Hari ini sejak 8 bulan ngga sekolah, Arwen & Leia kembali bersekolah. Dan yang istimewa, ini hari pertama Neo berkenalan dengan sekolah. Kebetulan mereka satu sekolah dan jaraknya hanya 400-500 meter dari rumah kami.
Walau pertama kalinya sekolah, Neo sangat bersemangat dan tidak ada drama seperti yang terjadi pada kakak-kakaknya dahulu. Mungkin karena sudah melihat kakak-kakaknya duluan sekolah, Neo jadi terinspirasi pengen ikutan.
Jadi teringat ketika Arwen & Leia pertama sekolah di Kuwait. Ini ekspresi tegang Arwen saat pertama kali berangkat sekolah tahun 2009. Sempat menangis ditinggal pergi papin & mamin di kelas.
Dan ini Leia ketika pertama kali ke sekolah tahun 2011, bersama Arwen bareng ke sekolah. Wajahnya juga tegang, tapi jauh lebih bersemangat dan penasaran :D
There's always first time in every thing! And it always exciting!
Tuesday, March 31, 2015
Saturday, March 28, 2015
Sketching People Of New York
Sebagai pendatang baru di kota ini, sudah selayaknya kami harus 'bersilaturahmi' dengan banyak orang. Kami, orang asing, mencoba bergaul dengan sesama stranger - yang tidak kami kenal - dengan cara menggambar mereka.
Radiant adalah waitress di restoran IHOP yang berlokasi di 14th street. Beliau sangat ramah kepada kami, banyak tersenyum (sesuai namanya!) dan mencoba ngobrol dengan krucil. Kami pun memberanikan diri untuk bertanya padanya apakah bersedia kami foto dan gambar wajahnya. Dia pun bersedia dan bersemangat.
"Ooww I look pretty in your picture!"
Olivia bekerja di New York City Bagel & Coffee House, Astoria. Dia awalnya agak ragu-ragu, tapi setelah memandang mamin, Arwen, Leia & Neo, dia merasa kami bukan orang yang pantas dicurigai hahaha!
Setelah menggambar Radiant & Olivia, kok ngga ada cowoknya. Lalu kami pun mencoba ngobrol dengan Christopher di Sugar Couture, Brooklyn. Yang lucu, saat ditunjukkan hasil gambar kami, dia memberi koreksi. "That's not bad. It's just the nose, seems to big. And the left eye need to move a bit." Whoa, gambar gue dikoreksi hahahaha. Keren! Sering dengar orang-orang muda Brooklyn yang bekerja di bidang kreatif tapi nyambi jadi waiter di cafe atau bar. Jangan-jangan Chris ini sebenarnya kerja di advertising atau industri kreatif. Kami pun beberapa kali mencoba mengoreksi sampai dia puas. Bok, berasa punya klien *ngakak*
Si mbak ini bekerja di restoran chinese food samping apartemen tempat kita tinggal di Brooklyn. Seneng kalau lihat kami datang, krucil selalu dikasih fortune cookie gratis. Saat ditanya namanya dia bilang:
"Ting A."
Terus ditulis 'Ting A' dia koreksi "No no. Ti-Ng-A."
Ditulis 'Ti Ng A' dia masih koreksi. Akhirnya kami kasih pensil untuk dia tuliskan namanya.
Ternyata namanya 'Tin A'.
Ngga bisa ngomong 'N' ya mbak.
Habis ini siapa ya? Celingukan siapa lagi yang bisa digambar.
Radiant adalah waitress di restoran IHOP yang berlokasi di 14th street. Beliau sangat ramah kepada kami, banyak tersenyum (sesuai namanya!) dan mencoba ngobrol dengan krucil. Kami pun memberanikan diri untuk bertanya padanya apakah bersedia kami foto dan gambar wajahnya. Dia pun bersedia dan bersemangat.
"Ooww I look pretty in your picture!"
Olivia bekerja di New York City Bagel & Coffee House, Astoria. Dia awalnya agak ragu-ragu, tapi setelah memandang mamin, Arwen, Leia & Neo, dia merasa kami bukan orang yang pantas dicurigai hahaha!
Setelah menggambar Radiant & Olivia, kok ngga ada cowoknya. Lalu kami pun mencoba ngobrol dengan Christopher di Sugar Couture, Brooklyn. Yang lucu, saat ditunjukkan hasil gambar kami, dia memberi koreksi. "That's not bad. It's just the nose, seems to big. And the left eye need to move a bit." Whoa, gambar gue dikoreksi hahahaha. Keren! Sering dengar orang-orang muda Brooklyn yang bekerja di bidang kreatif tapi nyambi jadi waiter di cafe atau bar. Jangan-jangan Chris ini sebenarnya kerja di advertising atau industri kreatif. Kami pun beberapa kali mencoba mengoreksi sampai dia puas. Bok, berasa punya klien *ngakak*
Si mbak ini bekerja di restoran chinese food samping apartemen tempat kita tinggal di Brooklyn. Seneng kalau lihat kami datang, krucil selalu dikasih fortune cookie gratis. Saat ditanya namanya dia bilang:
"Ting A."
Terus ditulis 'Ting A' dia koreksi "No no. Ti-Ng-A."
Ditulis 'Ti Ng A' dia masih koreksi. Akhirnya kami kasih pensil untuk dia tuliskan namanya.
Ternyata namanya 'Tin A'.
Ngga bisa ngomong 'N' ya mbak.
Habis ini siapa ya? Celingukan siapa lagi yang bisa digambar.
Tuesday, March 24, 2015
Pilih-pilih dan Daftar Sekolah (2)
Tahap berikutnya dari pendaftaran sekolah adalah pemeriksaan kesehatan anak-anak. Karena kami tinggal di Astoria, Queens, klinik rujukannya adalah Pediatric Clinic di NY Department of Health and Mental Hygiene di Junction Blvd., Jackson Heights. Klinik anak terletak di lantai 3 gedung ini. Begitu keluar lift langsung disambut staf klinik yang sangat ramah. Sebelum memulai pemeriksaan kami harus mengisi form lagi untuk pembuatan kartu berobat. Setelah mengisi aplikasi dan mendapatkan kartu, kami menunggu giliran pemeriksaan.
Sebelum masuk ke ruang periksa dokter, anak-anak masuk ke ruangan suster untuk diperiksa tingginya, berat badan, tekanan darah, pendengaran dan penglihatannya. Kemudian masuk ruang dokter, anak-anak dicek secara fisik. Mereka disuruh lepas baju untuk dilihat semuanya, apakah struktur tulangnya bermasalah atau tidak, apakah ada penyakit kelamin atau tidak. Setelah itu dokter mengajukan puluhan pertanyaan tentang kesejahteraan anak. Dari urusan cat tembok rumah yang gak boleh sembarangan, naik sepeda musti pake helm dan kneepad, makan musti bergizi, gak boleh banyak minum manis, sampai ke tugas-tugas rumah tangga apa saja yang sudah bisa dilakukan anak-anak.
Lalu dokter juga memeriksa kelengkapan imunisasi. Kalau belum lengkap dan ada yang perlu diulang, anak-anak divaksinasi saat itu juga. Saat itu, Arwen dapat 2 injeksi, Leia 3 dan Neo 3 injeksi. Setelah semuanya beres, anak-anak musti tes darah. Sehabis melalui rangkaian pemeriksaan ini, hasilnya bisa diambil 1 minggu kemudian dan dikembalikan ke sekolah.
Sebelum masuk ke ruang periksa dokter, anak-anak masuk ke ruangan suster untuk diperiksa tingginya, berat badan, tekanan darah, pendengaran dan penglihatannya. Kemudian masuk ruang dokter, anak-anak dicek secara fisik. Mereka disuruh lepas baju untuk dilihat semuanya, apakah struktur tulangnya bermasalah atau tidak, apakah ada penyakit kelamin atau tidak. Setelah itu dokter mengajukan puluhan pertanyaan tentang kesejahteraan anak. Dari urusan cat tembok rumah yang gak boleh sembarangan, naik sepeda musti pake helm dan kneepad, makan musti bergizi, gak boleh banyak minum manis, sampai ke tugas-tugas rumah tangga apa saja yang sudah bisa dilakukan anak-anak.
Lalu dokter juga memeriksa kelengkapan imunisasi. Kalau belum lengkap dan ada yang perlu diulang, anak-anak divaksinasi saat itu juga. Saat itu, Arwen dapat 2 injeksi, Leia 3 dan Neo 3 injeksi. Setelah semuanya beres, anak-anak musti tes darah. Sehabis melalui rangkaian pemeriksaan ini, hasilnya bisa diambil 1 minggu kemudian dan dikembalikan ke sekolah.
Monday, March 23, 2015
Pilih-pilih dan Daftar Sekolah (1)
Setelah urusan pindah-pindahan rumah selesai, PR berikutnya adalah daftar sekolah. Urusan rumah dan sekolah ini sebenernya saling berkaitan. Kalau kita gak tinggal di daerah sekolah tersebut (Public School), kita gak bisa mendaftar di sekolah tersebut.
Cerita dulu dikit yah, soal latar belakang pemilihan sekolah. Jadi pada awalnya yang kita lakukan adalah browsing Public School/PS secara online. Kami kumpulkan semua PS-Elementary School yang punya rating dan reputasi bagus. Ini sudah kami lakukan sejak masih di Kuwait dan Indonesia. Kami mengumpulkan sekolah-sekolah negeri bagus dari seluruh borough yang ada di New York City.
Singkatnya, setelah sampe NYC, kami sudah bisa meraba-raba kira-kira daerah mana yang bakal jadi tempat tinggal nanti. Akhirnya list pilihan sekolah diperkecil dan seleksi lagi sesuai dengan daerah yang ingin kami tinggali. Pilihan kami jatuh pada Brooklyn dan Astoria. Setelah berhitung, menimbang, survey daerah mana yang tenang, lingkungannya family friendly deket dengan fasilitas umum untuk anak-anak, pilihan kami jatuh pada Astoria. Mulai deh bergerilya cari-cari apartemen lewat TRULIA, Naked Apartments, Zillow dan sejenisnya. 3 yang kami sebutkan adalah situs-situs layanan mencari rumah/apartment secara online yang kami rekomendasikan dan biasanya via agen-agen/broker. Broker akan mendapat fee umumnya biaya 1 bulan sewa apartemen kita. Favorit kami adalah TRULIA. Ada aplikasi yang bisa kami download, kemudian kita bisa tau sekolah yang termasuk zone di alamat yang kita tuju. Zoned School artinya sekolah hanya diperuntukkan untuk anak-anak yang berdomisili di daerah yang satu zone dengan sekolah tersebut. Informasi zone dan distrik ini sangat mudah dicari secara online. Setelah mengantongi informasi tentang zone dan distrik, mulailah kami mencari rumah.
Saat mencari rumah, hampir semua daerah-daerah dan alamat yang zoned ke sekolah incaran kami, PS 122 Mamie Fay, kami hubungi. Sampai-sampai inbox e-mail Papin dan Mamin penuh dengan e-mail-e-mail balasan dari broker. Ada yang responsnya cepat, ada yang tidak menjawab, ada yang ternyata rumahnya udah laku/sudah disewa tapi masih dipasang online, dll.
Mungkin memang rejeki anak-anak, kami menemukan apartemen yang hanya berjarak 5 menit dari sekolah incaran. Begitu urusan surat-surat apartemen selesai, kami langsung datang ke sekolah dengan membawa bukti-bukti yang diminta sekolah : bukti alamat rumah (yang ternyata ditolak karena kata pihak sekolah surat kontrak macam itu sudah banyak yang mendownload dari internet dan digunakan untuk manipulasi alamat), tagihan listrik/gas dari ConEd (walopun belum ada tagihannya, tapi untung kami sudah mendaftar rekening online, jadi terlihat bahwa kami memang tinggal di apartemen itu) dan slip gaji Papin yang beralamatkan di tempat kami. Surat-surat standar lain yang kami siapkan adalah fotokopi paspor, akte kelahiran, bukti kelengkapan imunisasi dan surat transfer dari sekolah lama.
Saat datang ke sekolah, kami harus meninggalkan identitas di meja satpam dan mencatat alamat tinggal. Kemudian kami langsung menuju kantor administrasi sekolah. Di kantor, kami disambut dengan sangat ramah dan dengan sabar petugas admin membantu dan melayani kami. Lalu kami diberi segepok form yang musti diisi untuk masing-masing anak. Form -form ini kami bawa pulang dan diisi di rumah. Isinya mulai dari data pribadi anak dan keluarga, data penghasilan kepala keluarga (ini akan digunakan untuk memutuskan apakah si anak akan dapat free lunch atau bayar setengah atau bayar full setiap bulannya), data-data kesehatan dan data asuransi.
Keesokan harinya kami datang lagi ke sekolah untuk mengembalikan form-form tersebut. Setelah selesai, kami diberi form kesehatan yang harus diisi oleh Departemen Kesehatan. Yang artinya, anak-anak harus dicek secara fisik dan mental di klinik-klinik anak yang sudah ditunjuk oleh Dept. Kesehatan. Dan di klinik ini pula anak-anak akan dilengkapi imunisasinya jika ada yang belum didapat atau musti diulang.
Cerita soal pemeriksaan kesehatan, akan kami post di postingan berikutnya.
Cerita dulu dikit yah, soal latar belakang pemilihan sekolah. Jadi pada awalnya yang kita lakukan adalah browsing Public School/PS secara online. Kami kumpulkan semua PS-Elementary School yang punya rating dan reputasi bagus. Ini sudah kami lakukan sejak masih di Kuwait dan Indonesia. Kami mengumpulkan sekolah-sekolah negeri bagus dari seluruh borough yang ada di New York City.
Singkatnya, setelah sampe NYC, kami sudah bisa meraba-raba kira-kira daerah mana yang bakal jadi tempat tinggal nanti. Akhirnya list pilihan sekolah diperkecil dan seleksi lagi sesuai dengan daerah yang ingin kami tinggali. Pilihan kami jatuh pada Brooklyn dan Astoria. Setelah berhitung, menimbang, survey daerah mana yang tenang, lingkungannya family friendly deket dengan fasilitas umum untuk anak-anak, pilihan kami jatuh pada Astoria. Mulai deh bergerilya cari-cari apartemen lewat TRULIA, Naked Apartments, Zillow dan sejenisnya. 3 yang kami sebutkan adalah situs-situs layanan mencari rumah/apartment secara online yang kami rekomendasikan dan biasanya via agen-agen/broker. Broker akan mendapat fee umumnya biaya 1 bulan sewa apartemen kita. Favorit kami adalah TRULIA. Ada aplikasi yang bisa kami download, kemudian kita bisa tau sekolah yang termasuk zone di alamat yang kita tuju. Zoned School artinya sekolah hanya diperuntukkan untuk anak-anak yang berdomisili di daerah yang satu zone dengan sekolah tersebut. Informasi zone dan distrik ini sangat mudah dicari secara online. Setelah mengantongi informasi tentang zone dan distrik, mulailah kami mencari rumah.
Saat mencari rumah, hampir semua daerah-daerah dan alamat yang zoned ke sekolah incaran kami, PS 122 Mamie Fay, kami hubungi. Sampai-sampai inbox e-mail Papin dan Mamin penuh dengan e-mail-e-mail balasan dari broker. Ada yang responsnya cepat, ada yang tidak menjawab, ada yang ternyata rumahnya udah laku/sudah disewa tapi masih dipasang online, dll.
Mungkin memang rejeki anak-anak, kami menemukan apartemen yang hanya berjarak 5 menit dari sekolah incaran. Begitu urusan surat-surat apartemen selesai, kami langsung datang ke sekolah dengan membawa bukti-bukti yang diminta sekolah : bukti alamat rumah (yang ternyata ditolak karena kata pihak sekolah surat kontrak macam itu sudah banyak yang mendownload dari internet dan digunakan untuk manipulasi alamat), tagihan listrik/gas dari ConEd (walopun belum ada tagihannya, tapi untung kami sudah mendaftar rekening online, jadi terlihat bahwa kami memang tinggal di apartemen itu) dan slip gaji Papin yang beralamatkan di tempat kami. Surat-surat standar lain yang kami siapkan adalah fotokopi paspor, akte kelahiran, bukti kelengkapan imunisasi dan surat transfer dari sekolah lama.
Saat datang ke sekolah, kami harus meninggalkan identitas di meja satpam dan mencatat alamat tinggal. Kemudian kami langsung menuju kantor administrasi sekolah. Di kantor, kami disambut dengan sangat ramah dan dengan sabar petugas admin membantu dan melayani kami. Lalu kami diberi segepok form yang musti diisi untuk masing-masing anak. Form -form ini kami bawa pulang dan diisi di rumah. Isinya mulai dari data pribadi anak dan keluarga, data penghasilan kepala keluarga (ini akan digunakan untuk memutuskan apakah si anak akan dapat free lunch atau bayar setengah atau bayar full setiap bulannya), data-data kesehatan dan data asuransi.
Keesokan harinya kami datang lagi ke sekolah untuk mengembalikan form-form tersebut. Setelah selesai, kami diberi form kesehatan yang harus diisi oleh Departemen Kesehatan. Yang artinya, anak-anak harus dicek secara fisik dan mental di klinik-klinik anak yang sudah ditunjuk oleh Dept. Kesehatan. Dan di klinik ini pula anak-anak akan dilengkapi imunisasinya jika ada yang belum didapat atau musti diulang.
Cerita soal pemeriksaan kesehatan, akan kami post di postingan berikutnya.
Sunday, March 22, 2015
Hari Kedua Musim Semi
Setelah kemarin turun salju dengan lebatnya, hari ini matahari bersinar mencairkan salju-salju. Finally!
Sunshine. Melting ice. Falling snow from the tree. Today is officially spring (music: Binary 2 by Freeplay Music) pic.twitter.com/ChJoN7yEYZ
— Pinot (@pinot) March 21, 2015
Saturday, March 21, 2015
Mari Pindahan Bersama Pak James
Setelah beberapa hari menyicil barang pindahan ke rumah baru di Astoria, hari ini kami janjian dengan Pak James yang memiliki jasa transportasi.
Lumayan, 8 koper plus pernak pernik bisa sekali angkut dengan minivan.
Pak James ini sudah di New York dari awal 2000an dengan visa pelajar dan berlanjut hingga kini. Beliau menyediakan jasa moving, transportasi dari IKEA atau Home Depot, penjemputan pengantaran ke bandara hingga jasa tur kota New York selama 10 jam dengan tarif US$300.
Friday, March 20, 2015
Hari Pertama Musim Semi
Thursday, March 19, 2015
Mulai Pindah Ke Astoria
Setelah serah terima kunci, akhirnya kami mulai kukut-kukut barang-barang dari Brooklyn ke Queens dengan menggunakan subway L ke N.
Sesekali mampir dulu sambil beli hot choco atau kopi.
Besoknya lanjut lagi dengan koper-koper yang lebih gede.
Aktivitas mendorong troli kecil begini mengingatkan kami pada saat di Kuwait, pindahan dari tempat lama ke baru yang berjarak beberapa blok.
Thursday, March 12, 2015
Krucil Mengisi Suara Trailer Avengers : Age of Ultron
Saat di Mashable HQ Jum'at malam, krucil digiring produser Mashable untuk mengisi suara untuk trailer Avengers yang baru: Age of Ultron. Neo kebagian mengisi suara untuk Ultron dan Nick Fury, Leia mengisi suara untuk Black Widow dan Captain America sementara Arwen untuk Tony Stark dan Thor.
Ini behind the scene saat mereka mengisi suara di studio Mashable.
Behind the scene: kids doing lip dub for Avengers : Age of Ultron trailer pic.twitter.com/CzYbROa2V4
— Pinot (@pinot) March 11, 2015
Link Mashable.
Tuesday, March 10, 2015
Berkunjung ke Grand Central Terminal.
Kami lagi sering membaca-baca Fun Fact List About New York City, tempat-tempat di kota ini yang memiliki hal menarik tersembunyi dan tidak banyak orang yang tahu. Grand Central Terminal adalah salah satunya, memiliki banyak hal menarik dan bersejarah. Grand Central Terminal ini sudah direstorasi dan dicat ulang, terutama bagian langit-langitnya yang sebelumnya kusam dan jorok terkena asap rokok pengunjung stasiun. Tim restorasi menyisakan satu bata yang dibiarkan apa adanya untuk menggambarkan betapa kotornya langit-langit Grand Central sebelum dibersihkan (sumber).
Arwen "Look look! The nicotine & tar brick!" menunjuk ke kaki rasi bintang Cancer (langit-langit stasiun ini dihiasi gambar rasi bintang) tepat di ujung.
Sekalian bikin video klip, pakai teknik timelapse buat menggambarkan betapa sibukanya tempat ini, tempat lalu lalang orang dari berbagai penjuru ke segala jurusan.
Arwen "Look look! The nicotine & tar brick!" menunjuk ke kaki rasi bintang Cancer (langit-langit stasiun ini dihiasi gambar rasi bintang) tepat di ujung.
Sekalian bikin video klip, pakai teknik timelapse buat menggambarkan betapa sibukanya tempat ini, tempat lalu lalang orang dari berbagai penjuru ke segala jurusan.
Grand Central terminal. Some moving fast, some standing still. (music: Et si c'etait la fin by Pat Metheny Group) pic.twitter.com/ksy0ik5yxH
— Pinot (@pinot) March 9, 2015
Wednesday, March 04, 2015
Facebook Page
We're just opened a Facebook page: Neverland Journey in Drawing Pad. Gathering all our drawing in our journey from Jakarta, Kuwait, London and New York City, with pen, pencils, sketches, watercolor paintings, by Papin, Mamin, Arwen, Leia & Neo.
Here's the link.
And we're truly appreciate the LIKES :)
Here's the link.
And we're truly appreciate the LIKES :)
Subscribe to:
Posts (Atom)