“Mampir ya ke blognya Rai!”“Kalau mau tau tampang anakku, liat aja di website kami.”“Nanti foto keluarganya kita kirim aja ya lewat e-mail.”Anda pasti sudah tak asing lagi dengan kalimat-kalimat di atas. Kemajuan teknologi memang telah sangat membantu kita, dalam urusan pendokumentasian dan publikasi.
Suatu ketika, saat berkunjung ke rumah orangtua. Saya tersenyum-senyum sendiri, melihat onggokan album foto yang sudah berdebu. Saya buka satu persatu, menikmati kembali perjalanan masa kecil, yang diabadikan oleh orangtua saya, sambil sesekali bertanya pada Ibu tentang kisah-kisah dari foto-foto yang diambil. Beberapa foto terlihat sudah lepas dari rekatan di album. Ada juga foto yang sudah hilang. Tampak pula yang pinggirnya sudah keriting dan kuning-kuning, mungkin pernah terkena air. Belum lagi debu-debu yang membuat saya harus menggosok-gosok hidung berulang kali. Yah…kenangan masa kecil saya dalam sebuah album berdebu di pojok ruangan.
Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi berkembang pula dengan pesat. Dulu Ayah saya harus menunggu paling tidak dua hari, untuk bisa menikmati hasil fotonya. Sekarang, dengan adanya teknologi kamera digital, foto-foto yang saya ambil beberapa menit yang lalu, sudah dapat saya nikmati di layar komputer beberapa detik kemudian. Alternatif penyimpanannya pun cukup banyak. Bisa saya taruh di folder khusus foto-foto keluarga, saya simpan di dalam CD (compact disc) atau dalam album foto digital, atau bahkan album foto digital yang on-line dan bisa diakses orang banyak. Yang terakhir ini tentunya perlu teknologi internet.
Bicara soal internet, tentunya berbicara juga soal interaksi tanpa batas di dunia maya. Contohnya, ketika orangtua saya ingin sekali melihat foto-foto cucu mereka yang terbaru. Karena kendala jarak dan waktu, saya tinggal menyalakan koneksi ke internet, sebentar klik sana klik sini, kemudian tekan tombol “send”……..taaaarrrraaaaaaa!!! beberapa menit kemudian, orangtua saya sudah bisa menikmati foto-foto terbaru cucu mereka yang lucu. Jika ingin memajangnya dalam sebuah pigura foto, mereka tinggal membawa file yang telah saya kirim, ke tempat pemrosesan foto digital.
Tren lain dari teknologi internet, yang berkembang di kalangan keluarga muda sekarang adalah membuat website atau blog sebagai pusat dokumentasi, catatan harian atau jurnal kehidupan keluarga mereka. Berbeda dengan proses pembuatan website yang lebih rumit dan harus sedikit merogoh kocek, sekarang ada alternatif lain, yaitu dengan menggunakan blog yang sifatnya gratis, tanpa dikenakan biaya macam-macam. Tinggal kunjungi saja situs-situs blogger. Ikuti instruksi di dalamnya. Anda pun akan segera memiliki jurnal harian on-line, yang bisa diakses banyak orang. Saya rasa semua orang yang punya akses ke internet, bisa dengan mudah memanfaatkan teknologi ini.
Kalau dulu foto-foto dan kisah-kisah keluarga saya hanya bisa dinikmati kalangan terbatas, dengan adanya fasilitas website dan blog, orang-orang di belahan dunia lain yang tidak saya kenalpun dapat melihat isi blog milik saya. Mereka dapat melihat foto-foto keluarga kami. Orangtua dan teman-teman saya, juga tak akan ketinggalan jurnal harian perkembangan anak saya. Semuanya bisa mereka ikuti dari blog yang kami buat.
Selain memiliki fungsi dokumentasi, pembuatan blog atau website juga mempunyai fungsi publikasi. Saya menyebutnya sebagai “semi reality show.” Bagaimana tidak, sebagian sisi kehidupan pribadi saya dapat dilihat dan diketahui orang lain, melalui jurnal-jurnal yang saya tulis dan foto-foto yang saya letakkan di sana.
20 tahun lagi, mungkin anak saya, tak perlu lagi menggosok-gosok hidungnya yang gatal terkena debu, akibat membuka-buka album foto kenangan lama. Semua perjalanan dan perkembangan dalam hidupnya, berikut foto-fotonya, tersimpan dan terdokumentasikan dengan baik dalam format digital, dan juga terpublikasikan ke seluruh penjuru dunia. Semuanya menjadi mungkin, karena perkembangan teknologi yang makin pesat di jaman sekarang ini.(Dita)