Segerombolan burung dara di kawasan kota
Saat di Jakarta dulu, rasanya jarang sekali mendengar kicau burung kalau sudah di tengah kota. Bahkan di kawasan Bintaro tempat tinggal kami, sektor-sektor yang di depan sudah jarang mendengar kicau burung -- kecuali sektor 9 - 10 ke belakang di kawasan yang masih hijau royo-royo.
Sementara, di Kuwait yang sebagian besar areanya didominasi gurun dan padang pasir -- not to mention its temperature and dryness -- kami masih bisa mendengar kicau burung di mana-mana. Bahkan di tengah kota yang dipenuhi hutan beton. Sayang kami tidak terlalu memperhatikan jenis burungnya, tapi sesekali kami mendengar kicau khas kutilang somewhere. Mungkin memang banyak yang memelihara. Ada juga yang keluyuran, seperti yang kami saksikan di pertokoan City Center beberapa hari lalu. Terbang melenggang di antara rak-rak supermarket. Arwen & Leia sampai histeris kegirangan, "Burung! Burung!!"
Burung-burung belanja barang-barang promosi di City Center
Rasanya kalau sudah jalan kaki panas-panas gini -- ditampar angin panas, diserbu debu -- mendengar suara kicau burung rasanya jadi sejuk. Teringat kampung halaman, saat kicau burung masih sering menghibur.
No comments:
Post a Comment