by : Pinot
Bekerja di mana pun, pasti ada suka dan duka. Dan pinter-pinternya kita menyikapi segala duka, sehingga bisa tetap kerja dalam kondisi suka. Namun, setelah belasan tahun di tempat kerja itu-itu juga, ternyata pindah di tempat kerja baru jadi lebih banyak rasa suka-nya dibanding duka.
- Orang-orangnya asik. Kadar gelo-nya sih kurang lebih sama dengan rekan-rekan kerja di kantor sebelumnya. Tapi karena yang gelo orang-orang dari belahan dunia lain, rasanya jadi lebih asik. Walau memang, beberapa kali terjadi pergesekan perbedaan adat dan budaya. Apalagi rata-rata orang-orang Arab ini bawaannya sombong dan pinter ngomong. Bahkan yang tengil juga ada *curhat!* Kalau ngomong teriak-teriak seperti orang marah. Membuat kami rada shock awal-awalnya. Tapi setelah sekian lama bekerja dengan mereka -- dan semakin kenal -- pada dasarnya mereka orang-orang yang baik, sopan dan perhatian.
- Bosnya juga asik. yang kami harapkan dari kantor lama, kini tercapai di kantor baru : boss-nya asik! Berumur hampir paruh baya, boss Bader punya pengalaman yang seabrek-abrek di dunia TV dan film. Walau sudah 40 something, gayanya tetep funky, cuwawakan, mbeling dan rebellion. Bahkan tidak segan-segan ikut gabung bekerja membantu -- sekarang lagi bantuin tracing (kerjaan ece-ece) untuk melengkapi pekerjaan Eman! Best of all, beliau cukup baik dalam meng-handle creative people. Royal dalam memberi reward dan tegas dalam bersikap. Sangat melindungi anak buahnya dari masalah kerjaan, bahkan di luar kerjaan (kami sering meminta tolong padanya jika kami terlibat masalah dan berurusan dengan orang Arab. Kuwaiti tea, ngga ada lawan.. kakakakak) It's hard to find a boss who can balancing and juggling between creativity and administration. Sesuatu yang tidak pernah kami dapatkan di kantor lama.
Bos Bader jahil motret-motret saat anak buahnya tidur nglembur semaleman - Your work, your idea, your deadline. Beberapa kasus, kami ditugaskan untuk membuat pekerjaan grafis yang ide dan rentang waktu kerjanya ditentukan sendiri oleh kami. Memang tidak semua pekerjaan, tapi jika menuntut pekerjaan yang harus berkualitas, kami diberikan otoritas dan tanggung jawab untuk berbuat semaksimal mungkin, mengatur waktu kerjanya dan menyelesaikannya tepat waktu. Hal ini mendorong kami untuk pushing to the edge. Jika ada pekerjaan dadakan yang tidak bisa nego deadline - bahkan nabrak-nabrak weekend - tidak jarang kami harus mengorbankan kualitas. Walau, tentunya, tetap diawasi mata boss Bader yang detail (saking detailnya kadang bikin senewen.. huahahahahaha)
- Tools. Kami cukup dimanja dengan ketersediaan alat kerja. Komputernya MacPro heaven-edition -- RAM tinggi, HD gede -- plus monitor Cinema Display 24inch 2 buah. Suatu ketika, boss kami datang dari kantor pusat membawa oleh-oleh : Wacom Intuos3 untuk masing-masing designer. Software masih gado-gado antara original (Apple Motion, FinalCut Pro, Color etc) dan versi petani (menunggu anggaran turun.. hehehe). Dan, selain fasilitas komputer, kami diberikan meja, kursi, ruangan dan sofa! Yeah!
- New Company, New Chaos. Tempat kami bekerja umurnya belum genap setahun. Terbayang betapa 'berantakannya' kalau sudah urusan administrasi. Belum lagi masalah-masalah bermunculan saat on air pertama kalinya. Yang menarik, berhubung kami sudah cukup lama di dunia broadcast, bos Bader beberapa kali meminta pendapat jika menemui kasus-kasus baru, terutama kasus-kasus yang mirip di kantor lama. Been there, done that!
Banyak hal baru yang kami dapatkan. Dan dari semuanya, bekerja bareng 1 almamater (Aji, Bayu, Daud, Eman, Yoswar) adalah landasan utama kami untuk bisa tetap berjuang bekerja. Tanpa mereka, mungkin Papin tidak bisa tetap bekerja hingga sejauh ini.
More works stories :
- All about works
Related stories :
- Kerjaan kami dibilang 'Gawat'
- Galta Project : 2 bulan untuk 1 project
- Kabar Indonesia dari Rekan non-Indonesia
- Minggu Gempor
- Manusia-manusia Jahil
1 comment:
wah selamat2....
makan2 nih... hehehe..
makin sukses lah mas pinot dan semua kru-nya.. kru kerja dan kru-cil2nya hehehe
Post a Comment