Adalah hal yang menarik bagi Papin saat bersinggungan dengan karya kriya budaya tradisional negeri lain. Mata ngga bisa lepas dengan detail karya dan pernik-pernik 'aneh' hasil tangan dari bangsa yang sangat berjauhan dari rumah. Kadang suka tercengang saat menemukan detail kecil yang menunjukkan adanya persamaan dengan karya budaya milik negeri sendiri (Lha iyalah, lha wong budaya Indonesia kan tempat muaranya berbagai budaya bangsa seperti Arab, India dan Cina). Apalagi kalau sudah berurusan dengan handwoven textile, pasti ada corak atau motif yang mirip.
Beberapa hari ini, boss Bader merubah dekorasi ruang kerjanya dengan berbagai perabotan dan pernik bernuansa tradisional. Dia bilang, dia ingin menciptakan atmosfir homy di ruangannya. Papin dkk jadi iseng melihat-lihat seperti layaknya berkunjung di galeri seni atau museum. Mata Papin terpaku pada karya tekstil yang ditempel di dinding. Hehehehe... ngga beda dengan kain tradisional Betawi, malah ada tenun mirip lurik atau songket.
Yang menarik lagi, di sudut terjogrok lemari kayu dengan hiasan keramik dari Iran, mirip dengan lemari yang sering terlihat di rumah-rumah lama di pedesaan Jawa - bedanya, rata-rata hiasan keramiknya didominasi corak Cina.
Kayaknya familiar dengan corak tenunan ini ya?
Keramik Iran dan manik-manik India
Layaknya tour guide, boss Bader dengan bangga bercerita tentang koleksi barang-barang kriya di ruangannya. Dia ingin sekali ke Bali. Katanya, adalah hal yang menarik baginya untuk bisa melihat dan menatap karya seni budaya bangsa lain (terutama Indonesia). Sama dong, boss!
Barang-barang antik lainnya bisa lihat di sini.
No comments:
Post a Comment