Our previous journey: Kuwait

Tuesday, November 18, 2008

Jordan Magical Mystery Tour : Day 1 (Video)



4 November 2008
Suasana pemandangan perjalanan dari bandara ke hotel dan dari hotel ke downtown kota Amman.

Sunday, November 16, 2008

Jordan Magical Mystery Tour : Day 1

by : Pinot & Dita

Bandara. Entah kenapa ngga pernah nyaman dengan tempat ini. Isinya penuh dengan keribetan, pemeriksaan, birokratis, administratif, sanksi, aturan, do & don't, petugas, etc etc etc. Hehehehe..
Berangkat seorang diri saja sudah mules bawa'annya, apalagi ini bawa keluarga sekampung (Papin, Mamin, Arwen, Leia dan Eman). Walau sudah percaya diri bahwa passport Indonesia bisa VoA (Visa-on-Arrival) di Jordan, tetap saja tiba-tiba perut mules saat petugas check in Jazeera Airways mempertanyakan berkas visa kami. Wajah sih tetep cool (dan suhu memang cool 19˚C), tapi tetap berkeringat karena nahan mules.

Alhamdulillah, semua lancar dan kami pun naik pesawat hengkang ke Jordan. Perjalanan memakan waktu 2 jam dengan pemandangan gurun Arab Saudi. Menjelang bandara internasional Queen Alia Jordan, pemandangan sedikit berbeda dengan dihiasi perbukitan berbatu dan cukup banyak pepohonan hijau di permukaannya.


Terbang di atas Kingdom of Saudi Arabia

Bandara lagi. Tapi entah mengapa rasa mules itu tidak terlalu terasa saat tiba di bandara internasional Jordan ini. Padahal kami masih harus gambling tentang urusan VoA passport kami (karena sempet denger kabar burung bahwa yang bisa mendapatkan VoA hanya yang berprofesi sebagai Engineer - sementara Papin dan Eman 'hanya' Graphic Designer). Tiba di Jordan kami merasakan aura yang lebih hangat dan ramah. Saat mengurus VoA pun kami merasa cukup tenang, demonstrasi perut mules tidak dirasakan sampai membayar visa 10 Jordan Dinar (Rp 160 ribuan) per kepala. Lolos!


Mengurus Visa on Arrival (click for geotag/location)

Saat keluar dari gerbang imigrasi, kami sudah janjian dengan teman mahasiswa di Jordan bernama Issromi yang akan menemani kami keluyuran di Jordan. Dengan bahasa arab yang sudah ngelotok dan medhok, beliau berjasa banyak dalam urusan komunikasi dengan masyarakat lokal, terutama dengan taxi bandara. Saat di bandara, harga taxi sudah ditetapkan 20 JD (Rp 300 ribuan) sampai di 2 tujuan (rumah sepupu Eman dan hotel kami). Sampai di tujuan, ternyata sang sopir meminta lebih menjadi 25 JD. Oleh Issromi ditolak. Sempat ngotot-ngototan namun diakhiri senyum dan jabat tangan antara sopir dan Issromi. Kok bisa? Ternyata oleh Issromi, sang sopir diperintahkan membaca "Subhan'Allah" (Allah Maha Suci) dan langsung 'adem' ngga ngotot lagi. Hehehehehe.. (menurut beliau, itu kata-kata kunci kalo udah ngotot-ngototan sama warga setempat).


Selama perjalanan dihiasi pemandangan berbukit dan rerimbunan pohon cemara (click for geotag/location)


Hueee.. sudah lama ngga lihat skubek ala jetmatic, kota Amman banyak ditemui kendaraan roda dua ini (click for geotag/location)

Sebenernya rencana begitu tiba di Jordan, pengennya langsung city tour ke Citadel/Jabal Al-Qal'a (bukit peninggalan romawi), tapi melihat waktu yang sudah menjelang gelap dan kondisi krucils yang sedikit lelah, kami putuskan untuk menundanya sampai besok.


Jalan rayanya didominasi turunan, tanjakan, flyover, underpass dan tunnel menembus bukit (click for geotag/location)

Hari pertama tiba di Jordan, kami isi dengan mencari makan di City Mall yang letaknya tidak berjauhan dengan Mecca Mall (sejauh ini baru ada 2 mall besar di Jordan, sepertinya negara ini belum jor-joran membangun mall). Karena sudah keburu laper, kami putuskan untuk mencari makan yang gampang aja dan cepet. Waaahhhh kaget juga waktu waktu melihat struk pembayaran. Udah lama makan nggak dipajekin di Kuwait, di Jordan ternyata kena pajak. Besarnya kurang lebih 30% dari total harga makanan yang dibayarkan. Issromi pun bercerita bahwa negara ini memang memberlakukan pajak di berbagai sektor. Maklum negara berkembang yang penghasilan utamanya hanya dari sektor pariwisata dan import garam dari Laut Mati (Dead Sea).


Amman downtown (click for geotag/location)

Setelah kenyang, kami mengunjungi pasar Ballad....wuuiiihhhhh baru dateng udah ke pusat oleh-oleh dan souvenir khas Jordan. Soalnya besok-besok pengennya emang fokus ke travelling, jadi cari-cari oleh-olehnya hari pertama aja ;). Untuk yang ingin berkunjung ke Jordan, kami sarankan membeli oleh-oleh di pasar ini, harganya jauh lebih murah daripada membeli pernak-pernik di gift shop, jangan takut untuk menawar karena mereka juga mau ditawar. Penjualnya pun ramah-ramah, apalagi kalo kita bawa anak kecil, mereka mau kasih harga lebih murah lagi (katanya, "for your daughter")....huahahahaha....dasar banci diskon ya, kita mah seneng-seneng aja!


Di depan toko souvenir di daerah Ballad (click for geotag/location)


Seberapa ramah penduduk Jordan? Silakan tengok video ini :D

Sepanjang perjalanan di dalam kota Amman, kami sangat terpukau dengan pemandangan kota yang berbukit-bukit. Cantik sebenernya, cuman sayang agak kurang teratur dan tidak terlalu resik (bersih). Bau asap knalpot yang memenuhi udara juga gak beda jauh dengan kondisi di Jakarta. Pokoknya kondisi dan situasi kotanya reminds us of our home country lah! Cuman bedanya, tingkat kriminalitas di kota ini sangat sangatlah kecil, boleh dikata hampir tidak ada. Jadi memang sangat turis-friendly, orang-orangnya pun ramah dan bersahaja terhadap pendatang (berbeda dengan penduduk asli di Kuwait yang kebanyakan terlihat angkuh).


Pengemis wanita di daerah Ballad (kontras dengan Kuwait yang sangat amat jarang melihat pengemis (click for geotag/location)

Habis berbelanja, kami memutuskan kembali ke hotel untuk beristirahat menyiapkan tenaga untuk city tour keesokan harinya.

Today Expenses :
40 JD : Visa on Arrival (4 orang)
20 JD : taxi bandara ke hotel (atau dari Bandara Queen Alia ke Amman City. Jangan mau digetok lebih dari itu, karena yang bener memang harganya 20 JD)
Untuk informasi mengenai guide - Bapak Issromi dan Ismail, silahkan hubungi kami japri.

Kisaran harga souvenir :
1 JD (Rp 20.000-an) : pernik-pernik kecil seperti bookmark, magnet kulkas, mini sculpture
3 JD - 5 JD (Rp 50.000-an) : kaos Jordan (low quality of design)
5 JD - 10 JD (Rp 200.000-300.000 an) : barang tekstil seperti selendang atau pashmina
1 JD - 5 JD (Rp 20.000-an - Rp 50.000-an) : kalung-kalung, gelang, tasbih
30 JD (Rp 500.000-an) : karpet kecil
Untuk kerajinan perak biasanya pake ditimbang-timbang dulu, baru nanti ditentukan harganya

Our trail of Jordan : http://web.me.com/pinot/ourtrail/jordan.html

More our photos of Jordan : http://www.flickr.com/photos/pinodita/sets/72157609005238744/

Day 1 video coming soon :)

Wednesday, November 12, 2008

Jordan Magical Mystery Tour : Preparation

by : Pinot & Dita

Traveling with toddlers. Ini yang rada membuat kami ragu untuk melakukan perjalanan liburan, apalagi ke tempat yang asing dan jauh dari kampung halaman. Berbekal info dari teman-teman -- termasuk pasutri Rani dan Indi (thanks guys) -- kami pun 'nekat' bepergian liburan. Daerah yang akan kami uji coba tidak jauh-jauh dari Kuwait dan Timur Tengah. Pilihan jatuh ke Jordan dengan berbagai alasan :

  • Jordan adalah negara wisata, yang berarti segala environment negerinya sudah siap dikunjungi orang asing (hassle-free)
  • Dekat dari Kuwait, hanya 2 jam perjalanan pesawat dengan tiket sangat murah 20 KD (Rp 700.000-an) per orang bolak balik (catatan : harga tiket promosi tax free)
  • Visa on Arrival untuk passport Indonesia
  • Berbekal info keluarga mas Ardi dan mbak Susi yang sudah duluan kabur ke Jordan
  • Eman -- rekan kerja sekantor -- punya sepupu di sana, sekedar untuk berjaga-jaga jika ada situasi darurat

Kami pikir, worth the shot! 2 toddlers kami pun sudah 'disiapkan' untuk bepergian jauh, terutama Arwen. Segala gambar dan foto tentang Jordan -- terutama Petra -- kami tunjukkan berulang-ulang kepada Arwen.
"Kita mau jalan-jalan berpetualang, Wen. Naik pesawat!"
"Berpetualang seperti Dora (the Explorer) dan Diego dong ya?"
Saking gencarnya pembekalan, Arwen sampai berkali-kali bilang ke teman-teman di apartemen "Arwen mau ke Jordan!"

2 minggu sebelum berangkat, segala pernak pernik disiapkan. Kami mencoba beli tiket online, kebetulan Jazeera Airways (semacam AirAsia-nya Timur Tengah) sedang ada promo tanpa tax & fuel. Biaya per orang 20 KD (Rp 700.000-an) two ways. Setelah memesan tiket pesawat, kami memesan hotel dengan membeli voucher di Dawliyah Centre (pusat travel agent dan voucher hotel), Kuwait City (lokasinya terletak di belakang kantor Kuwait Airways), konon membeli voucher hotel lebih ekonomis jatuhnya dibandingkan kita check in langsung di hotel. Di sini kita pun bisa memilih rate hotel yang sesuai dengan kantong kita. Berhubung kita bukan tipikal yang seneng dengan liburan fancy, maka yang kami cari cukup hotel berbintang 3 dengan kondisi yang bersih dan nyaman buat anak-anak (pengennya sih sebenernya backpacker-an, cuman berhubung bawa toddlers jadi semi backpacker aja deh). Untuk musim yang tidak terlalu ramai, hotel bintang 3 rata-rata dikenai rate 20 KD per malam (setara dengan Rp 600.000,-). Untuk hotel bintang 5 dikenai rate 25-40 KD per malam (ternyata kalo lagi peak season, rate bintang 5 bisa mencapai 3-5 kali rate standart).

Berhubung akan membawa 2 'tamu agung' yang pastinya gampang capek untuk jalan jauh, sempat terpikirkan untuk membeli stroller lagi (kami cuma punya satu stroller). Tapi akhirnya diputuskan untuk membeli 'gendongan' untuk membawa Leia (yang paling enteng), karena lebih fleksibel. Kebetulan di sebuah toko olah raga di Avenue Mall dijual gendongan (carrier) merk Lafuma. Sengaja dipilih yang bermerk, takut nanti Papin malah ngga enak nggendong Leia, hasilnya malah pegel-pegel :).


Lafuma Walkid Child Carrier

Untuk keperluan navigasi, kami meremajakan GPS device tua kami (Garmin eTrex Summit) dengan Garmin Oregon 200. Dengan GPS ini, kami bisa menyimpan peta dengan mudah.
Sayangnya, belum ada peta resmi untuk Jordan. Sehingga kami harus ngubek-ngubek google untuk mencari & mengumpulkan peta, tracks dan waypoints milik orang.



Peta Jordan untuk GPS bisa didownload di sini : http://mapcenter2.cgpsmapper.com/mapview.php?id=1013

Untuk keperluan dokumentasi, kami membekali diri dengan sebuah kamera DSLR, 1 kamera saku digital, 1 kamera video dan kamera iPhone untuk instant mobile upload :)

Sekedar tips untuk bepergian jarak jauh dengan toddler :
  • Relaks. Bener deh, kita harus relaks, gak usah panik dan buru-buru. Kalo kitanya santai, Insha Allah mereka juga relaks.
  • Simplify your life, gak usah apa-apa dibikin repot.
  • Kemudian juga, jangan memaksakan untuk meneruskan perjalanan jika krucil sudah letih dan bosan. Karenanya, jadwal perjalanan harus dibuat fleksibel.
  • Hotel juga sudah dipilih & dibooking sebelumnya, menghindari ngider-ngider cari hotel on-the-spot.
Reference :
- http://www.jordanjubilee.com/
- http://nabataea.net/ssiq.html
- http://www.hat.net/album/middle_east/003_jordan/
- http://www.panoramas.dk/fullscreen2/full24.html