Our previous journey: Kuwait

Sunday, November 16, 2008

Jordan Magical Mystery Tour : Day 1

by : Pinot & Dita

Bandara. Entah kenapa ngga pernah nyaman dengan tempat ini. Isinya penuh dengan keribetan, pemeriksaan, birokratis, administratif, sanksi, aturan, do & don't, petugas, etc etc etc. Hehehehe..
Berangkat seorang diri saja sudah mules bawa'annya, apalagi ini bawa keluarga sekampung (Papin, Mamin, Arwen, Leia dan Eman). Walau sudah percaya diri bahwa passport Indonesia bisa VoA (Visa-on-Arrival) di Jordan, tetap saja tiba-tiba perut mules saat petugas check in Jazeera Airways mempertanyakan berkas visa kami. Wajah sih tetep cool (dan suhu memang cool 19˚C), tapi tetap berkeringat karena nahan mules.

Alhamdulillah, semua lancar dan kami pun naik pesawat hengkang ke Jordan. Perjalanan memakan waktu 2 jam dengan pemandangan gurun Arab Saudi. Menjelang bandara internasional Queen Alia Jordan, pemandangan sedikit berbeda dengan dihiasi perbukitan berbatu dan cukup banyak pepohonan hijau di permukaannya.


Terbang di atas Kingdom of Saudi Arabia

Bandara lagi. Tapi entah mengapa rasa mules itu tidak terlalu terasa saat tiba di bandara internasional Jordan ini. Padahal kami masih harus gambling tentang urusan VoA passport kami (karena sempet denger kabar burung bahwa yang bisa mendapatkan VoA hanya yang berprofesi sebagai Engineer - sementara Papin dan Eman 'hanya' Graphic Designer). Tiba di Jordan kami merasakan aura yang lebih hangat dan ramah. Saat mengurus VoA pun kami merasa cukup tenang, demonstrasi perut mules tidak dirasakan sampai membayar visa 10 Jordan Dinar (Rp 160 ribuan) per kepala. Lolos!


Mengurus Visa on Arrival (click for geotag/location)

Saat keluar dari gerbang imigrasi, kami sudah janjian dengan teman mahasiswa di Jordan bernama Issromi yang akan menemani kami keluyuran di Jordan. Dengan bahasa arab yang sudah ngelotok dan medhok, beliau berjasa banyak dalam urusan komunikasi dengan masyarakat lokal, terutama dengan taxi bandara. Saat di bandara, harga taxi sudah ditetapkan 20 JD (Rp 300 ribuan) sampai di 2 tujuan (rumah sepupu Eman dan hotel kami). Sampai di tujuan, ternyata sang sopir meminta lebih menjadi 25 JD. Oleh Issromi ditolak. Sempat ngotot-ngototan namun diakhiri senyum dan jabat tangan antara sopir dan Issromi. Kok bisa? Ternyata oleh Issromi, sang sopir diperintahkan membaca "Subhan'Allah" (Allah Maha Suci) dan langsung 'adem' ngga ngotot lagi. Hehehehehe.. (menurut beliau, itu kata-kata kunci kalo udah ngotot-ngototan sama warga setempat).


Selama perjalanan dihiasi pemandangan berbukit dan rerimbunan pohon cemara (click for geotag/location)


Hueee.. sudah lama ngga lihat skubek ala jetmatic, kota Amman banyak ditemui kendaraan roda dua ini (click for geotag/location)

Sebenernya rencana begitu tiba di Jordan, pengennya langsung city tour ke Citadel/Jabal Al-Qal'a (bukit peninggalan romawi), tapi melihat waktu yang sudah menjelang gelap dan kondisi krucils yang sedikit lelah, kami putuskan untuk menundanya sampai besok.


Jalan rayanya didominasi turunan, tanjakan, flyover, underpass dan tunnel menembus bukit (click for geotag/location)

Hari pertama tiba di Jordan, kami isi dengan mencari makan di City Mall yang letaknya tidak berjauhan dengan Mecca Mall (sejauh ini baru ada 2 mall besar di Jordan, sepertinya negara ini belum jor-joran membangun mall). Karena sudah keburu laper, kami putuskan untuk mencari makan yang gampang aja dan cepet. Waaahhhh kaget juga waktu waktu melihat struk pembayaran. Udah lama makan nggak dipajekin di Kuwait, di Jordan ternyata kena pajak. Besarnya kurang lebih 30% dari total harga makanan yang dibayarkan. Issromi pun bercerita bahwa negara ini memang memberlakukan pajak di berbagai sektor. Maklum negara berkembang yang penghasilan utamanya hanya dari sektor pariwisata dan import garam dari Laut Mati (Dead Sea).


Amman downtown (click for geotag/location)

Setelah kenyang, kami mengunjungi pasar Ballad....wuuiiihhhhh baru dateng udah ke pusat oleh-oleh dan souvenir khas Jordan. Soalnya besok-besok pengennya emang fokus ke travelling, jadi cari-cari oleh-olehnya hari pertama aja ;). Untuk yang ingin berkunjung ke Jordan, kami sarankan membeli oleh-oleh di pasar ini, harganya jauh lebih murah daripada membeli pernak-pernik di gift shop, jangan takut untuk menawar karena mereka juga mau ditawar. Penjualnya pun ramah-ramah, apalagi kalo kita bawa anak kecil, mereka mau kasih harga lebih murah lagi (katanya, "for your daughter")....huahahahaha....dasar banci diskon ya, kita mah seneng-seneng aja!


Di depan toko souvenir di daerah Ballad (click for geotag/location)


Seberapa ramah penduduk Jordan? Silakan tengok video ini :D

Sepanjang perjalanan di dalam kota Amman, kami sangat terpukau dengan pemandangan kota yang berbukit-bukit. Cantik sebenernya, cuman sayang agak kurang teratur dan tidak terlalu resik (bersih). Bau asap knalpot yang memenuhi udara juga gak beda jauh dengan kondisi di Jakarta. Pokoknya kondisi dan situasi kotanya reminds us of our home country lah! Cuman bedanya, tingkat kriminalitas di kota ini sangat sangatlah kecil, boleh dikata hampir tidak ada. Jadi memang sangat turis-friendly, orang-orangnya pun ramah dan bersahaja terhadap pendatang (berbeda dengan penduduk asli di Kuwait yang kebanyakan terlihat angkuh).


Pengemis wanita di daerah Ballad (kontras dengan Kuwait yang sangat amat jarang melihat pengemis (click for geotag/location)

Habis berbelanja, kami memutuskan kembali ke hotel untuk beristirahat menyiapkan tenaga untuk city tour keesokan harinya.

Today Expenses :
40 JD : Visa on Arrival (4 orang)
20 JD : taxi bandara ke hotel (atau dari Bandara Queen Alia ke Amman City. Jangan mau digetok lebih dari itu, karena yang bener memang harganya 20 JD)
Untuk informasi mengenai guide - Bapak Issromi dan Ismail, silahkan hubungi kami japri.

Kisaran harga souvenir :
1 JD (Rp 20.000-an) : pernik-pernik kecil seperti bookmark, magnet kulkas, mini sculpture
3 JD - 5 JD (Rp 50.000-an) : kaos Jordan (low quality of design)
5 JD - 10 JD (Rp 200.000-300.000 an) : barang tekstil seperti selendang atau pashmina
1 JD - 5 JD (Rp 20.000-an - Rp 50.000-an) : kalung-kalung, gelang, tasbih
30 JD (Rp 500.000-an) : karpet kecil
Untuk kerajinan perak biasanya pake ditimbang-timbang dulu, baru nanti ditentukan harganya

Our trail of Jordan : http://web.me.com/pinot/ourtrail/jordan.html

More our photos of Jordan : http://www.flickr.com/photos/pinodita/sets/72157609005238744/

Day 1 video coming soon :)

1 comment:

Vania said...

Nice Story.
Dit,
2 jam elo udah pindah negara ya...malah ngelewatin Irak jg.
Lha kita, 2 jam itu cuma Mumbai-Delhi doang. Ini negara emang gede banget.

Dah lama gak liat pengemis?
waduh, bisa shock kalo ke sini Dit. haha..ha..
Ditunggu cerita edisi berikutnya.