyiksa (walau sesekali masih tercekat), cenderung lebih stabil dengan ditandai intensitas kirim mengirim SMS lebih banyak dengan Mamin, dibanding dengan menggunakan Yahoo Messenger dan Skype yang bolak-balik gagal konek - Telkomnet Instant & Speedy sucks! Tidur pun sudah lebih tenang tanpa harus merasa 'sesak nafas' karena terbayang wajah-wajah keluarga Neverland.
Tuesday, July 31, 2007
Review Sebulan di Kuwait
Sudah sebulan Papin di negeri berpasir ini. Sudah banyak hal yang bisa dicatat selama ini, diantaranya :
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment