Our previous journey: Kuwait

Tuesday, February 15, 2005

Tren Fesyen dan Musik yang Tak Terpisahkan

Suatu sore sambil menyeruput segelas mocha latte, saya ngobrol santai dengan seorang teman mengenai proses perkembangan musik dari berbagai era. Mulai dari tahun ‘60-an, ‘70-an, ‘80-an, ‘90-an sampai sekarang. Bicara musik tanpa bicara tren berpakaian pada setiap masa rasanya tak lengkap. Karena mau tak mau pembicaraan nyerempet-nyerempet ke soal gaya hidup, yang ujung-ujungnya pasti nyangkut juga ke soal fesyen.

Dari pembicaraan tersebut, saya melihat adanya keterkaitan antara perkembangan musik dengan gaya berpakaian di setiap era. Tahun ’60-an ditandai dengan dandanan yang serba klimis, berjas rapi dan bersepatu kulit. Bertolak belakang dengan ciri khas musiknya, yang sudah mulai bereksperimen dengan berbagai aransemen, menggunakan variasi chord gitar dan ketukan drum dalam satu lagu, sebagai sebuah penyempurnaan dari era Elvis sebelumnya. Masa ini dipelopori oleh The Beatles, salah satunya. Yang menarik, gaya berbusana pada saat itu sebenarnya masih belum berani lepas dari masa sebelumnya. Tampaknya mereka ingin menunjukkan kesan, walaupun musik mereka berontak dari pakem, tapi penampilan tetap bersih, rapi dan alim.

Tahun ‘70-an sampai ‘80-an adalah jaman pemberontakan dan pendewasaan pemberontakan. Eksperimennya bukan cuma di partitur musik tapi juga alat musik yang digunakan. Gaya hidupnya cenderung liar dan berantakan, menggambarkan pemberontakan total dengan eksisnya paham seks bebas, kokain, narkotik, cinta, dan perdamaian. Flower generation adalah bagian dari wujud pemberontakan tersebut. Mode busananya pun menggambarkan kebebasan dengan mengadopsi gaya hippies yang anti kemapanan. Serba longgar dengan motif-motif berani dan aksesoris kalung-kalung panjang adalah ciri khas era ‘70-an sampai awal ‘80. Kesan ‘anak manis’ sudah ditinggalkan.

Era ’80 sampai ’90 adalah masa pendewasaan total. Pencarian tentang gaya musik sudah lebih tenang dan tidak menggebu-gebu. Masing-masing musisi mulai mencari alirannya sendiri. Ada heavy metal, R&B, rap, hip hop dan alternatif. Gaya berpakaian mulai variatif sesuai dengan aliran musik. Tidak terikat pada pakem tertentu dan berani berekspresi melalui cara berpakaian.

Dari kenyataan itu dapat saya lihat, bahwa betapa inspiratifnya dunia musik bagi para pencipta tren fesyen dunia. Musik bukan hanya sekedar sebagai pengiring para peragawati berlenggak-lenggok di atas catwalk. Ide-
ide segar terus mengalir seiring dengan berkembangnya industri musik dunia. Musik dan fesyen memang tidak bisa dilepaskan.(Dita)

No comments: