by : Pinot
Sebuah Thunderbird hitam 13th generation year 2005 (?) teronggok tak berdaya di pinggir 5th Ring Road selama 2 minggu-an setelah ringsek diseruduk dari belakang. Kebiasaan orang-orang sini, nyetir ngga bener, setelah tabrakan main tinggal saja di pinggir. Setiap hari, selalu ada saja satu atau dua hiasan jalanan berupa mobil ringsek.
Ada yang minat ambil? :)
Related stories :
Related posts :
- Need for Speed : Neighborhood
- 2 kecelakaan 1 kali jalan
- Kuwait Street War
Friday, December 26, 2008
Tuesday, December 23, 2008
Mereka dan Koteka
by : Pinot
Tidak semua orang tahu bahwa Papua adalah Indonesia. Tidak semua orang tahu masih ada suku 'tanpa busana' di Papua. Dan tidak semua orang tahu tentang koteka.
Awalnya, teman kami Sami the Lebanese mengirimkan junk-mail kepada kepada semua orang dengan judul : Somewhere in Africa. Dalam email tersebut, dia menunjukkan gambar-gambar pria kulit hitam telanjang hanya menggunakan 'bungkus' panjang pada kemaluannya. Bisa ditebak, yang dimaksud adalah gambar-gambar pria Papua dengan kotekanya.
Papin reply email tersebut dengan memberi klarifikasi bahwa pria dengan 'bungkus' kemaluan itu bukan di Afrika, tadi di Papua, Indonesia.
Esoknya, Sami mendatangi kami dengan wajah keheranan dan kepalanya penuh dengan pertanyaan "IS IT THAT BIG?"
Dipikirnya, besar kemaluan pria-pria Papua tersebut seukuran dengan koteka yang mereka pakai. Maka, bagai menonton episode National Geographic, Sami pun mendapatkan wawasan baru tentang Indonesia, Papua dan koteka. "How many tribes do you have in your country???"
Dan satu per satu - teman kantor berkebangsaan Kuwait, Lebanon, Mesir - mendatangi kami. Pertanyaannya tetap sama, "IS IT THAT BIG?" "WHAT IS THAT THING?" "OMG!"
"It's koteka my friend. And it's not from Africa, it's from Papua, Indonesia. And they're proud of it."
Tidak semua orang tahu bahwa Papua adalah Indonesia. Tidak semua orang tahu masih ada suku 'tanpa busana' di Papua. Dan tidak semua orang tahu tentang koteka.
Awalnya, teman kami Sami the Lebanese mengirimkan junk-mail kepada kepada semua orang dengan judul : Somewhere in Africa. Dalam email tersebut, dia menunjukkan gambar-gambar pria kulit hitam telanjang hanya menggunakan 'bungkus' panjang pada kemaluannya. Bisa ditebak, yang dimaksud adalah gambar-gambar pria Papua dengan kotekanya.
Papin reply email tersebut dengan memberi klarifikasi bahwa pria dengan 'bungkus' kemaluan itu bukan di Afrika, tadi di Papua, Indonesia.
Esoknya, Sami mendatangi kami dengan wajah keheranan dan kepalanya penuh dengan pertanyaan "IS IT THAT BIG?"
Dipikirnya, besar kemaluan pria-pria Papua tersebut seukuran dengan koteka yang mereka pakai. Maka, bagai menonton episode National Geographic, Sami pun mendapatkan wawasan baru tentang Indonesia, Papua dan koteka. "How many tribes do you have in your country???"
Dan satu per satu - teman kantor berkebangsaan Kuwait, Lebanon, Mesir - mendatangi kami. Pertanyaannya tetap sama, "IS IT THAT BIG?" "WHAT IS THAT THING?" "OMG!"
"It's koteka my friend. And it's not from Africa, it's from Papua, Indonesia. And they're proud of it."
Tuesday, December 02, 2008
Jordan Magical Mystery Tour : Day 2 (part 1)
Hari ke dua. Amman city tour, mengunjungi 3 tempat : Citadel, Roman Theater dan Cave of Seven Sleepers. Video bagian satu ini merekam kunjungan kami di Citadel.
Related stories :
- Jordan Preparation
- Jordan Day 1
- Jordan Day 1 Video
- Jordan Day 2
Monday, December 01, 2008
Jordan Magical Mystery Tour : Day 2
5 November 2008
Saat tiba di Jordan kemarin, kami merasa sreg dengan negeri ini. Walau masih arab-arab juga (wilayah jazirah arab), Jordan punya ke-khas-an tersendiri. Selain dari kontur daerahnya yang berbukit-bukit, masyarakatnya cenderung ramah dan hangat. Seperti dari lahir sudah siap senyum dengan pelancong dari berbagai bangsa. Ngga kayak Kuwait yang manyun somse melihat foreigner, terutama Asia. Suasana ini membuat kami jadi semangat untuk ngubek-ngubek negeri ini. Hari ini, bangun pagi langsung prepare untuk mulai bertualang.
Sesuai bocoran panduan dari mas Ardhi dan mbak Susi yang sudah duluan ke sini, hari ini kami melakukan city tour di Amman yang memiliki banyak obyek wisata. Buat yang senang bertualang seperti Indiana Jones, pasti jatuh cinta dengan Jordan karena tempat ini banyak situs dan artefak bersejarah. Bahkan di tengah kotanya sendiri banyak ditemui tempat bersejarah peninggalan Romawi. Bersama mas Issromi, sang pemandu wisata dan penerjemah, kami menyewa taxi dengan membayar 30 JD (sekitar Rp 500.000-an) sehari.
Tujuan pertama kompleks Citadel yang dipenuhi puing-puing peninggalan romawi, nasrani dan islam.
Citadel (Jabal Al Qal'a) : Temple of Hercules/Heracles
click for geotag/location
Jam 11:51
Harga tiket 1 JD per orang dewasa. Di kompleks Citadel ini kami mengunjungi 4 situs : Temple of Hercules, museum arkeologi, Gereja Byzantine & Umayyad Palace. Dari gerbang tiket, berjalan beberapa meter langsung disodori pemandangan puing-puing Temple of Hercules. Menginjakkan kaki di tempat seperti ini, kami seperti dibawa ke mesin waktu, berimajinasi berada pada masa awal-awal masehi.
Kuil Hercules (click for geotag/location)
Temple of Hercules ini merupakan tempat suci untuk Dewa Melkom. Dulunya terdapat patung Hercules setinggi 9 meter, kini tidak tersisa tinggal reruntuhan (lihat perkiraan bentuk bangunan). Kuil ini dibangun pada pemerintahan emperor Marcus Aurelius pada sekitar tahun 160 - 180 SM. Sayang kondisinya agak amburadul dan tidak terurus karena banyak batu dan artefak yang sudah dicuri :(
Krucil asik makan snacks di antara reruntuhan Temple of Hercules (click for geotag/location)
Di sekitar Temple of Hercules dengan latar belakang perbukitan kota Amman (click for geotag/location)
Tempat ini sangat keren untuk terus diabadikan (click for geotag/location)
Citadel (Jabal Al Qal'a) : Museum
Di dalam museum (click for geotag/location)
Jam 12:20
Di kompleks ini terdapat Museum Arkeologi Jordan, tidak jauh dari Temple of Hercules. Bentuk fisik dan suasana bangunannya sendiri tidak terlalu menarik, cenderung tidak terawat. Namun, isi di dalamnya tetap saja memukau. Walau kami bukan arkeolog, tapi tetap serasa berhadap-hadapan dengan kebudayaan masa-masa awal masehi. Dan setiap benda bersejarah memaksa kami untuk membaca keterangan masing-masing benda.
Krucil agak tidak nyaman dengan suasana museumnya. Berasa spooky :) Kami pun tidak berlama-lama di dalam museum, melanjutkan jalan kaki ke tempat berikutnya, Gereja Byzantine.
Citadel (Jabal Al Qal'a) : Gereja Byzantine
Pilar-pilar corinthian dengan dekorasi dedaunan acanthus menandari lokasi Gereja Byzantine (click for geotag/location)
Jam 12:49
"PILAR CORINTHIAN DENGAN DAUN ACANTHUS!!!" teriak histeris Papin memandangi pilar-pilar bekas gereja Byzantine yang dibangun abad 6 ini. Maklum, Papin pernah mengerjakan tugas kuliah berhubungan dengan sejarah budaya dan seni Romawi, dan pilar corinthian ini jadi referensi utama. Saat memandangi dan menyentuh benda aslinya (pilar corinthian) Papin jadi kesurupan kegirangan nyaris meluk cium pilar-pilar tersebut. Mas Issromi, pemandu wisata kami cuma terbengong-bengong melihat kelakuan turis ndusun ini.
Citadel (Jabal Al Qal'a) : Umayyad Palace
Umayyad Palace atau Umayyad Mosque (click for geotag/location)
Jam 13:00
Beberapa meter dari Gereja Byzantine, berdiri Umayyad Palace. Didirikan oleh dinasti Islam pertama, Umayyad, sekitar tahun 730 - 740 SM. Bangunan ini berfungsi sebagai masjid dan gedung pertemuan. Masuk ke dalam, krucil langsung berlari-lari dan berteriak kegirangan dengan suara mereka yang menggema.
Pintu masuk Umayyad Palace (click for geotag/location)
Ornamen dinding (click for geotag/location)
Arwen dan Leia berlarian di dalam hall Umayyad Palace (click for geotag/location)
Jam 13:25
Setelah menerawangi di dalam Umayyad Palace, kami berfoto-foto di pekarangan sekitarnya. Dari puncak bukit Citadel ini, kami dihibur pemandangan perbukitan kota Amman dari atas. Sementara bapak ibunya asik foto-foto, Arwen & Leia asik bermain di antara reruntuhan. Untung suhu sangat sejuk, jadi mereka tidak kepanasan.
Bapak ibunya mejeng foto-foto.... (click for geotag/location)
... anak-anak bermain di pekarangan sekitar Umayyad Palace (click for geotag/location)
Kendaraan ngider-ngider, taxi Jordan :P
Jam 13:38
Setelah 2 jam ngider-ngider dan foto-foto, perut terasa lapar. Kami melanjutkan ekspedisi ke Roman Theater, setelah makan siang terlebih dahulu tentunya :). Mas Issromi mengajak kami makan siang ke tempat yang sangat tepat.
(Click for geotag/location)
Restoran "Anwar Mecca" yang menunya khas Timur Tengah grill-grill-an. Baru kali ini nemu makanan panggang-panggangan yang super mantabh! Kambing panggangnya juicy banget. Ayam panggangnya tak kalah menggugah selera. Semua disajikan dengan aneka cocolan dan side dish dan roti kobus tentunya. Buat yang travelling ke Jordan, musti kudu harus makan di resto ini. Bangunannya mirip banget sama restoran-restoran padang di Indonesia. Harganya juga reasonable, termasuk murah malah (jangan tanya ya porsinya....tau sendiri kan orang Arab makannya banyak). Kami memesan 4 piring kambing panggang, 2 piring ayam panggang dengan aneka macam side dish-nya dan minuman soft drink hanya dibandrol 17 JD. Letak restonya tidak jauh dari Roman Theater.
Kambing panggang yang bener-bener bikin pengen balik lagi makan di Anwar Mecca
Ayam panggangnya biarpun udah dingin tetep enak
Roman Theater
Jalan menuju Roman Theater
Jam 14:50
Setelah kenyang, kami melanjutkan petualangan ke Roman Theater. Teater terbuka ini dibangun pada pemerintahan Antonius Pius di tahun 138-161 SM. Memotong bagian sisi bukit, teater yang berfungsi sebagai tempat event budaya dan olahraga ini mampu menampung 6000 penonton. Kami membayar tiket 1 JD untuk orang dewasa.
Suasana di Roman Theater (click for geotag/location)
Selesai melihat-lihat, kami diajak seorang pria Jordan ke toko suvenir dan kerajinan tangan yang terletak tidak jauh dari pintu masuk Roman Theater. Kami sempat menolak tapi dengan keramahannya pria tersebut berhasil 'memaksa' kami. Di dalam toko, barang-barang yang dipajang tidak berbeda jauh dengan apa yang kami lihat di daerah Ballad, hanya saja dijual agak lebih mahal.
Cave of Seven Sleepers
Mamin mejeng di depan gua Seven Sleepers dengan cloak hitam (click for geotage/location)
Jam 16:00
Tour kota Amman kami akhiri dengan berkunjung ke Cave of Seven Sleepers, yang disebut-sebut dalam Al Qur'an dan Alkitab. Dalam hikayatnya, terdapat 7 orang (walau di Al Qur'an tidak disebutkan jumlah yang pasti) bersembunyi dalam gua tersebut selama 1 malam, namun kenyataannya oleh Allah mereka ditidurkan selama lebih dari 3 abad (tepatnya 309 tahun). Walau diduga ada beberapa tempat (Turki, Jordan, Syria, Arab Saudi dan Spanyol) namun diyakini gua Seven Sleepers di Amman ini adalah yang sebenarnya.
Sejarah lebih lengkap tentang gua ini bisa dibaca di sini.
Masuk dari gerbang masjid Ahlul Kahf, pengunjung wanita tanpa kerudung atau jilbab diwajibkan memakai cloak yang sudah disediakan petugas. Mamin jadi kayak salah satu tokoh dari Seven Dwarves dongeng Snow White.. hehehe.
Suasana di dalam gua
Menatap dan menginjakkan kaki situs ini, Papin dan Mamin kembali terpukau dan merinding. Gimana ngga merinding, kami berada di tempat yang sama seperti di sebutkan di Al Qur'an. Di dalam gua, tidak ditemukan kasur buat tidur, tapi terdapat undak-undakan batu seperti makam. Arwen komentar, "Tempat boboknya batu ya? Kan keras?"
Arwen dan tempat tidur Seven Sleepers. Berpose buat kenang-kenangan dan bahan cerita nanti saat sekolah "Arwen pernah ke situ!" :)
Wisata arkeologi hari ini berakhir jam 16:00 . Alhamdulillah, krucil cukup enjoy dengan petualangan mereka hari ini. Bapak ibunya lebih dari enjoy. Such a great adventure! Kami istirahat untuk besok berangkat ke tempat petualangan lainnya : Petra!
Today Expense :
- Tiket masuk Citadel 1 JD (Rp 20.000-an)
- Tiket masuk Roman Theater 1 JD (Rp 20.000-an)
- 1 pashmina 10 JD (Rp 200.000-an)
- Sewa taxi city tour 30 JD (Rp 500.000-an)
- Makan siang 6 porsi grill 17 JD (Rp 300.000-an) :D
Our trail of Jordan and GPS (waypoints & tracks) file : http://web.me.com/pinot/ourtrail/jordan.html
Related stories :
- Jordan : Preparation
- Jordan : Day 1
- Jordan : Day 1 (Video)
References :
http://www.kinghussein.gov.jo/tourism1.html
http://travel.mapsofworld.com/jordan/tourist-attractions-in-amman/citadel-amman.html
http://www.art-and-archaeology.com/jordan/amman/cit01.html
http://www.visitjordan.com/default.aspx?tabid=119
http://www.petrapioneers.com/petra/amman.html
http://www.questia.com/library/encyclopedia/umayyad.jsp
Saat tiba di Jordan kemarin, kami merasa sreg dengan negeri ini. Walau masih arab-arab juga (wilayah jazirah arab), Jordan punya ke-khas-an tersendiri. Selain dari kontur daerahnya yang berbukit-bukit, masyarakatnya cenderung ramah dan hangat. Seperti dari lahir sudah siap senyum dengan pelancong dari berbagai bangsa. Ngga kayak Kuwait yang manyun somse melihat foreigner, terutama Asia. Suasana ini membuat kami jadi semangat untuk ngubek-ngubek negeri ini. Hari ini, bangun pagi langsung prepare untuk mulai bertualang.
Sesuai bocoran panduan dari mas Ardhi dan mbak Susi yang sudah duluan ke sini, hari ini kami melakukan city tour di Amman yang memiliki banyak obyek wisata. Buat yang senang bertualang seperti Indiana Jones, pasti jatuh cinta dengan Jordan karena tempat ini banyak situs dan artefak bersejarah. Bahkan di tengah kotanya sendiri banyak ditemui tempat bersejarah peninggalan Romawi. Bersama mas Issromi, sang pemandu wisata dan penerjemah, kami menyewa taxi dengan membayar 30 JD (sekitar Rp 500.000-an) sehari.
Tujuan pertama kompleks Citadel yang dipenuhi puing-puing peninggalan romawi, nasrani dan islam.
Citadel (Jabal Al Qal'a) : Temple of Hercules/Heracles
click for geotag/location
Jam 11:51
Harga tiket 1 JD per orang dewasa. Di kompleks Citadel ini kami mengunjungi 4 situs : Temple of Hercules, museum arkeologi, Gereja Byzantine & Umayyad Palace. Dari gerbang tiket, berjalan beberapa meter langsung disodori pemandangan puing-puing Temple of Hercules. Menginjakkan kaki di tempat seperti ini, kami seperti dibawa ke mesin waktu, berimajinasi berada pada masa awal-awal masehi.
Kuil Hercules (click for geotag/location)
Temple of Hercules ini merupakan tempat suci untuk Dewa Melkom. Dulunya terdapat patung Hercules setinggi 9 meter, kini tidak tersisa tinggal reruntuhan (lihat perkiraan bentuk bangunan). Kuil ini dibangun pada pemerintahan emperor Marcus Aurelius pada sekitar tahun 160 - 180 SM. Sayang kondisinya agak amburadul dan tidak terurus karena banyak batu dan artefak yang sudah dicuri :(
Krucil asik makan snacks di antara reruntuhan Temple of Hercules (click for geotag/location)
Di sekitar Temple of Hercules dengan latar belakang perbukitan kota Amman (click for geotag/location)
Tempat ini sangat keren untuk terus diabadikan (click for geotag/location)
Citadel (Jabal Al Qal'a) : Museum
Di dalam museum (click for geotag/location)
Jam 12:20
Di kompleks ini terdapat Museum Arkeologi Jordan, tidak jauh dari Temple of Hercules. Bentuk fisik dan suasana bangunannya sendiri tidak terlalu menarik, cenderung tidak terawat. Namun, isi di dalamnya tetap saja memukau. Walau kami bukan arkeolog, tapi tetap serasa berhadap-hadapan dengan kebudayaan masa-masa awal masehi. Dan setiap benda bersejarah memaksa kami untuk membaca keterangan masing-masing benda.
Krucil agak tidak nyaman dengan suasana museumnya. Berasa spooky :) Kami pun tidak berlama-lama di dalam museum, melanjutkan jalan kaki ke tempat berikutnya, Gereja Byzantine.
Citadel (Jabal Al Qal'a) : Gereja Byzantine
Pilar-pilar corinthian dengan dekorasi dedaunan acanthus menandari lokasi Gereja Byzantine (click for geotag/location)
Jam 12:49
"PILAR CORINTHIAN DENGAN DAUN ACANTHUS!!!" teriak histeris Papin memandangi pilar-pilar bekas gereja Byzantine yang dibangun abad 6 ini. Maklum, Papin pernah mengerjakan tugas kuliah berhubungan dengan sejarah budaya dan seni Romawi, dan pilar corinthian ini jadi referensi utama. Saat memandangi dan menyentuh benda aslinya (pilar corinthian) Papin jadi kesurupan kegirangan nyaris meluk cium pilar-pilar tersebut. Mas Issromi, pemandu wisata kami cuma terbengong-bengong melihat kelakuan turis ndusun ini.
Citadel (Jabal Al Qal'a) : Umayyad Palace
Umayyad Palace atau Umayyad Mosque (click for geotag/location)
Jam 13:00
Beberapa meter dari Gereja Byzantine, berdiri Umayyad Palace. Didirikan oleh dinasti Islam pertama, Umayyad, sekitar tahun 730 - 740 SM. Bangunan ini berfungsi sebagai masjid dan gedung pertemuan. Masuk ke dalam, krucil langsung berlari-lari dan berteriak kegirangan dengan suara mereka yang menggema.
Pintu masuk Umayyad Palace (click for geotag/location)
Ornamen dinding (click for geotag/location)
Arwen dan Leia berlarian di dalam hall Umayyad Palace (click for geotag/location)
Jam 13:25
Setelah menerawangi di dalam Umayyad Palace, kami berfoto-foto di pekarangan sekitarnya. Dari puncak bukit Citadel ini, kami dihibur pemandangan perbukitan kota Amman dari atas. Sementara bapak ibunya asik foto-foto, Arwen & Leia asik bermain di antara reruntuhan. Untung suhu sangat sejuk, jadi mereka tidak kepanasan.
Bapak ibunya mejeng foto-foto.... (click for geotag/location)
... anak-anak bermain di pekarangan sekitar Umayyad Palace (click for geotag/location)
Kendaraan ngider-ngider, taxi Jordan :P
Jam 13:38
Setelah 2 jam ngider-ngider dan foto-foto, perut terasa lapar. Kami melanjutkan ekspedisi ke Roman Theater, setelah makan siang terlebih dahulu tentunya :). Mas Issromi mengajak kami makan siang ke tempat yang sangat tepat.
(Click for geotag/location)
Restoran "Anwar Mecca" yang menunya khas Timur Tengah grill-grill-an. Baru kali ini nemu makanan panggang-panggangan yang super mantabh! Kambing panggangnya juicy banget. Ayam panggangnya tak kalah menggugah selera. Semua disajikan dengan aneka cocolan dan side dish dan roti kobus tentunya. Buat yang travelling ke Jordan, musti kudu harus makan di resto ini. Bangunannya mirip banget sama restoran-restoran padang di Indonesia. Harganya juga reasonable, termasuk murah malah (jangan tanya ya porsinya....tau sendiri kan orang Arab makannya banyak). Kami memesan 4 piring kambing panggang, 2 piring ayam panggang dengan aneka macam side dish-nya dan minuman soft drink hanya dibandrol 17 JD. Letak restonya tidak jauh dari Roman Theater.
Kambing panggang yang bener-bener bikin pengen balik lagi makan di Anwar Mecca
Ayam panggangnya biarpun udah dingin tetep enak
Roman Theater
Jalan menuju Roman Theater
Jam 14:50
Setelah kenyang, kami melanjutkan petualangan ke Roman Theater. Teater terbuka ini dibangun pada pemerintahan Antonius Pius di tahun 138-161 SM. Memotong bagian sisi bukit, teater yang berfungsi sebagai tempat event budaya dan olahraga ini mampu menampung 6000 penonton. Kami membayar tiket 1 JD untuk orang dewasa.
Suasana di Roman Theater (click for geotag/location)
Selesai melihat-lihat, kami diajak seorang pria Jordan ke toko suvenir dan kerajinan tangan yang terletak tidak jauh dari pintu masuk Roman Theater. Kami sempat menolak tapi dengan keramahannya pria tersebut berhasil 'memaksa' kami. Di dalam toko, barang-barang yang dipajang tidak berbeda jauh dengan apa yang kami lihat di daerah Ballad, hanya saja dijual agak lebih mahal.
Cave of Seven Sleepers
Mamin mejeng di depan gua Seven Sleepers dengan cloak hitam (click for geotage/location)
Jam 16:00
Tour kota Amman kami akhiri dengan berkunjung ke Cave of Seven Sleepers, yang disebut-sebut dalam Al Qur'an dan Alkitab. Dalam hikayatnya, terdapat 7 orang (walau di Al Qur'an tidak disebutkan jumlah yang pasti) bersembunyi dalam gua tersebut selama 1 malam, namun kenyataannya oleh Allah mereka ditidurkan selama lebih dari 3 abad (tepatnya 309 tahun). Walau diduga ada beberapa tempat (Turki, Jordan, Syria, Arab Saudi dan Spanyol) namun diyakini gua Seven Sleepers di Amman ini adalah yang sebenarnya.
Sejarah lebih lengkap tentang gua ini bisa dibaca di sini.
Masuk dari gerbang masjid Ahlul Kahf, pengunjung wanita tanpa kerudung atau jilbab diwajibkan memakai cloak yang sudah disediakan petugas. Mamin jadi kayak salah satu tokoh dari Seven Dwarves dongeng Snow White.. hehehe.
Suasana di dalam gua
Menatap dan menginjakkan kaki situs ini, Papin dan Mamin kembali terpukau dan merinding. Gimana ngga merinding, kami berada di tempat yang sama seperti di sebutkan di Al Qur'an. Di dalam gua, tidak ditemukan kasur buat tidur, tapi terdapat undak-undakan batu seperti makam. Arwen komentar, "Tempat boboknya batu ya? Kan keras?"
Arwen dan tempat tidur Seven Sleepers. Berpose buat kenang-kenangan dan bahan cerita nanti saat sekolah "Arwen pernah ke situ!" :)
Wisata arkeologi hari ini berakhir jam 16:00 . Alhamdulillah, krucil cukup enjoy dengan petualangan mereka hari ini. Bapak ibunya lebih dari enjoy. Such a great adventure! Kami istirahat untuk besok berangkat ke tempat petualangan lainnya : Petra!
Today Expense :
- Tiket masuk Citadel 1 JD (Rp 20.000-an)
- Tiket masuk Roman Theater 1 JD (Rp 20.000-an)
- 1 pashmina 10 JD (Rp 200.000-an)
- Sewa taxi city tour 30 JD (Rp 500.000-an)
- Makan siang 6 porsi grill 17 JD (Rp 300.000-an) :D
Our trail of Jordan and GPS (waypoints & tracks) file : http://web.me.com/pinot/ourtrail/jordan.html
Related stories :
- Jordan : Preparation
- Jordan : Day 1
- Jordan : Day 1 (Video)
References :
http://www.kinghussein.gov.jo/tourism1.html
http://travel.mapsofworld.com/jordan/tourist-attractions-in-amman/citadel-amman.html
http://www.art-and-archaeology.com/jordan/amman/cit01.html
http://www.visitjordan.com/default.aspx?tabid=119
http://www.petrapioneers.com/petra/amman.html
http://www.questia.com/library/encyclopedia/umayyad.jsp
Tuesday, November 18, 2008
Jordan Magical Mystery Tour : Day 1 (Video)
4 November 2008
Suasana pemandangan perjalanan dari bandara ke hotel dan dari hotel ke downtown kota Amman.
Sunday, November 16, 2008
Jordan Magical Mystery Tour : Day 1
by : Pinot & Dita
Bandara. Entah kenapa ngga pernah nyaman dengan tempat ini. Isinya penuh dengan keribetan, pemeriksaan, birokratis, administratif, sanksi, aturan, do & don't, petugas, etc etc etc. Hehehehe..
Berangkat seorang diri saja sudah mules bawa'annya, apalagi ini bawa keluarga sekampung (Papin, Mamin, Arwen, Leia dan Eman). Walau sudah percaya diri bahwa passport Indonesia bisa VoA (Visa-on-Arrival) di Jordan, tetap saja tiba-tiba perut mules saat petugas check in Jazeera Airways mempertanyakan berkas visa kami. Wajah sih tetep cool (dan suhu memang cool 19˚C), tapi tetap berkeringat karena nahan mules.
Alhamdulillah, semua lancar dan kami pun naik pesawat hengkang ke Jordan. Perjalanan memakan waktu 2 jam dengan pemandangan gurun Arab Saudi. Menjelang bandara internasional Queen Alia Jordan, pemandangan sedikit berbeda dengan dihiasi perbukitan berbatu dan cukup banyak pepohonan hijau di permukaannya.
Terbang di atas Kingdom of Saudi Arabia
Bandara lagi. Tapi entah mengapa rasa mules itu tidak terlalu terasa saat tiba di bandara internasional Jordan ini. Padahal kami masih harus gambling tentang urusan VoA passport kami (karena sempet denger kabar burung bahwa yang bisa mendapatkan VoA hanya yang berprofesi sebagai Engineer - sementara Papin dan Eman 'hanya' Graphic Designer). Tiba di Jordan kami merasakan aura yang lebih hangat dan ramah. Saat mengurus VoA pun kami merasa cukup tenang, demonstrasi perut mules tidak dirasakan sampai membayar visa 10 Jordan Dinar (Rp 160 ribuan) per kepala. Lolos!
Mengurus Visa on Arrival (click for geotag/location)
Saat keluar dari gerbang imigrasi, kami sudah janjian dengan teman mahasiswa di Jordan bernama Issromi yang akan menemani kami keluyuran di Jordan. Dengan bahasa arab yang sudah ngelotok dan medhok, beliau berjasa banyak dalam urusan komunikasi dengan masyarakat lokal, terutama dengan taxi bandara. Saat di bandara, harga taxi sudah ditetapkan 20 JD (Rp 300 ribuan) sampai di 2 tujuan (rumah sepupu Eman dan hotel kami). Sampai di tujuan, ternyata sang sopir meminta lebih menjadi 25 JD. Oleh Issromi ditolak. Sempat ngotot-ngototan namun diakhiri senyum dan jabat tangan antara sopir dan Issromi. Kok bisa? Ternyata oleh Issromi, sang sopir diperintahkan membaca "Subhan'Allah" (Allah Maha Suci) dan langsung 'adem' ngga ngotot lagi. Hehehehehe.. (menurut beliau, itu kata-kata kunci kalo udah ngotot-ngototan sama warga setempat).
Selama perjalanan dihiasi pemandangan berbukit dan rerimbunan pohon cemara (click for geotag/location)
Hueee.. sudah lama ngga lihat skubek ala jetmatic, kota Amman banyak ditemui kendaraan roda dua ini (click for geotag/location)
Sebenernya rencana begitu tiba di Jordan, pengennya langsung city tour ke Citadel/Jabal Al-Qal'a (bukit peninggalan romawi), tapi melihat waktu yang sudah menjelang gelap dan kondisi krucils yang sedikit lelah, kami putuskan untuk menundanya sampai besok.
Jalan rayanya didominasi turunan, tanjakan, flyover, underpass dan tunnel menembus bukit (click for geotag/location)
Hari pertama tiba di Jordan, kami isi dengan mencari makan di City Mall yang letaknya tidak berjauhan dengan Mecca Mall (sejauh ini baru ada 2 mall besar di Jordan, sepertinya negara ini belum jor-joran membangun mall). Karena sudah keburu laper, kami putuskan untuk mencari makan yang gampang aja dan cepet. Waaahhhh kaget juga waktu waktu melihat struk pembayaran. Udah lama makan nggak dipajekin di Kuwait, di Jordan ternyata kena pajak. Besarnya kurang lebih 30% dari total harga makanan yang dibayarkan. Issromi pun bercerita bahwa negara ini memang memberlakukan pajak di berbagai sektor. Maklum negara berkembang yang penghasilan utamanya hanya dari sektor pariwisata dan import garam dari Laut Mati (Dead Sea).
Amman downtown (click for geotag/location)
Setelah kenyang, kami mengunjungi pasar Ballad....wuuiiihhhhh baru dateng udah ke pusat oleh-oleh dan souvenir khas Jordan. Soalnya besok-besok pengennya emang fokus ke travelling, jadi cari-cari oleh-olehnya hari pertama aja ;). Untuk yang ingin berkunjung ke Jordan, kami sarankan membeli oleh-oleh di pasar ini, harganya jauh lebih murah daripada membeli pernak-pernik di gift shop, jangan takut untuk menawar karena mereka juga mau ditawar. Penjualnya pun ramah-ramah, apalagi kalo kita bawa anak kecil, mereka mau kasih harga lebih murah lagi (katanya, "for your daughter")....huahahahaha....dasar banci diskon ya, kita mah seneng-seneng aja!
Di depan toko souvenir di daerah Ballad (click for geotag/location)
Seberapa ramah penduduk Jordan? Silakan tengok video ini :D
Sepanjang perjalanan di dalam kota Amman, kami sangat terpukau dengan pemandangan kota yang berbukit-bukit. Cantik sebenernya, cuman sayang agak kurang teratur dan tidak terlalu resik (bersih). Bau asap knalpot yang memenuhi udara juga gak beda jauh dengan kondisi di Jakarta. Pokoknya kondisi dan situasi kotanya reminds us of our home country lah! Cuman bedanya, tingkat kriminalitas di kota ini sangat sangatlah kecil, boleh dikata hampir tidak ada. Jadi memang sangat turis-friendly, orang-orangnya pun ramah dan bersahaja terhadap pendatang (berbeda dengan penduduk asli di Kuwait yang kebanyakan terlihat angkuh).
Pengemis wanita di daerah Ballad (kontras dengan Kuwait yang sangat amat jarang melihat pengemis (click for geotag/location)
Habis berbelanja, kami memutuskan kembali ke hotel untuk beristirahat menyiapkan tenaga untuk city tour keesokan harinya.
Today Expenses :
40 JD : Visa on Arrival (4 orang)
20 JD : taxi bandara ke hotel (atau dari Bandara Queen Alia ke Amman City. Jangan mau digetok lebih dari itu, karena yang bener memang harganya 20 JD)
Untuk informasi mengenai guide - Bapak Issromi dan Ismail, silahkan hubungi kami japri.
Kisaran harga souvenir :
1 JD (Rp 20.000-an) : pernik-pernik kecil seperti bookmark, magnet kulkas, mini sculpture
3 JD - 5 JD (Rp 50.000-an) : kaos Jordan (low quality of design)
5 JD - 10 JD (Rp 200.000-300.000 an) : barang tekstil seperti selendang atau pashmina
1 JD - 5 JD (Rp 20.000-an - Rp 50.000-an) : kalung-kalung, gelang, tasbih
30 JD (Rp 500.000-an) : karpet kecil
Untuk kerajinan perak biasanya pake ditimbang-timbang dulu, baru nanti ditentukan harganya
Our trail of Jordan : http://web.me.com/pinot/ourtrail/jordan.html
More our photos of Jordan : http://www.flickr.com/photos/pinodita/sets/72157609005238744/
Day 1 video coming soon :)
Bandara. Entah kenapa ngga pernah nyaman dengan tempat ini. Isinya penuh dengan keribetan, pemeriksaan, birokratis, administratif, sanksi, aturan, do & don't, petugas, etc etc etc. Hehehehe..
Berangkat seorang diri saja sudah mules bawa'annya, apalagi ini bawa keluarga sekampung (Papin, Mamin, Arwen, Leia dan Eman). Walau sudah percaya diri bahwa passport Indonesia bisa VoA (Visa-on-Arrival) di Jordan, tetap saja tiba-tiba perut mules saat petugas check in Jazeera Airways mempertanyakan berkas visa kami. Wajah sih tetep cool (dan suhu memang cool 19˚C), tapi tetap berkeringat karena nahan mules.
Alhamdulillah, semua lancar dan kami pun naik pesawat hengkang ke Jordan. Perjalanan memakan waktu 2 jam dengan pemandangan gurun Arab Saudi. Menjelang bandara internasional Queen Alia Jordan, pemandangan sedikit berbeda dengan dihiasi perbukitan berbatu dan cukup banyak pepohonan hijau di permukaannya.
Terbang di atas Kingdom of Saudi Arabia
Bandara lagi. Tapi entah mengapa rasa mules itu tidak terlalu terasa saat tiba di bandara internasional Jordan ini. Padahal kami masih harus gambling tentang urusan VoA passport kami (karena sempet denger kabar burung bahwa yang bisa mendapatkan VoA hanya yang berprofesi sebagai Engineer - sementara Papin dan Eman 'hanya' Graphic Designer). Tiba di Jordan kami merasakan aura yang lebih hangat dan ramah. Saat mengurus VoA pun kami merasa cukup tenang, demonstrasi perut mules tidak dirasakan sampai membayar visa 10 Jordan Dinar (Rp 160 ribuan) per kepala. Lolos!
Mengurus Visa on Arrival (click for geotag/location)
Saat keluar dari gerbang imigrasi, kami sudah janjian dengan teman mahasiswa di Jordan bernama Issromi yang akan menemani kami keluyuran di Jordan. Dengan bahasa arab yang sudah ngelotok dan medhok, beliau berjasa banyak dalam urusan komunikasi dengan masyarakat lokal, terutama dengan taxi bandara. Saat di bandara, harga taxi sudah ditetapkan 20 JD (Rp 300 ribuan) sampai di 2 tujuan (rumah sepupu Eman dan hotel kami). Sampai di tujuan, ternyata sang sopir meminta lebih menjadi 25 JD. Oleh Issromi ditolak. Sempat ngotot-ngototan namun diakhiri senyum dan jabat tangan antara sopir dan Issromi. Kok bisa? Ternyata oleh Issromi, sang sopir diperintahkan membaca "Subhan'Allah" (Allah Maha Suci) dan langsung 'adem' ngga ngotot lagi. Hehehehehe.. (menurut beliau, itu kata-kata kunci kalo udah ngotot-ngototan sama warga setempat).
Selama perjalanan dihiasi pemandangan berbukit dan rerimbunan pohon cemara (click for geotag/location)
Hueee.. sudah lama ngga lihat skubek ala jetmatic, kota Amman banyak ditemui kendaraan roda dua ini (click for geotag/location)
Sebenernya rencana begitu tiba di Jordan, pengennya langsung city tour ke Citadel/Jabal Al-Qal'a (bukit peninggalan romawi), tapi melihat waktu yang sudah menjelang gelap dan kondisi krucils yang sedikit lelah, kami putuskan untuk menundanya sampai besok.
Jalan rayanya didominasi turunan, tanjakan, flyover, underpass dan tunnel menembus bukit (click for geotag/location)
Hari pertama tiba di Jordan, kami isi dengan mencari makan di City Mall yang letaknya tidak berjauhan dengan Mecca Mall (sejauh ini baru ada 2 mall besar di Jordan, sepertinya negara ini belum jor-joran membangun mall). Karena sudah keburu laper, kami putuskan untuk mencari makan yang gampang aja dan cepet. Waaahhhh kaget juga waktu waktu melihat struk pembayaran. Udah lama makan nggak dipajekin di Kuwait, di Jordan ternyata kena pajak. Besarnya kurang lebih 30% dari total harga makanan yang dibayarkan. Issromi pun bercerita bahwa negara ini memang memberlakukan pajak di berbagai sektor. Maklum negara berkembang yang penghasilan utamanya hanya dari sektor pariwisata dan import garam dari Laut Mati (Dead Sea).
Amman downtown (click for geotag/location)
Setelah kenyang, kami mengunjungi pasar Ballad....wuuiiihhhhh baru dateng udah ke pusat oleh-oleh dan souvenir khas Jordan. Soalnya besok-besok pengennya emang fokus ke travelling, jadi cari-cari oleh-olehnya hari pertama aja ;). Untuk yang ingin berkunjung ke Jordan, kami sarankan membeli oleh-oleh di pasar ini, harganya jauh lebih murah daripada membeli pernak-pernik di gift shop, jangan takut untuk menawar karena mereka juga mau ditawar. Penjualnya pun ramah-ramah, apalagi kalo kita bawa anak kecil, mereka mau kasih harga lebih murah lagi (katanya, "for your daughter")....huahahahaha....dasar banci diskon ya, kita mah seneng-seneng aja!
Di depan toko souvenir di daerah Ballad (click for geotag/location)
Seberapa ramah penduduk Jordan? Silakan tengok video ini :D
Sepanjang perjalanan di dalam kota Amman, kami sangat terpukau dengan pemandangan kota yang berbukit-bukit. Cantik sebenernya, cuman sayang agak kurang teratur dan tidak terlalu resik (bersih). Bau asap knalpot yang memenuhi udara juga gak beda jauh dengan kondisi di Jakarta. Pokoknya kondisi dan situasi kotanya reminds us of our home country lah! Cuman bedanya, tingkat kriminalitas di kota ini sangat sangatlah kecil, boleh dikata hampir tidak ada. Jadi memang sangat turis-friendly, orang-orangnya pun ramah dan bersahaja terhadap pendatang (berbeda dengan penduduk asli di Kuwait yang kebanyakan terlihat angkuh).
Pengemis wanita di daerah Ballad (kontras dengan Kuwait yang sangat amat jarang melihat pengemis (click for geotag/location)
Habis berbelanja, kami memutuskan kembali ke hotel untuk beristirahat menyiapkan tenaga untuk city tour keesokan harinya.
Today Expenses :
40 JD : Visa on Arrival (4 orang)
20 JD : taxi bandara ke hotel (atau dari Bandara Queen Alia ke Amman City. Jangan mau digetok lebih dari itu, karena yang bener memang harganya 20 JD)
Untuk informasi mengenai guide - Bapak Issromi dan Ismail, silahkan hubungi kami japri.
Kisaran harga souvenir :
1 JD (Rp 20.000-an) : pernik-pernik kecil seperti bookmark, magnet kulkas, mini sculpture
3 JD - 5 JD (Rp 50.000-an) : kaos Jordan (low quality of design)
5 JD - 10 JD (Rp 200.000-300.000 an) : barang tekstil seperti selendang atau pashmina
1 JD - 5 JD (Rp 20.000-an - Rp 50.000-an) : kalung-kalung, gelang, tasbih
30 JD (Rp 500.000-an) : karpet kecil
Untuk kerajinan perak biasanya pake ditimbang-timbang dulu, baru nanti ditentukan harganya
Our trail of Jordan : http://web.me.com/pinot/ourtrail/jordan.html
More our photos of Jordan : http://www.flickr.com/photos/pinodita/sets/72157609005238744/
Day 1 video coming soon :)
Wednesday, November 12, 2008
Jordan Magical Mystery Tour : Preparation
by : Pinot & Dita
Traveling with toddlers. Ini yang rada membuat kami ragu untuk melakukan perjalanan liburan, apalagi ke tempat yang asing dan jauh dari kampung halaman. Berbekal info dari teman-teman -- termasuk pasutri Rani dan Indi (thanks guys) -- kami pun 'nekat' bepergian liburan. Daerah yang akan kami uji coba tidak jauh-jauh dari Kuwait dan Timur Tengah. Pilihan jatuh ke Jordan dengan berbagai alasan :
Kami pikir, worth the shot! 2 toddlers kami pun sudah 'disiapkan' untuk bepergian jauh, terutama Arwen. Segala gambar dan foto tentang Jordan -- terutama Petra -- kami tunjukkan berulang-ulang kepada Arwen.
"Kita mau jalan-jalan berpetualang, Wen. Naik pesawat!"
"Berpetualang seperti Dora (the Explorer) dan Diego dong ya?"
Saking gencarnya pembekalan, Arwen sampai berkali-kali bilang ke teman-teman di apartemen "Arwen mau ke Jordan!"
2 minggu sebelum berangkat, segala pernak pernik disiapkan. Kami mencoba beli tiket online, kebetulan Jazeera Airways (semacam AirAsia-nya Timur Tengah) sedang ada promo tanpa tax & fuel. Biaya per orang 20 KD (Rp 700.000-an) two ways. Setelah memesan tiket pesawat, kami memesan hotel dengan membeli voucher di Dawliyah Centre (pusat travel agent dan voucher hotel), Kuwait City (lokasinya terletak di belakang kantor Kuwait Airways), konon membeli voucher hotel lebih ekonomis jatuhnya dibandingkan kita check in langsung di hotel. Di sini kita pun bisa memilih rate hotel yang sesuai dengan kantong kita. Berhubung kita bukan tipikal yang seneng dengan liburan fancy, maka yang kami cari cukup hotel berbintang 3 dengan kondisi yang bersih dan nyaman buat anak-anak (pengennya sih sebenernya backpacker-an, cuman berhubung bawa toddlers jadi semi backpacker aja deh). Untuk musim yang tidak terlalu ramai, hotel bintang 3 rata-rata dikenai rate 20 KD per malam (setara dengan Rp 600.000,-). Untuk hotel bintang 5 dikenai rate 25-40 KD per malam (ternyata kalo lagi peak season, rate bintang 5 bisa mencapai 3-5 kali rate standart).
Berhubung akan membawa 2 'tamu agung' yang pastinya gampang capek untuk jalan jauh, sempat terpikirkan untuk membeli stroller lagi (kami cuma punya satu stroller). Tapi akhirnya diputuskan untuk membeli 'gendongan' untuk membawa Leia (yang paling enteng), karena lebih fleksibel. Kebetulan di sebuah toko olah raga di Avenue Mall dijual gendongan (carrier) merk Lafuma. Sengaja dipilih yang bermerk, takut nanti Papin malah ngga enak nggendong Leia, hasilnya malah pegel-pegel :).
Lafuma Walkid Child Carrier
Untuk keperluan navigasi, kami meremajakan GPS device tua kami (Garmin eTrex Summit) dengan Garmin Oregon 200. Dengan GPS ini, kami bisa menyimpan peta dengan mudah.
Sayangnya, belum ada peta resmi untuk Jordan. Sehingga kami harus ngubek-ngubek google untuk mencari & mengumpulkan peta, tracks dan waypoints milik orang.
Peta Jordan untuk GPS bisa didownload di sini : http://mapcenter2.cgpsmapper.com/mapview.php?id=1013
Untuk keperluan dokumentasi, kami membekali diri dengan sebuah kamera DSLR, 1 kamera saku digital, 1 kamera video dan kamera iPhone untuk instant mobile upload :)
Sekedar tips untuk bepergian jarak jauh dengan toddler :
- http://www.jordanjubilee.com/
- http://nabataea.net/ssiq.html
- http://www.hat.net/album/middle_east/003_jordan/
- http://www.panoramas.dk/fullscreen2/full24.html
Traveling with toddlers. Ini yang rada membuat kami ragu untuk melakukan perjalanan liburan, apalagi ke tempat yang asing dan jauh dari kampung halaman. Berbekal info dari teman-teman -- termasuk pasutri Rani dan Indi (thanks guys) -- kami pun 'nekat' bepergian liburan. Daerah yang akan kami uji coba tidak jauh-jauh dari Kuwait dan Timur Tengah. Pilihan jatuh ke Jordan dengan berbagai alasan :
- Jordan adalah negara wisata, yang berarti segala environment negerinya sudah siap dikunjungi orang asing (hassle-free)
- Dekat dari Kuwait, hanya 2 jam perjalanan pesawat dengan tiket sangat murah 20 KD (Rp 700.000-an) per orang bolak balik (catatan : harga tiket promosi tax free)
- Visa on Arrival untuk passport Indonesia
- Berbekal info keluarga mas Ardi dan mbak Susi yang sudah duluan kabur ke Jordan
- Eman -- rekan kerja sekantor -- punya sepupu di sana, sekedar untuk berjaga-jaga jika ada situasi darurat
Kami pikir, worth the shot! 2 toddlers kami pun sudah 'disiapkan' untuk bepergian jauh, terutama Arwen. Segala gambar dan foto tentang Jordan -- terutama Petra -- kami tunjukkan berulang-ulang kepada Arwen.
"Kita mau jalan-jalan berpetualang, Wen. Naik pesawat!"
"Berpetualang seperti Dora (the Explorer) dan Diego dong ya?"
Saking gencarnya pembekalan, Arwen sampai berkali-kali bilang ke teman-teman di apartemen "Arwen mau ke Jordan!"
2 minggu sebelum berangkat, segala pernak pernik disiapkan. Kami mencoba beli tiket online, kebetulan Jazeera Airways (semacam AirAsia-nya Timur Tengah) sedang ada promo tanpa tax & fuel. Biaya per orang 20 KD (Rp 700.000-an) two ways. Setelah memesan tiket pesawat, kami memesan hotel dengan membeli voucher di Dawliyah Centre (pusat travel agent dan voucher hotel), Kuwait City (lokasinya terletak di belakang kantor Kuwait Airways), konon membeli voucher hotel lebih ekonomis jatuhnya dibandingkan kita check in langsung di hotel. Di sini kita pun bisa memilih rate hotel yang sesuai dengan kantong kita. Berhubung kita bukan tipikal yang seneng dengan liburan fancy, maka yang kami cari cukup hotel berbintang 3 dengan kondisi yang bersih dan nyaman buat anak-anak (pengennya sih sebenernya backpacker-an, cuman berhubung bawa toddlers jadi semi backpacker aja deh). Untuk musim yang tidak terlalu ramai, hotel bintang 3 rata-rata dikenai rate 20 KD per malam (setara dengan Rp 600.000,-). Untuk hotel bintang 5 dikenai rate 25-40 KD per malam (ternyata kalo lagi peak season, rate bintang 5 bisa mencapai 3-5 kali rate standart).
Berhubung akan membawa 2 'tamu agung' yang pastinya gampang capek untuk jalan jauh, sempat terpikirkan untuk membeli stroller lagi (kami cuma punya satu stroller). Tapi akhirnya diputuskan untuk membeli 'gendongan' untuk membawa Leia (yang paling enteng), karena lebih fleksibel. Kebetulan di sebuah toko olah raga di Avenue Mall dijual gendongan (carrier) merk Lafuma. Sengaja dipilih yang bermerk, takut nanti Papin malah ngga enak nggendong Leia, hasilnya malah pegel-pegel :).
Lafuma Walkid Child Carrier
Untuk keperluan navigasi, kami meremajakan GPS device tua kami (Garmin eTrex Summit) dengan Garmin Oregon 200. Dengan GPS ini, kami bisa menyimpan peta dengan mudah.
Sayangnya, belum ada peta resmi untuk Jordan. Sehingga kami harus ngubek-ngubek google untuk mencari & mengumpulkan peta, tracks dan waypoints milik orang.
Peta Jordan untuk GPS bisa didownload di sini : http://mapcenter2.cgpsmapper.com/mapview.php?id=1013
Untuk keperluan dokumentasi, kami membekali diri dengan sebuah kamera DSLR, 1 kamera saku digital, 1 kamera video dan kamera iPhone untuk instant mobile upload :)
Sekedar tips untuk bepergian jarak jauh dengan toddler :
- Relaks. Bener deh, kita harus relaks, gak usah panik dan buru-buru. Kalo kitanya santai, Insha Allah mereka juga relaks.
- Simplify your life, gak usah apa-apa dibikin repot.
- Kemudian juga, jangan memaksakan untuk meneruskan perjalanan jika krucil sudah letih dan bosan. Karenanya, jadwal perjalanan harus dibuat fleksibel.
- Hotel juga sudah dipilih & dibooking sebelumnya, menghindari ngider-ngider cari hotel on-the-spot.
- http://www.jordanjubilee.com/
- http://nabataea.net/ssiq.html
- http://www.hat.net/album/middle_east/003_jordan/
- http://www.panoramas.dk/fullscreen2/full24.html
Wednesday, October 29, 2008
Geluduk Siang Bolong
by : Pinot
Jam 14:30, tiba-tiba terdengar suara geluduk cukup keras. Cukup kaget juga -- walau ramalan cuaca bilang hari ini hujan -- tadi pagi matahari bersinar cerah, tidak ada tanda-tanda awan atau mendung.
Ngecek di website Kuwait Storm, ternyata Kuwait sudah dihujani petir dan geluduk, terutama di daerah Fahaheel dan sekitarnya. Temperatur saat ini 26˚ C dengan tingkat kelembaban 58%.
Bakal hujan beneran nggak ya?
Subscribe to:
Posts (Atom)